Strategi Pengembangan Agroindustri Sapi Potong

seperti tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya karena terjadi penyimpangan dan model atau program tidak dapat terlaksana, sehingga tidak tercapai sasaran yang diinginkan dari perencanaan yang dibangun. Di lain pihak Nitisemito dan Burhan 1995 dan Yusdja dan Iqbal 2002 menyatakan bahwa suatu proses pengambilan keputusan untuk dapat diteruskan atau tidak, di samping penekanan kelayakan finansial juga dapat dari sisi kelayakan ekonomi dan mempertimbangkan sosial budaya setempat dalam perencanaan pengembangan agroindustri. Untuk mengurangi terjadinya penyimpangan dari sasaran, pada penelitian ini dirancang evaluasi model perencanaan pada pengembangan agroindustri sapi potong, sehingga dapat mengakomodasikan kepentingan berbagai pihak. Model perencanaan dan evaluasi perencanaan pada pengembangan agroindustri sapi potong yang dibangun agar memenuhi keinginan berbagai pihak, perlu merancang faktor penting dalam menentukan kriteria setiap elemen model perencanaan pengembangan. Model perencanaan dimulai dengan menganalisa faktor eksternal dan faktor internal lingkungan pengembangan usaha sapi potong, merumuskan strategi dan merancang perencanaan dari aspek teknis, pembiayaan, dan resolusipenyelesaian konflik serta melakukan kelayakan dan evaluasi terhadap perencanaan dalam model pengembangan agroindustri sapi potong.

