investasi atau tahun kembali modal payback method, PBP selama 6,16 tahun; Nisbah biaya dan manfaat Net BC Ratio sebesar 1,03. Pada kondisi tersebut secara
analisis finansial usaha industri dendeng kering sudah tidak layak. Validasi kapasitas produksi agroindustri hasil produk olahan sapi potong
dendeng kering berdasarkan wawancara dengan pengusaha dendeng sapi di Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh Bukittinggi dan Kecamatan Baso Kabupaten Agam
dengan Kelompok Bina Maju dan Usaha Pengolahan Daging dan Sapi Jorong Koto Tangah IV Nagari Pandan Kecamatan Tilatang Kamang, Kabupaten Agam 2007,
bahwa selama ini usaha mereka tetap berjalan dengan produksi dendeng kering sebesar 25 kg sampai 50 kg per minggu. Penilaian evaluasi model KBMS dilakukan
oleh drh. Erinaldi dari Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat bahwa tingkat kelayakan produk agroindustri sapi potong dendeng kering tersebut dinilai tinggi,
sehingga layak untuk dikembangkan.
7.5. Evaluasi Model Perencanaan Pengembangan Agroindustri Sapi Potong
Evaluasi model perencanaan dilakukan dengan menggunakan metoda Fuzzy dengan kaidah IF THEN Rule di dalam sistem manajemen basis pengetahuan
knowledge base management system, KBMS. KBMS merupakan akuisisi pendapat pakar ke dalam sistem pakar. Penilaian pakar merupakan acuan dalam model
evaluasi dari model perencanaan yang telah dihasilkan. Hasil keputusan evaluasi merupakan keputusan setelah dilakukan verifikasi dan validasi terhadap model yang
telah dirancang. Keputusan akan memberikan umpan balik apakah model yang dirancang sesuai dengan harapan atau perlu dilakukan perbaikan. Model KBMS terdiri
dari 1 input parameter, yaitu merupakan hasil analisis model perencanaan yang dijadikan sebagai masukan model dalam parameter yang akan dievaluasi, 2 deskripsi
keputusan evaluasi, 3 masukaninput aturan rule base model yang menghasilkan rule base model, 4 aturan rule base, dan 5 sistem dialog lembar konsultasi.
Berdasarkan data hasil verifikasi model strategi dan model perencanaan pengembangan agroindustri sapi potong dijadikan sebagai input parameter di dalam
model KBMS seperti ditunjukkan pada Tabel 14. Data evaluasi model perencanaan yang digunakan adalah data hasil dari
analisis strategi pengembangan, hasil analisis teknis perencanaan pemilihan produk dan lokasi, ketersediaan bahan baku dan perencanaan kapasitas produksi, sumber
pembiayaan, nilai bagi hasil dari kepemilikan saham, serta dilengkapi penilaian komitmen dari stakeholder, kelayakandampak ekonomi dan kelayakan finansial. Hasil
analisia model perencanaan tersebut dijadikan sebagai data untuk input parameter, acuan untuk data aturan rule base penilaian, perumusan alternatif keputusan
evaluasi deskripsi evaluasi serta penilaian untuk konsultasi dan sistem dialog pakar menggunakan software KBMS.
Tabel 14. Input parameter evaluasi KBMS model perencanaan pengembangan agroindustri sapi potong.
Parameter yang digunakan merupakan dasar masukan aturan input rule yang menghasilkan alternatif aturan rule dan deskripsi keputusan evaluasi. Rule base
evaluasi model perencanaan menggunakan metoda if then rule dengan pilihan kombinasi AND atau OR. Deskripsi keputusan evaluasi model perencanaan pada
pengembangan agroindustri sapi potong di Sumatera Barat disajikan pada Tabel 15. Hasil yang diperoleh dari penerapan Model AGRIBEST akan dievaluasi
dengan Knowledge Base Manajemen System KBMS, sehingga memberikan
keputusan evaluasi untuk tindakan yang akan dilakukan. Apabila dalam operasi model teridentifikasi strategi terpilih dan aspek teknis perencanaan serta komitmen dan
kelayakan dinilai kurang atau rendah maka model perencanaan pengembangan yang dirancang tidak diteruskan. Penelitian terhadap alternatif strategi yang lain akan
menjadi keputusan evaluasi jika strategi terpilih dan aspek teknis perencanaan dinilai rendah atau kurang dan penilaian komitmen dan analisa kelayakan cukup, tetapi jika
penilaian komitmen dan analisa kelayakan dinilai tinggi perlu evaluasi elemen model perencanaan pengembangan agroindustri sapi potong.
Tabel 15. Deskripsi keputusan evaluasi model perencanaan pengembangan agroindustri sapi potong
Rincian Deskripsi keputusan evaluasi model perencanaan berdasarkan penilaian dari parameter yang telah diidentifikasi dan disajikan dalam Lampiran 5.
Berdasarkan penilaian dari parameter evaluasi yang digunakan, didapatkan hasil keputusan evaluasi seperti disajikan pada Tabel 16.
Tabel 16. Hasil verifikasi evaluasi model perencanaan pengembangan agroindustri sapi potong di Sumatera Barat.
Hasil keputusan evaluasi model perencanaan pengembangan agroindustri sapi potong di Sumatera Barat berdasarkan penilaian dari parameter evaluasi, yaitu perlu
peningkatan kapasitas produksi, penurunan tingkat suku bunga bank dan kebijakan pengembangan agroindustri sapi potong. Kapasitas produksi yang dirancang dalam
pengembangan agroindustri sapi potong dendeng kering yang di disain sebesar 5 persen sampai 20 persen di atas kapasitas BEP per tahun kapasitas produksi BEP =
13.510 kg dinilai masih rendah, sehingga perlu ditingkatkan.
VIII. MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN