Metoda Perbandingan Eksponensial Metoda Faktor Peringkat

Susunan hirarki pada analisis AHP dapat menggunakan level fokus, aktorpelaku, prinsip, kriteria, dan level strategi kebijakan, seperti disajikan pada Gambar 6.

3.5. Metoda Perbandingan Eksponensial

Metoda Perbandingan Eksponensial MPE merupakan salah satu metoda untuk menentukan urutan prioritas alternatif keputusan dengan kriteria jamak yang membantu dalam pengambilan keputusan dalam rancang bangun suatu model yang telah terdefinisi dengan baik di setiap prosesnya. Metoda Perbandingan Eksponensial dapat digunakan dalam pemilihan produk agroindustri. Menurut Marimin 2004, penggunaan MPE dapat menghasilkan nilai alternatif dengan perbedaan yang lebih kontras dari alternatif keputusan yang sulit dibedakan. Metoda ini mempunyai keuntungan untuk mengurangi bias yang mungkin terjadi dalam analisis. Nilai skor urutan prioritas menjadi besar dan mengakibatkan urutan prioritas alternatif keputusan akan lebih nyata. Tahap kegiatan yang dilakukan dalam Metoda Perbandingan Eksponensial adalah sebagai berikut. 1. Menyusun semua alternatif keputusan yang dipilih, 2. Tentukan kriteria-kriteria penting dalam pengambilan keputusan, 3. Lakukan penilaian terhadap semua alternatif pada setiap kriteria, 4. Lakukan penghitungan skor atau nilai total setiap alternatif, Aktor Pelaku 1 Aktor Pelaku 2 Aktor Pelaku 3 Aktor Pelaku 4 Kriteria 1 Prinsip 1 Prinsip 2 Prinsip 3 Kriteria 2 Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 1 Kriteria 3 Fokus Kriteria 2 Gambar 6. Tingkatan hirarki AHP Saaty, 1991 Kriteria 3 Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 5. Tentukan urutan prioritas keputusan di dasarkan pada skor atau nilai total masing- masing alternatif. Formulasi perhitungan skor untuk setiap alternatif dilakukan sebagai berikut Marimin, 2004. ∑ = = m j TKKj RK ij TN nilai Total 1 1 .....…..……………….………… 9 dimana: TN 1 = Total nilai alternatif ke-1 RK ij = derajat kepentingan relatif kriteria ke-j pada pilihan keputusan i, TKK j = derajat kepentingan kriteria keputusan ke-j; TKKj 0; bulat, n = jumlah pilihan keputusan, m = jumlah kriteria keputusan.

