IV. METODA PENELITIAN
4.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian
Komoditi sapi potong merupakan sumber daya lokal yang sangat potensial dikembangkan di Sumatera Barat. Pengembangan sapi potong di Sumatera Barat
telah dilakukan melalui program-program dan kegiatan pembangunan. Kegiatan pengembangan sapi potong diantaranya adalah Pengembangan Kawasan Sentra
Produksi, Pengembangan Kawasan Agropolitan dan Pengembangan Lumbung Ternak Nagari. Tujuan dari kegiatan pengembangan sapi potong tersebut adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan peternak. Kembalinya sistem pemerintahan nagari di Sumatera Barat memberikan kesempatan mempercepat pengembangan sapi potong
yang sesuai dengan karakteristik sosial masing-masing. Di lain pihak, dengan pengembangan industriagroindustri di Sumatera Barat dapat menimbulkan konflik
terutama dalam penggunaan aset masyarakat tanah ulayat. Untuk mempercepat pembangunan pada daerah yang potensi dalam peternakan sapi potong dan
meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha dan stakeholdernya serta dapat menyelesaikan konflik yang mungkin terjadi perlu perencanaan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan. Oleh karena itu, pengembangkan agroindustri sapi potong dalam pembangunan sistem pemerintahan nagari perlu dirancang ke dalam model
perencanaan yang sistemik untuk direkomendasikan. Model perencanaan pengembangan agroindustri sapi potong dibangun terdiri
dari beberapa rumusan alternatif pengambilan keputusan dalam pengembangan agroindustri sapi potong yang cocok dikembangkan di Sumatera Barat. Model
perencanaan dimulai dengan mengevaluasi kinerja lumbung ternak sapi potong nagari pada kawasan sentra peternakan. Analisa potensi dan kinerja pengembangan sapi
potong dilakukan untuk menganalisis faktor lingkungan yang terdiri dari faktor eksternal dan internal kawasan peternakan sapi potong di Sumatera Barat dalam
rangka pengembangan agroindustri sapi potong. Model pengembangan agroindustri sapi potong tersusun atas: 1 model
strategi pengembangan agroindustri sapi potong, 2 model perencanaan pengembangan agroindustri dari sisi teknis, alternatif pembiayaan agroindustri,
penyelesaian konflik stakeholder, komitmen pembangunan sapi potong untuk agroindustri, kelayakan ekonomi dari sisi manfaat dan biaya dan kelayakan finansial,
dan 3 evaluasi terhadap model perencanaan yang telah dibangun. Kerangka pemikiran disajikan pada Gambar 9.
Disain sistem dalam model perencanaan pengembangan agroindustri sapi potong dibangun berdasarkan sistem manajemen basis data, manajemen basis
model, dan sistem manajemen basis pengetahuan knowledge based model, melalui sistem dialog user interface sebagai komponen sistem penunjang keputusan
decision support system, DSS yang digunakan untuk operasional perencanaan pengembangan agroindustri sapi potong.
Verifikasi dan validasi merupakan tahap akhir dari model rancang bangun sistem melalui pengujian dengan menggunakan data aktual dan simulasi. Verifikasi
MODEL PERENCANAAN YANG DIREKOMENDASI
Gambar 9. Kerangka pemikiran konseptual
KINERJA PENGEMBANGAN PETERNAKAN SAPI POTONG
Penget ahuan Pakar
TEKNIS PERENCANAAN
Verifikasi dan Validasi Uji Coba Model
SUMBER PEMBIAYAAN
RESOLUSI KONFLIK
ANALISIS FAKTOR LINGKUNGAN Faktor: Politik, Ekonomi, Sosial dan Teknologi PEST
PERANCANGAN MODEL PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SAPI POTONG
Komitmen Stakeholder dan Kelayakan
Komitmen Stakeholder
Kelayakan Ekonomi
Kelayakan Finansial
KONDISI RIIL LUMBUNG TERNAK NAGARI
MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SAPI POTONG
MODEL PERENCANAAN PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SAPI POTONG FAKTOR-FAKTOR STRATEGIS PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SAPI POTONG
EVALUASI MODEL PERENCANAAN
dan validasi tersebut merupakan tahap terakhir dalam penyempurnaan model dan sistem guna direkomendasikan.
4.2. Tahapan Penelitian