2031 meningkat sebesar Rp 2.0 triliun, dan periode tahun 2032 hingga tahun 2035 naik sebesar Rp 195 miliar.
Gambar 20. Dampak Skenario Kebijakan terhadap Output Perekonomian Sektor Migas Tahun 2012-2035
Skenario kebijakan empat dampaknya tidak terlalu efektif mempengaruhi perubahan tingkat output sektor migas. Hanya pada tahun awal yaitu tahun 2012
dan 2013 menarik kurva baseline ke bawah sehingga output sektor migas turun sebesar Rp 220 miliar secara rata-rata. Pada periode tahun 2022 hingga tahun
2031 dan periode tahun 2032 hingga tahun 2035 secara berturut turut turun sebesar Rp 228 miliar dan Rp 233 miliar.
Skenario kebijakan lima tidak terlalu efektif menggeser kurva output sektor migas. Kurva output sektor migas hanya bergeser tipis ke kanan dengan
rata-rata perubahan dibanding baseline turun sebesar 1.1. Pada periode tahun 2012 hingga tahun 2021 output sektor migas hanya naik sebesar Rp 440 miliar.
Sedangkan periode berikutnya dan periode akhir peramalan secara berturut turut
naik sebesar Rp 165 miliar dan Rp11 miliar. Jika diperhatikan, nampak pada Gambar 20, bahwa kurva skenario kebijakan lima berhimpitan dengan kurva
baseline, sama seperti yang terjadi pada skenario kebijakan empat. Hal ini menunjukan bahwa skenario kebijakan sektor hulu migas lebih berpengaruh
langsung terhadap kenaikan dan penurunan output sektor migas dibandingkan skenario kebijakan empat dan lima yang merupakan kebijakan merubah tingkat
suku bunga dan kebijakan fiskal.
6.2.3. Dampak Skenario Kebijakan terhadap Ouput Perekonomian Sektor
Pertanian
Hasil peramalan output sektor pertanian pada tahun-tahun yang akan datang akan terus meningkat dengan laju peningkatan rata-rata per tahun sebesar
Rp 145 miliar. Pada tahun 2035 diperkirakan output sektor pertanian mencapai Rp 17.4 triliun lihat Tabel 33. Skenario kebijakan satu rupanya berdampak
negatif terhadap output sektor pertanian, yaitu mengakibatkan kurva baseline tertarik ke bawah sehingga menghasilkan output sektor pertanian yang lebih kecil.
Secara rata-rata penurunannya semula sebesar Rp 145 miliar per tahun, maka dengan skenario satu tingkat penurunannya menjadi lebih besar yaitu sebesar Rp
146.1 miliar per tahun. Jika output perekonomian tertinggi sektor pertanian sebesar Rp 17.4 triliun yang akan terjadi pada tahun 2035, maka dengan skenario
kebijakan satu menjadi Rp 17.1 triliun, turun sekitar Rp 0.3 triliun.
Tabel 33. Dampak Skenario Kebijakan terhadap Output Perekonomian
Sektor Pertanian Tahun 20120 - 2035 Juta Rp
PERIODE TAHUN
YPOTAGROSK0 YPOTAGROSK1 YPOTAGROSK2 YPOTAGROSK3 YPOTAGROSK4 YPOTAGROSK5
2012 ‐2021
17621285 17347511
17895058 18208704
18469350 17885604
2022 ‐2030
16487184 16227241
16747131 16698155
17454053 16725669
2031 ‐2035
16996903 16735668
17258138 17018405
18059230 17251856
Skenario kebijakan dua berdampak meningkatkan output perekonomian sektor pertanian dengan pola yang berkebalikan dengan skenario kebijakan satu.
Output sektor pertanian akan meningkat sebesar Rp 456 miliar pada akhir periode tahun 2035 jika dibandingkan dengan angka baseline yaitu sebesar Rp17.6 triliun.
Nilai ini sekaligus merupakan nilai tertinggi yang dapat dicapai dengan menerapkan skenario kebijakan dua. Sementara itu skenario kebijakan tiga sangat
efektif memberikan dampak terhadap output perekonomian sektor pertanian pada tahun-tahun awal peramalan yaitu pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2021,
namun pada tahun-tahun berikutnya efektifitasnya semakin berkurang. Bahkan mendekati tahun-tahun akhir pengamatan, yaitu tahun 2032 sampai dengan tahun
2035 grafik skenario kebijakan tiga mendekati dan bersinggungan dengan grafik baseline lihat Gambar 21.
Gambar 21. Dampak Skenario Kebijakan terhadap Output Perekonomian Sektor Pertanian Tahun 2012-2035
Skenario kebijakan empat merupakan skenario kebijakan yang sangat efektif memberikan dampak terhadap kenaikan output perekonomian di sektor
13500 14000
14500 15000
15500 16000
16500 17000
17500 18000
18500
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035
M ilia
r Rp
YPOTAGROSK0 YPOTAGROSK1
YPOTAGROSK2 YPOTAGROSK3
YPOTAGROSK4 YPOTAGROSK5
Tahun
pertanian. Bahkan ketika produksi minyak mentah mengalami penurunan tajam, skenario kebijakan empat menunjukan dampak kenaikan output ekonomi yang
cukup besar. Perubahan dan peningkatan tambahan output ekonomi setiap periode meningkat semakin besar. Pada periode tahun 2012 hingga tahun 2021, dengan
skenario empat output perekonomian sektor pertanian meningkat sebesar Rp 739 miliar. Pada periode tahun 2022 hingga tahun 2035 output sektor pertanian
mampu ditingkatkan menjadi Rp 954 miliar, dan tahun selanjutnya hingga tahun 2035 output sektor pertanian bertambah sebesar Rp 1.05 triliun.
Skenario kebijakan lima cukup efektif menanggulangi terpuruknya perekonomian yang diakibatkan oleh penurunan cadangan minyak mentah.
Dampak dari skenario kebijakan tersebut hampir sama dengan sknario kebijakan kedua. Oleh karena itu kurva dari kedua kebijakan tersebut berhimpitan. Hanya
skenario kebijakan dua masih sedikit lebih baik dibandingkan skenario kebijakan lima pada akhir periode peramalan. Jika dibandingkan dengan kurva baseline
maka secara rata-rata dampak skenario kebijakan kelima menaikan output sektor pertanian sebesar 1.5, atau per tahun berbeda rata-rata sebesar Rp 240 miliar.
Jika kelima skenario kebijakan diperbandingkan maka skenario kebijakan empat adalah skenario kebijakan yang memberikan dampak paling besar
menaikan output sektor pertanian.
6.2.4. Dampak Skenario Kebijakan terhadap Output Perekonomian
Sektor Lain
Perekonomian sektor lainnya nampaknya paling tidak terpengaruh terhadap penurunan produksi minyak mentah. Sepanjang tahun pengamatan, yaitu
sejak tahun 2012 hingga tahun 2035 mengalami peningkatan terus menerus yang