3.6. Metoda Faktor Peringkat

Perencanaan lokasi agroindustri yang akan dibangun dilakukan peninjauan ke lokasi yang akan dipilih dengan memperhatikan faktor-faktor yang terukur diantaranya adalah jarak dari lokasi ke sumber bahan baku, sumber-sumber yang diperlukan untuk pelaksanaan sistem operasional, dan kondisi lingkungan yang dapat menunjang efektivitas, efisiensi dan kelancaran sistem operasional. Dalam penilaian, semua faktor yang dianggap penting dinilai untuk masing-masing lokasi. Secara garis besar, terdapat beberapa metoda pemilihan lokasi plant-site, yaitu: berdasarkan penilaian hasil values, perbandingan biaya cost comparison, produktivitas tenaga kerja, analisis pulang pokok BEP-Location Method, metoda median sederhana centre of grafity method, model transportasi dan metoda faktor peringkat factor-rating method Tampubolon, 2004. Metoda Faktor Peringkat f a ctor-rating m ethod dalam pemilihan suatu lokasi tergantung pada rating tertinggi yang menjadi pilihan. Semua faktor yang diidentifikasi dan dianggap penting dinilai untuk masing-masing lokasi. Penentuan lokasi dengan Metoda Faktor Peringkat Factor-Rating Method digunakan dalam perencanaan pengembangan agroindustri sapi potong. Langkah-langkah metoda pemeringkat faktor ini Ma’arif dan Tanjung, 2003 sebagai berikut: 1 menilai peringkat faktor-faktor yang mempengaruhi objek dengan membuat urutan berdasarkan urutan tingkat kepentingan setiap parameter terhadap variabel yang dianalisa. Urutan tertinggi adalah angka 1, kemudian 2, dan seterusnya, 2 menilai skala faktor-faktor yang mempengaruhi objek dengan membubuhkan nomor 1 sangat rendah sampai dengan nomor 5 sangat tinggi. 3.7. Metoda Prediksi Kelayakan pasar dilakukan dengan mengukur permintaan dari produk yang akan dihasilkan dan memprediksinya untuk waktu yang akan datang. Analisa permintaan produk mengunakan pendekatan sisi permintaan demand Nitisemito dan Burhan 1995. Metoda prediksi menggunakan prosedur PROC FORECAST Sitepu dan Sinaga, 2006. PROC FORECAST adalah prosedur ekstrapolasi yang praktis dan efisien dalam meramalkan nilai variabel tertentu. Prosedur PROC FORECAST menggunakan tiga metoda untuk menghasilkan nilai-nilai prediksi, yaitu metoda STEPAR Stepwise Autoregressive Method, metoda EXPO Exponential Smoothing Method, dan metoda WINTERS Winters Exponentially Smoothed Trend-Seasonal Method. Metoda-metoda tersebut menggunakan dua pendekatan dasar, yaitu pendekatan kecenderungan waktu dan time series. 3.7.1. Pendekatan sisi Permintaan demand Menaksir besarnya permintaan total suatu produk dilakukan dengan menggunakan pendekatan dari sisi permintaan demand pertama-tama adalah dengan mencoba menaksir permintaan per kapita terhadap suatu produk, kemudian mengalikannya dengan jumlah konsumen yang membutuhkan produk tersebut Nitisemito dan Burhan, 1995. Jumlah kebutuhan seorang konsumen akan suatu barangproduk dalam satuan waktu, dapat digunakan standar yang telah ditetapkan instansiinstitusi terkait atau dilakukan dengan penaksiran melalui percobaan dan penelitian. Setelah mengetahui jumlah kebutuhan konsumen akan produk, maka perlu diketahui jumlah konsumen yang menggunakan produk tersebut. Dengan demikian, dapat dihitung jumlah permintaan total per satuan waktu tertentu, sebagai berikut. .…… 10 3.7.2. Pendekatan Kecenderungan Waktu Menurut Sitepu dan Sinaga 2006 persamaan untuk kecenderungan linear menggunakan pendekatan kecenderungan waktu dengan asumsi terdapat pola deterministik antara waktu adalah sebagai berikut: Jumlah konsumen Kebutuhan Permintaan total = pengguna X konsumsi produk per kapita X t = b + b 1 t + e t …………………. 11 dimana: X t = nilai-nilai yang dihasilkan menurut persamaan, b = rata-rata series, t = waktu term, e t = error term dengan rata-rata nol dan bebas terhadap waktu. 3.7.2. Metoda Time Series Metode time series diasumsikan bahwa nilai masa depan adalah adalah fungsi linear dari nilai masa lampau. Model ini disebut dengan model autoregressive dengan persamaan Sitepu dan Sinaga, 2006 berikut: X t = a + a 1 x t-1 + a 2 x t-2 + ... + a p x t-p + e t …………………. 12 dimana: X t = nilai-nilai yang dihasilkan, a i = koefisien ke i, disebut juga dengan autoregressive parameter, x t-1 = nilai-nilai yang dihasilkan pada periode sebelumnya, e t = error term. 3.8. Analisis Titik Impas Penentuan perencanaan kapasitas sering melibatkan penggunaan dana dalam jumlah besar. Oleh karena itu, dalam analisis suatu nilai investasi perlu mendapat perhatian. Perencanaan kapasitaskuantitas dengan pencapaian produk minimum agar tidak merugikan agroindustri dapat dipergunakan “analisis titik impas” break event pointBEP analysis Tampubolon, 2004. Perencanaan kapasitas dengan model titik impaspulang pokok digunakan dengan menentukan jumlah output baik nilai maupun fisik yang harus dihasilkan, agar perusahaan tidak rugi. Analisis perencanaan kapasitaskuantitas produk dapat menggunakan formula-formula berikut: a. Titik impas BEP • Formula BEP untuk memproduksi satu jenis produk P x Q = Fc + Vc + Q …………………………….