Evaluasi Model Perencanaan TINJAUAN PUSTAKA

terjadinya polusi udara, bising, dan perubahan nilai-nilai norma dalam masyarakat dalam pembangunan agroindustri Nitisemito dan Burhan, 1995. Aspek kelayakan keuangan finansial meliputi sumber dan kebutuhan dana investasi, aliran kas, nilai bersih saat ini Net Present Value yang merupakan selisih antara capital inflow yang didiskonto pada tingkat bunga minimum atau pada tingkat cost of capital perusahaan dikurangi dengan nilai investasi. Tingkat pengembalian modal Internal Rate Return-IRR merupakan tingkat suku bunga yang akan disamakan terhadap present value cash inflow dengan jumlah investasi dari pembangunan yang sedang dinilai. Tahun kembali modal Pay Back Period-PBP merupakan penentuan jangka waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan initial investmen dari pembangunan agroindustri berdasarkan penggunaan cash inflow, dan nisbah biaya dan manfaat Benefit Cost Ratio Gray et al. 1992; Haming dan Basalamah, 2003; Simarmata, 1984 dan Sutojo, 2002.

2.4. Evaluasi Model Perencanaan

Evaluasi dan pengendalian merupakan tahapan terakhir dalam suatu model perencanaan yang dibangun. Menurut Nitisemito dan Burhan 1995 evaluasi dan studi kelayakan dari suatu gagasanmodel dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan suatu model diteruskan diterima atau ditolak diperbaiki. Evaluasi dapat dilaksanakan sebelum, pada saat atau setelah selesainya suatu program, proyek atau kegiatan. Sistem pakar dapat diterapkan dalam mengevaluasi suatu model perencanaan di bidang pertanian, industri, dan sebagainya yang bersifat cukup kompleks, tidak memiliki algoritma yang jelas dan membutuhkan kemampuan pakar untuk mencari sistematika penyelesaian secara evolutif. Penerapan sistem pakar dapat dilakukan dalam ruang lingkup permasalahan yang bersifat 1 analitik, yaitu penyelesaian masalah yang didasarkan atas kumpulan fakta data termasuk interpretasi dan diagnostik, yaitu menjalankan fungsi diagnosa komponen, telaah situasi dan identifikasi, 2 sintesis, yaitu pemecahan masalah yang dibatasi oleh sejumlah kendala dan pembatas, namun dalam interpretasinya menghasilkan rekomendasi yang telah digariskan sebelumnya, dan 3 integratif, yaitu penyelesaian masalah yang memadukan pendakatan analisis dengan sistem Marimin, 2005. Komponen basis pengetahuan dalam sistem pakar selain dapat direpresentasikan dengan pengetahuan statik declarative knowledge, bisa juga direpresentasikan dengan pengetahuan dinamik procedural knowledge, yaitu representasi menggunakan kaidah produksi dan representasi logika. Teknis berbasis kaidahaturan rule base yaitu teknik pengembangan yang menggunakan pernyataan- pernyataan IF premis pernyataan dan THEN aksikesimpulan. Kaidah produksi digunakan untuk pengetahuan prosedural yang distrukturisasi ke dalam bentuk: Jika, suatu keadaan tertentu [kondisi], maka keadaan lain dapat terjadi [aksi] dengan tingkat kepastian certainty factor tertentu [CF] dengan nilai positif dan benar, agar pengguna tidak dapat memberikan nilai negatif dari suatu parameter saat pelacakan. Nilai CF ditentukan dengan pernyataan yang benilai benar, yaitu nilai CF lebih besar sama dengan 0,2. Jika pernyataan IF dari kaidah dikombinasikan dengan fungsi AND, maka nilai CF adalah nilai terkecil. Jika dikombinasikan dengan fungsi OR, maka nilai CF adalah yang terbesar Kristanto, 2004; Arhami, 2005. Pengetahuan para pakar direpresentasikan dalam bentuk program komputer menggunakan rule base berdasarkan kriteria if, then dan else. 2.5. Penyelesaian Resolusi Konflik Pengembangan suatu industri pada daerah dan kawasan tertentu dapat memicu terjadinya permasalahan yang akhirnya menimbulkan konflik antar stakeholder. Salah satu penyelesaian permasalahan tersebut adalah melakukan stakeholder dialogue. Stakeholder dialogue digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dan mengatasi konflik melalui kompromi dan dilakukan dengan cara dialog dari pihak yang saling berperkara. Beberapa bentuk kesepakatan telah dicapai melalui pendekatan multy atribute utility dari persoalan perbedaan yang berakibat terjadinya konflik dari pihak yang berkepentingan Tell, 1976; Sulistyadi, 2005. Multy atribute utility merupakan analisa biaya berdasarkan hypothetical compensation yang digunakan dalam menentukan nilai preferensi individual sosial Turner et al, 1994. Nilai kesediaan satu individu untuk membayar kompensasi atas suatu usaha yang memberikan keuntungan kepada pihak lain yang mau menerima merupakan cara analisa manfaat dan biaya dari hypothetical compensation Sulistyadi, 2005. Identifikasi perbedaan kepentingan dalam pembangunan suatu industri dari beberapa kegagalan yang terjadi dicarikan solusi penyelesaian melalui mediator untuk menciptakan kerjasama dari pihak yang bersengketa menggunakan sistem informasi yang menghubungkan kedua belah pihak untuk bernegosiasi Indonesian Alternative Dispute Resolution Unit, 2000. Mediator adalah pihak ketiga, dapat melalui pemerintah atau agen yang ditunjuk secara resmi yang tidak memihak ke salah satu yang berperkara dan bersifat adil.

2.6. Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah