lebih besar dibanding bidang-bidang lainnya, dan 4 pengembangan wilayah menurut pelaku pembangunan, yaitu pengembangan wilayah yang mengedepankan peranan
setiap pelaku pembangunan ekonomi, seperti pelaku usaha kecilrumah tangga, usaha lembaga sosial, lembaga non keuangan, lembaga keuangan dan pemerintah.
Selain dari empat konsep pengembangan wilayah konvensional di atas, terdapat konsep pengembangan kawasan agribisnis modern. Menurut Gumbira-Sa’id
dan Burhanuddin 1996 konsep pengembangan kawasan agribisnis modern harus memiliki ciri sustainability yang ditinjau dari semua aspek sudut pandang. Agar
resisten dari segala gangguan alam dan manusia dan terhindar dari kerusakan sumber daya alam, di dalam konsep pengembangan kawasan harus memperhatikan
wawasan lingkungan. Untuk mencapai kesinambungan diperlukan pendekatan resource-base yang merupakan kekuatan pengembangan kawasan agribisnis modern.
Pembangunan yang dilaksanakan pada konsep pengembangan kawasan agribisnis di samping menyangkut infrastruktur, juga membangun manusia dengan pendekatan
yang seimbang dan mempunyai keterkaitan yang harmonis antara pendekatan top- down dan bottom-up, sehingga memberikan efek ganda. Pendekatan yang berasal
dari bawah adalah dengan memobilisasi unggulan-unggulan lokal yang menyentuh harga diri dan membangun rasa percaya diri secara psikososial. Pendekatan ini
diupayakan secara optimal untuk mengubah siklus tantangan dan unggulan-unggulan komparatif yang terpendam menjadi kawasan agribisnis yang modern. Pembangunan
prasarana umum yang dilaksanakan pemerintah dapat menarik kalangan swasta berpartisipasi dalam mengembangkan kawasan tersebut yang akhirnya dapat
meningkatkan pendapatan dengan memilih dengan tepat sumber-sumber dan faktor- faktor yang memiliki potensi yang kuat influencing factors.
3.2. Analisis Faktor Lingkungan
Analisis lingkungan dalam konsep membangun model perencanaan strategis penting sekali dilakukan. Purnomo dan Zulkieflimansyah 1999 menyatakan bahwa
analisis lingkungan dilakukan karena terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan yang berada di luar eksternal dan di dalam internal suatu organisasi
perusahaan yang mempengaruhi kemajuan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Lingkungan eksternal merupakan segala kekuatan yang berada di
luar organisasiperusahaan, yang mana pengaruh perusahaan tidak ada sama sekali. Pengaruh lingkungan eksternal organisasiperusahaan tersebut sangat mempengaruhi
kinerja perusahaan dalam suatu industri. Lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan
umum dan lingkungan industri. Lingkungan umum merupakan lingkungan eksternal suatu organisasi yang ruang lingkupnya luas. Faktor-faktor yang termasuk lingkungan
umum adalah 1 faktor ekonomi, 2 faktor sosial, 3 faktor politik dan hukum, dan 4 faktor teknologi. Sedangkan lingkungan internal merupakan hasil analisis dari nilai
atau identifikasi segala faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi. Internal suatu organisasiperusahaan merupakan kumpulan dari berbagai
macam sumber daya, kapabilitas dan kompetensi yang dapat digunakan untuk membentuk posisi pasar tertentu. Analisis lingkungan internal mencakup analisis
sumber daya, kapabilitas dan kompetensi yang dimiliki dan mampu memanfaatkan
peluang dengan cara efektif yang secara bersama mampu mengatasi ancaman. 3.3. Analisis SWOT
Analisis matriks Strength-Weakness-Opportunity-Threat SWOT merupakan salah satu alat analisis yang dapat menggambarkan secara jelas keadaan yang
dihadapi perusahaanorganisasi. Rangkuti 2000 menyatakan bahwa penggunaan analisis SWOT dimulai dengan mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis
untuk merumuskan strategi yang didasarkan pada logika untuk memaksimalkan kekuatan yang dimiliki dan peluang yang ada dan secara bersamaan mampu
meminimalkan kelemahan dan ancaman yang timbul yang berasal dari internal dan eksternal perusahaanorganisasi.
Alat analisis untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaanorganisasi menggunakan matriks SWOT dapat menggambarkan dengan jelas peluang dan
ancaman dari luar yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Matriks tersebut menghasilkan empat set kemungkinan
alternatif strategis, yaitu strategi SO, strategi ST, strategi WO, dan strategi WT.
3.4. Metoda Fuzzy - AHP