……………………….….. 13 • Formula BEP memproduksi multi produk ∑ ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ − = 1 Wi Pi Vc Fc Rp BEP ………………………………..……..…….. 14 dimana: P = Harga produk per unit Q = Kuantitas yang dihasilkan Fc = Biaya tetap total Vc = Biaya variabel per unit P = Priceunit W = produk dari total i = Unit produk b. Kuantitas atau kapasitas untuk mencapai titik impas BEP Vc P Fc Q − = ………………………………………………………………..….. 15 c. Estimasi kapasitaskuantitas produk berdasarkan laba yang dinginkan Vc P diinginkan yang Laba Fc Q − + = …………………………………..………... 16 d. Estimasi kapasitas dikaitkan dengan faktor pajak dan laba yang diinginkan Vc P pajak Tingkat 1 diinginkan yang Laba Q − − = …………………………………..……….. 17 3.9. Metoda Fuzzy - Semi Numerik Metoda gugus fuzzy digunakan untuk menentukan besaran setiap alternatif sumber pembiayaan dalam mengembangkan agroindustri. Metoda gugus fuzzy tersebut merupakan metoda yang menggunakan semi numerik. Adapun langkah- langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut. a. Penentuan alternatif dan kriteria. Penentuan alternatif kriteria digunakan adalah faktor-faktor sebagai alternatif dan kriteria yang mempengaruhi besarnya alternatif penilaian. b. Penetapan label linguistik. Penetapan label linguistik preferensi fuzzy, preferensi multi person dari suatu kriteria diberikan dengan penilaian skala ordinal. c. Memilih pakar untuk penilaian. Pakar yang dipilih untuk melakukan penilaian setiap alternatif berdasarkan kriteria terhadap faktor-faktor mempengaruhi. d. Menentukan bobot masing-masing kriteria. Menghitung bobot masing-masing kriteria. Langkah-langkah metoda ini: 1 menilai peringkat faktor-faktor yang mempengaruhi objek dengan membuat urutan berdasarkan urutan tingkat kepentingan setiap parameter terhadap variabel yang dianalisa. Urutan tertinggi adalah angka 1, kemudian 2, dan seterusnya, 2 menilai skala faktor-faktor yang mempengaruhi objek dengan membubuhkan nomor 1 sangat rendah sampai dengan nomor 5 sangat tinggi. e. Menentukan rata-rata terbobot fuzzy computation. Rata-rata terbobot dalam fuzzy computation dihitung dengan mencari sensor agregasi pakarresponden. f. Defuzzification. Proses pengembalian bilangan fuzzy ke ekspresi natural dapat digunakan lebih lanjut Centre of Grafity CoG. 3.10. Metoda Fuzzy - Non Numerik Metoda Fuzzy Multi Expert – Multi Criteria Decision Making ME-MCDM digunakan untuk mempelajari tingkat komitmen stakeholders dan evaluasi perencanaan dalam mengembangkan agroindustri. Metoda ME-MCDM fuzzy – Non Numerik merupakan metoda analisis tidak menggunakan nilai angka non numerik. Terdapat empat langkah dalam menyelesaikan analisis dengan metoda ME-MCDM fuzzy – Non Numerik, yaitu sebagai berikut. 3.10.1. Negasi Tingkat Kepentingan Kriteria. Penentuan Negasi Tingkat Kepentingan Kriteria digunakan rumus Yager, 1993 sebagai berikut: Neg W ak = W q – k + 1 ……………………………….…………………… 18 dimana: k: Indeks; q: Jumlah skala 3.10.2. Perhitungan Nilai Alternatif Pakar Metoda pengolahan data menggunakan teknik Fuzzy Group Decision Making sebagaimana yang telah dikembangkan oleh Yager 1993 dengan menghitung setiap skor alternatif ke i untuk setiap pengambilan keputusan ke-j V ij pada semua kriteria a k . Rumus yang digunakan adalah; V ij = min [ Neg W ak v V ij a k ] ………………………..……..…..…… 19 dimana: V ij = Nilai alternatif ke-i oleh pakar ke-j W ak = Bobot kriteria ke-k Neg W ak = W q-k+1 V ij a k = Nilai alternatif ke-i oleh pakar ke-j pada kriteria ke-k k = 1,2,3,… 3.10.3. Penentukan Bobot Faktor Nilai: Penenentukan bobot faktor nilai pengambilan keputusan digunakan formula berikut Yager, 1993. Q k = Int [ 1 + k q-1r] …………………………….......………. 20 dimana: Q k = Bobot untuk pakar ke-k r = Jumlah pakar k = 1,2,3… q = Jumlah skala penilaian 3.10.4. Penentuan Nilai Gabungan Pentuan nilai gabungan menggunakan metoda OWA Ordered Weight Average dengan rumus Yager, 1993. Vi = fV j = Max [ Q j Λ b j ] ……………………………….…………… 21 dimana: Vi = nilai total alternatif ke-i, Q j = bobot nilai pakar ke-j, b J = urutan dari skor alternatif kecil ke-i yang ke besar oleh pakar ke-j.

3.11. Konsep Penyelesaian Konflik