cenderung meningkat, namun hasilnya baru dikonsumsi sekitar 70,30 persen, bahkan daging sapi maupun sapi hidup didistribusikan ke propinsi tetangga, seperti ke Riau,
Jambi dan Sumatera Utara, hanya sebagian kecil hasil sapi potong dijadikan produk olahan makanan. Hal tersebut disebabkan karena pengembangan agroindustri sapi
potong belum terencana secara sistematis dan belum mampu menarik investor karena terkait dengan konflik sosial, terutama dalam memanfaatkan tanah ulayat.
Usaha pengembangan agroindustri sapi potong di Sumatera Barat baru dilakukan melalui promosi oleh beberapa daerah saja berupa informasi profil industri
pengolahan daging dan sapi potong, info investasi pertanian dalam proyek-proyek investasi dan profil usaha beberapa produk hasil sapi potong melalui situs web
http:www.kabupaten-agam.go.id [10-02-2007]; http:www.disnaksumbar. org [29-08- 2007]; http:kpt-bukittinggi.go.id [31-08-2007]. Oleh karena itu, dengan kembalinya
sistem pemerintahan nagari dan pemberlakuan desentralisasi, memberi kewenangan dan peluang bagi Sumatera Barat mengembangkan potensi hasil sapi potong melalui
strategi dan perencanaan pengembangan agroindustri sapi potong yang sistematis, berkeadilan dan dapat memenuhi permintaan pasar serta bernilai jual tinggi.
Upaya pengembangan agroindustri sapi potong tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang dihadapi untuk diselesaikan dan diformulasikan ke dalam
perencanaan, seperti 1 ketersediaan bahan baku kontinuitas, mutu, adopsi teknologi, penyediaan, permintaan dan harga, 2 perencanaan lokasi pengembangan, 3
ketersediaan sarana dan prasarana, 4 manajemen sumber daya manusia, 5 investasipermodalan, 6 konflik dalam pemanfaatan tanahlahan, 7 keterbatasan data
dan studi kelayakan yang kurang dan belum optimal, 8 kebijakan pemerintah belum berorientasi pada segmen pasar, kemauan dan kebutuhan masyarakat, serta faktor
pertimbangan sosial budaya masyarakat Gumbira-Sa’id dan Burhanuddin, 1996; Gumbira-Sa’id dan Intan, 1996; Priyanto et al., 1997; Priyanto et al., 1999; Bruce et
al., 1999; Saragih, 2000; Wasito, 2001; Nasution, 2002; Yusdja dan Iqbal, 2002.
1.2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk membangun rekayasa model perencanaan dan evaluasinya pada pengembangan agroindustri sapi potong di
Sumatera Barat. Secara rinci tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Menghasilkan rumusan model strategi pengembangan agroindustri sapi potong.
2. Mendapatkan rancang bangun model perencanaan dan evaluasinya dalam pengembangan agroindustri sapi potong yang menyeluruh dan terpadu di setiap
tahap pengambilan keputusan, sehingga memberikan alternatif penyelesaian dalam pengambilan keputusan bagi pemanfaat dan stakeholders.
1.3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian untuk mencapai tujuan mendapatkan rancang bangun model perencanaan dan evaluasinya pada pengembangan agroindustri sapi
potong, dibatasi oleh beberapa elemen berikut. 1. Kawasan sentra peternakan atau lumbung ternak nagari yang berorientasi
pengembangan kawasan agroindustri sapi potong. 2. Strategi pengembangan agroindustri sapi potong yang dihasilkan berdasarkan
pada pengembangan pembangunan lumbung ternak nagari. 3. Sistem perencanaan pengembangan agroindustri sapi potong dimulai dengan
mengkaji ulang dasar-dasar perencanaan, mengukur prestasi yang dicapai dan mengambil tindakan korektif yang perlu untuk sistem perencanaan dan evaluasi.
4. Beberapa elemen yang dikaji, adalah a faktor-faktor strategis untuk merumuskan strategi pengembangan agroindustri sapi potong, b kelayakan pasar, c
perencanaan kapasitas produksi, d prediksi sumber pembiayaan, e model penyelesaian konflik, penilaian komitmen stakeholders, f kelayakan ekonomi,
yakni dampak manfaat dan biaya yang ditimbulkan serta kelayakan finansial, g evaluasi model perencanaan pengembangan agroindustri yang telah dirancang.
5. Bahasan perencanaan pengembangan agroindustri sapi potong yang dikaji mendalam hanya aspekkeluaran model yang prioritasnya tertinggi.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dapat menambah ilmu dan berguna dalam operasional: 1. Memberikan sumbangan pemikiran kepada pemerintah propinsi dan kabupaten
kota dalam menyusun strategi pengembangan agroindustri sapi potong di Sumatera Barat.
2. Menjadikan alat bantu dalam pengambilan keputusan bagi investor, perantau dan peternak dalam pengembangan sapi potong dan agroindustrinya.
3. Sebagai sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu sistem dan aplikasinya dalam sistem intelijen, penunjang keputusan dan strategi pengembangan
agroindustri.
II. TINJAUAN PUSTAKA