Dampak Skenario Kebijakan terhadap Penerimaan Daerah

sebelumnya rupanya tidak memberikan dampak terhadap total penerimaan. Kurva skenario kebijakan lima tumpang tindih dengan kurva baseline. Jika dibandingkan dengan angka pada baseline maka skenario kebijakan dua merupakan skenario kebijakan yang terbaik yang mampu meningkatkan penerimaan daerah paling besar yaitu rata-rata sepanjang periode peramalan sebesar Rp 122.6 miliar.

6.2.8. Dampak Skenario Kebijakan terhadap Pengangguran

Penurunan produksi minyak mentah berdampak terhadap penambahan jumlah pengangguran tidak terlalu besar. Secara rata-rata terjadi penambahan pengangguran setiap tahun kira-kira tiga ribu orang. Tingkat pengangguran terendah terjadi tahun 2012 dengan jumlah 222 ribu orang. Pada tahun 2035 pengangguran meningkat hingga mencapai 300 ribu orang. Gambar 26. Dampak Skenario Kebijakan terhadap Pengangguran Tahun 2012-2035 215 225 235 245 255 265 275 285 295 305 201220132014201520162017201820192020202120222023202420252026202720282029203020312032203320342035 R ibu O ra ng PENGG_0 PENGGSK1 PENGGSK2 PENGGSK3 PENGGSK4 PENGGSK5 Tahun Dalam jangka panjang skenario kebijakan ini akan semakin efektif, yaitu melalui penguatan pada sektor pertanian dan sektor lainnya. Sehingga bisa diharapkan akan membuka peluang kerja baru yang berakibat pada akhir tahun 2035 titik terendah pengganguran akan mencapai hanya 300 ribu orang. Skenario kebijakan satu merupakan skenario kebijakan yang berdampak sangat tipis jika dibandingkan dengan angka baseline. Sedangkan skenario kebijakan dua dan tiga tidak terlalu bagus untuk menangani masalah pengangguran. Dengan dua skenario kebijakan tesebut justru berdampak pada penambahan pengangguran walaupun dalam jumlah yang sangat kecil. Tabel 38. Dampak Skenario Kebijakan terhadap Pengangguran Tahun 2012-2035 Orang Sementara itu skenario kebijakan lima mampu menurunkan pengangguran walau tidak terlalu besar. Semula, pada awal periode peramalan, yaitu tahun 2012 sampai dengan tahun 2021 skenario kebijakan lima justru menaikan jumlah pengangguran. Namun pada periode berikutnya mampu menurunkan tingkat pengangguran masing-masing periode sebesar 0.3 dan 0.6 dibandingkan angka baseline. Skenario kebijakan yang paling efektif mengurangi pengangguran adalah skenario kebijakan empat. Karena jika dibandingkan dengan angka pengangguran baseline, dengan skenario kebijakan empat secara rata-rata sepanjang peramalan mampu mengurangi pengangguran sebesar 804 orang yang semula jumlah PERIODE TAHUN PENGGSK0 PENGGSK1 PENGGSK2 PENGGSK3 PENGGSK4 PENGGSK5 2012 ‐2021 232236 231150 233747 234009 231717 231420 2022 ‐2031 264078 263991 265760 265338 263089 263321 2032 ‐2035 293617 294855 295982 295477 292560 293030 pengangguran sebesar 232236 orang menjadi 231717 orang, walaupun pada akhir periode skenario kebijakan empat mampu mengurangi pengangguran hingga 1057 orang yaitu yang semula sebesar 293617 orang menjadi 292560 orang.

6.2.9. Dampak Skenario Kebijakan terhadap Tingkat Kemiskinan

Gambar 27 menunjukan dampak dari skenario kebijakan terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Riau. Selain skenario kebijakan satu, yaitu skenario kebijakan dua, tiga dan empat berdampak mengurangi tingkat kemiskinan. Pada peramalan baseline nampak bahwa tingkat kemiskinan tertinggi terjadi di tahun 2033 yaitu sebesar 25.07, namun dengan skenario kebijakan pertama justru tingkat kemiskinan meningkat menjadi 25.25, sedangkan dengan skenario kebijakan dua tingkat kemiskinan akan turun menjadi 24.89, demikian juga dengan skenario kebijakan tiga dan empat yang secara berturut turun tingkat kemiskinan turun menjadi 25.06 dan 24.34. Gambar 27. Dampak Skenario Kebijakan terhadap Tingkat Kemiskinan Tahun 2012-2035