Lanjutan Tabel 9
No Waktu
Tempat Acara
Penyelenggara Peserta
10 30 Des 2009
Aula TNMB Workshop Program Pengurangan
Emisi dari Deforestrasi dan Degradasi Hutan
Balai TNMB dan Puslit Sosek dan
Kebijakan Kehutanan Balitbang Kehutanan
KAIL, Latin Bogor, GNKL, OPR, PSL dan
Lemlit Unej, Pemkab Jember Banyuwangi,
Balai TNMB, dan Puslit Sosek dan Kebijakan
Kehutanan Balitbang Kehutanan
11 Aula FMIPA
UNEJ Diskusi Interaktif: Tambang dalam
Kawasan Konservasi dan Lindung
BEM FMIPA UNEJ BEM UNEJ, LSM-L,
OPA UNEJ
12 12-13 Maret 10
Kantor TNMB Ambulu
Diskusi dan Konsultasi stakeholders dalam pemberdayaan
masyarakat dan pelestarian keanekaragamab hayati TNMB
Latin Bogor Latin, KAIL, GNKL, NU,
ELPAMAS, Pers, KomunitasUstadzGuru
sekitar TNMB
13 19 Maret 10
Masjid Pace Musyauwarah mengatasi tambang
ilegal yang dipelihara dan dibiarkan oleh Polisi dan Pemkab
Jember
PCNU Jember HAMIM, YPSM, GNKL,
FKPMM, MWCNU, Tokoh masy Silo, PMII,
FORKOMPAC, PCNU, SERBUK, SKeTSA
3. 6 Penentuan Sampel
Dalam penelitian naturalistik kualitatif, spesifikasi yang homogen menjadi sub unit yang lebih kecil dengan karakteristik lebih spesifik dipandang
lebih membantu untuk bertolak dari hal yang lebih kontekstual. Berbeda dengan konsep positivistik kuantitatif yang bertolak dari konsep asumsi homogenitas
atau populasi berdistribusi normal, penelitian kua litatif bertolak dari asumsi bahwa konteks akan lebih mendekatkan kepada karakteristik idiographik bukan
nomothetik Muhajir 1990. Agar tidak terjadi homogenitas data, maka pengambilan sampel dalam penelitian kualitatif pada umumnya adalah dengan
cara purposive sampling Muhadjir 1990; Rice Ezzy 2000 Patton 1980 dalam Muhajir 1990 menyatakan bahwa dalam
pengambilan sampel dapat dilakukan dalam enam tipe, yang lebih berharga daripada pengambilan sampel secara acak, yakni;
1. Sampel ekstrim atau kasus yang menyimpang untuk mendapatkan informasi kasus ekstrim;
2. Sampel kasus tipikal, untuk menghindari penolakan informasi yang memang khusus; 3. Sampel yang memberikan keragaman maksimal, untuk merekam keragaman yang
unik; 4. Sampel pada kasus-kasus ekstrim, untuk memperoleh informasi aplikasi maksimum
pada kasus lain, karena jika pada kasus yang ekstrim dapat berlaku, tentunya kasus kurang ekstrim akan dapat juga digunakan;
5. Sampel untuk kasus-kasus sensitif, untuk menarik perhatian pada studi tersebut; 6. Sampel yang memudahkan, untuk menghemat uang, waktu atau kegiatan penelitian itu
sendiri.