seperti komitmen stakeholder, manfaat dan biaya dihasilkan dalam kajian aspek ekonomi dan finansial secara kualitatif dan kuantitatif.
Selama ini dalam pelaksanaan pengembangan industriagroindustri di Sumatera Barat sering menimbulkan konflik sosial dalam pemanfaatan tanah atau
lahan masyarakat lahan ulayat. Oleh karena itu diperlukan upaya yang memberikan solusi, sehingga dapat menyelesaikan sengketa dan memberikan manfaat yang saling
menguntungkan untuk masa yang akan datang antara pemilik hak dan pemanfaat tanah ulayat.
5.2. Identifikasi Kebutuhan
Identifikasi kebutuhan dilakukan untuk mengantisipasi perubahan lingkungan yang terjadi, sehingga pengembangan agroindustri sapi potong mampu mencapai
harapan berbagai pihak yang berkepentingan. Komponen pihak yang berkepentingan dalam perencanaan pengembangan agroindustri sapi potong terdiri dari: 1
masyarakat peternak, perantau, lembaga masyarakat, masyarakat sekitar, 2 pedagang, 3 industri pengolahan investor, 4 konsumen, 5 pemerintah Dinas
Peternakan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Badan Perencana, Biro Perekonomian, dan 6 lembaga keuangan.
Mayarakat, yakni peternak sapi potong, perantau, lembaga masyarakat, dan masyarakat sekitar mempunyai kebutuhan, yaitu: 1 meningkatnya pendapatan dan
kesempatan kerja, 2 hasil produksi terserap pasar, 3 adanya modal atau tambahan modal usaha, 4 keuntungan usaha, 5 distribusi manfaat ekonomi yang proporsional,
dan 6 keamanan lingkungan. Pedagang hasil produk sapi potong mempunyai kebutuhan, yaitu: 1 peningkatan jumlah kunjungan konsumen wisatawan, 2 harga
jual produk lebih baik, 3 keuntungan usaha, dan 4 penataan lokasi usaha. Industri pengolahan investor mempunyai kebutuhan, yaitu: 1 pasokan bahan baku yang
berkelanjutan, 2 keuntungan usaha yang tinggi, 3 permintaan produk tinggi, 4 tingkat risiko rendah, dan 5 suku bunga investasi rendah. Disisi lain lembaga
keuangan mempunyai kebutuhan, yaitu: 1 keuntungan usaha yang tinggi, 2 kelancaran pengembalian kredit, 3 risiko penyaluran kredit rendah. Konsumen
mempunyai kebutuhan, yaitu: 1 adanya diversifikasi produk, 2 produk yang berkualitas baik, 3 akses informasi yang cepat, 4 kenyamanan dan keamanan baik,
5 harga produk yang layak, dan 6 infrastruktur yang memadai. Pemerintah mempunyai kebutuhan, yaitu: 1 peningkatan pendapatan asli
daerah PAD, produk domestik regional bruto PDRB dan investasi, 2 perluasan
kesempatan kerja, 3 pembangunan yang berkelanjutan, 4 pengurangan alih fungsi lahan, dan 5 pembangunan sesuai dengan potensi dan karakter daerah. Untuk
mengakomodasi semua kepentingan berbagai pihak yang berbeda, dalam kondisi yang nyata memerlukan formulasi permasalahan.
5.3. Formulasi Permasalahan