VI. PERAMALAN PEREKONOMIAN PROVINSI RIAU 2012-2035
6.1. Peramalan Baseline Tahun 2012-2035
Mohammed 2010 mengingatkan Negaranya Bahrain, bahwa ketergantungan perekonomian terhadap hasil-hasil minyak dalam jangka pendek
akan memberikan manfaat yang besar. Akan tetapi hal tersebut tidak mungkin dilakukan untuk jangka panjang. Demikian juga ekonom lainnya Rebecca et. al.
2009 menyampaikan bahwa salah satu kebiasaan yang berbahaya dalam pembangunan perekonomian suatu daerah apabila tergantung kepada hasil minyak
mentah. Kekawatiran tersebut terkait dengan sifat dari sumber daya minyak mentah
yang jumlahnya terbatas dan tidak dapat diperbaharui. Sementara pengangkatan minyak mentah dari dalam perut bumi merupakan cara termudah bagi penguasa
atau pemerintahan suatu Negara untuk mendapatkan penghasilan. Sehingga seringkali hasil dari minyak mentah dianggap sebagai anugerah dan
pengambilannya dilakukan secara optimal, tanpa menyisakan bagi generasi berikutnya.
Beberapa ekonom berpendapat bahwa sumber daya alam minyak mentah dianggap sebagai kutukan. Gagasan tersebut pada awalnya diperkenalkan oleh
Aunty 1993 yang saat itu menggunakan istilah resource curse atau juga disebut paradox of plenty
. Aunty membuktikan secara empiris bahwa negara kaya minyak memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi. Studi lanjutan, namun masih mengacu
pada teori paradox of plenty, dilakukan oleh Cesar et.al. 2009 yang menemukan bukti yang sama. Menurut mereka hal tersebut terjadi karena kemudahan
memperoleh hasil uang dari minyak mentah sehingga memberikan kecenderungan untuk membelanjakannya dengan tidak bijaksana.
Seperti yang terjadi tahun 2007 dan 2008 ketika harga minyak mentah membubung tinggi luar biasa hingga mencapai US 140 per barrel. Pada satu sisi
kenaikan harga ini jelas berdampak pada penerimaan, istilah yang sering digunakan pada waktu itu adalah windfall profit. Hasil tambahan penerimaan ini
pada umumnya dibelanjakan secara tidak bijaksana oleh penguasa atau pemerintah di Negara-Negara penghasil minyak di di Timur Tengah, dan
cenderung digunakan untuk memperkaya penguasa. Oleh karena itu negara kaya minyak memiliki tingkat kesejahteraan yang rendah dan biasanya memiliki indeks
korupsi yang relatif tinggi. Teori paradox of plenty juga terkait dengan ancaman terhadap hilangnya kesempatan untuk menggunakan kekayaan sumber daya alam
yang tidak dapat terbarukan tersebut secara optimal. Teori paradox of plenty sangat relevan dengan permasalahan yang dihadapi Provinsi Riau, sebab
diperkirakan cadangan minyak mentah yang ada di Provinsi Riau akan segera habis.
Cadangan minyak mentah di lapangan Rokan dan Siak ditemukan tahun 1941. Produksi minyak mentah pertama kali terjadi tahun 1958. Produksi minyak
mentah tertinggi terjadi tahun 1974 dengan produksi mendekati satu juta barrel rata-rata per hari, setelah itu produksi minyak mentah PT. CPI terus turun secara
alamiah. Pada tahun 2010 PT. CPI hanya mampu memproduksi 134.4 juta barrel per tahun atau rata-rata 368 ribu barel per hari. Pada tahun 2011 diperkirakan total
produksi hanya sebesar 127.7 juta barel atau kurang lebih 350 ribu barel per hari.
Gambar 14. Peramalan Cadangan dan Produksi Minyak Mentah Provinsi Riau Tahun 2012-2035
Apabila diasumsikan hasil reassesment dan discovery turun sebesar 1 rata-rata per tahun dan diperkirakan laju penurunan produksi sebesar 5 rata-rata
per tahun, serta tanpa adanya penemuan cadangan baru yang besar, maka cadangan minyak mentah tersebut akan habis di tahun 2025 lihat Gambar 14.
6.1.1. Peramalan Baseline Output Perekonomian
Peramalan baseline adalah peramalan perekonomian Provinsi Riau dengan hanya mempertimbangkan penurunan cadangan minyak mentah Salah satu
indikator perekonomian yang diramalkan adalah output perekonomian. Tabel 30 adalah tabel yang mencantumkan output perekonomian per sektor. Output
perekonomian Provinsi Riau pada periode tahun 2010 hingga tahun 2017 diramalkan akan mengalami peningkatan, dan titik tertinggi terjadi pada tahun
2017 dengan nilai riil sebesar Rp92.01 triliun pada harga konstan tahun 2000. Setelah mengalami titik puncak tersebut, output perekonomian Provinsi Riau
- 20
40 60
80 100
120 140
- 100
200 300
400 500
600
201 2
201 3
201 4
201 5
201 6
201 7
201 8
201 9
202 202
1 202
2 202
3 202
4 202
5
P rod
uk si
M in
yak M
en tah
- Ju
ta B
ar el
C ada
ng an
Mi ny
ak Me
nt ah
- Jut
a B
ar el
Sa ldo Akhir Ca da nga n MM Produksi