7.3. Strategi Pengembangan Agroindustri Sapi Potong

Industri pertanian agroindustri di Sumatera Barat memiliki peluang besar untuk dikembangkan karena Sumatera Barat memiliki keunggulan komparatif dari potensi beberapa komoditi hasil pertanian. Disisi lain, dalam pelaksanaannya terkendala pada beberapa permasalahan, seperti pemanfaatan lahantanah ulayat, akses pada sumber pembiayaan, usaha masih skala rumah tangga mikro, persaingan, mutu, dan ekspor produk mentah. Untuk menyelesaikan persoalan tersebut perlu disusun rumusan strategi dalam pengembangan agroindustri Sumatera Barat. Perancangan model strategi pengembangan agroindustri sapi potong di Sumatera Barat dilakukan menggunakan pendekatan Fuzzy-Analytical Hierarchy Process Fuzzy-AHP untuk menentukan prioritas pada penerapan strategi. Prioritas strategi dihasilkan dengan mengaktifkan sistem manajemen basis data rumusan strategi, sistem menajemen basis model, dan sistem menajemen basis pengetahuan pengembangan agroindustri sapi potong. Analisis pengembangan agroindustri sapi potong di Sumatera Barat dilakukan terhadap sejumlah aktor pengusaha swasta, koperasi, kelompok peternak, pemda kabupatenkota, masyarakat setempat, lembaga swadaya masyarakat, perusahaan daerah; berdasarkan prinsip, yaitu 1 potensi dan pemberdayaan masyarakat dengan kriteria peran masyarakat perantau, kemampuan dan potensi masyarakat; prinsip 2 kepastian status dan fungsi lahan dengan kriteria kesepakatan penggunaan lahanlokasi usaha, kejelasan fungsi dan penggunaan lahan, kesesuaian perencanaan; prinsip 3 ketersediaan sarana dan prasarana dengan kriteria infrastruktur, sarana tranportasi, sistem dan prosedur informasi; prinsip 4 kejelasan struktur dan fungsi kelembagaan dengan kriteria kemampuan sumber daya manusia, struktur organisasi, kewenangan dan tanggung jawab; dan beberapa alternatif strategi pembangunan lumbung kawasan agroindustri sapi potong, pengembangan usaha kecil dan menengah, pengembangan produk dan pengembangan pasar, peningkatan partisipasi investasi perantau, dan peningkatan mutu ternak dan hasil ternak sapi potong. Untuk mendapatkan prioritas strategi keputusan kelompok dilakukan pengolahan menggunakan metoda Fuzzy-Analytical Hierarchy Process Fuzzy-AHP melalui masukan data komparasi tiap hirarki dari pendapat para pakar. Hasil verifikasi model Fuzzy-Analytical Hierarchy Process Fuzzy-AHP berdasarkan keputusan kelompok untuk fokus 1 pola umum pengembangan agroindustri sapi potong di Sumatera Barat menunjukkan bahwa 2 aktor yang berperan menjadi prioritas dalam pengembangan agroindustri, yaitu: 1 pengusaha swasta, 2 koperasi, 3 kelompok peternak, 4 pemda kabupatenkota, 5 masyarakat setempat, 6 lembaga swadaya masyarakat, dan 7 perusahaan daerah; 3 prinsip dasar yang menjadi urutan prioritas dalam pengembangan agroindustri, yaitu: 1 kepastian status dan fungsi lahan, 2 potensi dan pemberdayaan masyarakat, 3 kejelasan struktur dan fungsi kelembagaan, dan 4 ketersediaan sarana dan prasarana; 4 kriteria berdasarkan urutan prioritas dari prinsip prioritas pertama kepastian status dan fungsi lahan, yaitu: 1 kesepakatan penggunaan lahanlokasi usaha, 2 kejelasan fungsi dan penggunaan lahan, 3 kesesuaian perencanaan; dan 5 strategi yang dipilih berdasarkan prioritas, yaitu: 1 pengembangan produk dan pasar, 2 peningkatan partisipasi investasi perantau, 3 pengembangan usaha kecil dan menengah, 4 pembangunan lumbung kawasan agroindustri sapi potong, 5 peningkatan mutu ternak dan hasil ternak sapi potong. Hasil analisis pengambilan keputusan pemilihan strategi pengembangan agroindustri sapi potong di Sumatera Barat menggunakan pemrograman FUZZY-AHAPE ditampilkan pada Gambar 25. Hasil verifikasi model menunjukkan alternatif strategi yang menjadi prioritas berdasarkan pendapat pakar gabungan adalah strategi pengembangan produk dan pasar pada kawasan sentra peternakan sapi potong yang menjadi lumbung ternak di Sumatera Barat dengan prinsip adanya kepastian status dan fungsi lahan dan kriterianya, yaitu terjadinya kesepakatan penggunaan lahanlokasi usaha, sedangkan aktor yang berperan lebih diprioritaskan dalam pengembangan agroindustri sapi potong adalah pengusaha swasta. Gambar 25. Hasil analisis strategi pengembangan agroindustri sapi potong di Sumatera Barat Hasil analisis pemilihan strategi prioritas berdasarkan metoda Fuzzy-Analytical Hierarchy Process Fuzzy-AHP ditunjukkan oleh nilai tertinggi dari pendapat gabungan pakar. Prioritas tertinggi pada pemilihan strategi pengembangan agroindustri sapi potong di Sumatera Barat terhadap kriteria adalah strategi pengembangan produk dan pasar ditunjukkan dengan nilai 0,2330. Validasi model dilakukan dengan wawancara kepada Prof. Dr. Ir. Arnim, MS. Hasil wawancara diperoleh bahwa strategi pengembangan produk dan pasar cukup sesuai dan dapat diterapkan dalam pengembangan agroindustri sapi potong di Sumatera Barat. Metode Fuzzy-AHP yang digunakan dalam pengolahan data untuk penetapan strategi pengembangan agroindustri sapi potong merupakan metode baru yang memudahkan bagi pakar dalam melakukan penilaian, berbeda dengan metode AHP, dimana menilai dengan angka-angka dan cukup membingungkan sewaktu pengisian kuisioner. Hirarki hasil analisis pengambilan keputusan pemilihan strategi pengembangan agroindustri sapi potong di Sumatera Barat secara rinci disajikan pada Gambar 26. Wawancara untuk validasi model juga dilakukan kepada Djaswir Loewis Sekretaris Gabungan Pengusaha Ekspor Impor Cabang Padang. Hasil wawancara diperoleh bahwa strategi pengembangan produk dan pasar untuk produk agroindustri sapi potong sangat cocok diterapkan di Sumatera Barat. Hasil wawancara diketahui bahwa salah satu produk industri makanan yang berasal dari Sumatera Barat, yaitu “rendang” telah dipatenkan dan diekspor oleh negara tetangga Malaysia dengan nama “rendang padang” dan produk agroindustri sapi potong dari Sumatera Barat selain rendang yang dapat dikembangkan dan telah diekspor ke Singapura sejak tahun 1995 adalah “dendeng kering”, sehingga strategi pengembangan produk dan pasar yang terpilih sesuai untuk produk hasil sapi potong. Gambar 26. Hirarki strategi pengembangan agroindustri sapi potong di Sumatera Barat Perusahaan Daerah 0,0645 Pengusaha Swasta Koperasi LSM Kelompok Peternak Masyarakat Setempat Pemda KabKota Potensi dan Pember- dayaan Masyarakat Kepastian Status dan Fungsi Lahan Ketersediaan Sarana dan Prasarana Kejelasan Struktur dan Fungsi Kelembagaan Pembangunan Lumbung Kawasan AI Sapi Potong Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah Pengembangan Produk dan Pasar Peningkatan Partisipasi Investasi Perantau Peningkatan Mutu Ternak dan Hasil Ternak Sapi Potong P e ra n M asya ra kat Per an tau 0,0745 K e ma m p uan da n P o ten s i M asya ra kat K e sesua ia n P e re ncan aa n K e je lasan F u n g si da n P eng gu na a n K e sepa kata n P e ng g un aan L a h a n K e w e nan ga n d a n T an ggu ng Jaw ab Kem a m p u a n SD M S a ra na Tran spo rta si In fr a s truktu r Si s tem da n P rose dur In form asi S trukt ur O rgan is a s i 0,0849 0,0282 0,0344 0,1407 0,0895 0,0878 0,0879 0,2026 0,1004 0,0691 0,2031 0,1883 0,2905 0,3180 0,3150 0,1322 0,2430 0,0690 0,0880 0,0883 0,1971 0,2140 0,2330 0,2282 0,1276 Pola Umum Pengembangan Agroindustri Sapi Potong di Sumatera Barat 1.0000 Fokus Kriteria : Prinsip : Strategi : Pelaku Aktor :

7.4. Perencanaan Pengembangan Agroindustri Sapi Potong