Dampak Skenario Kebijakan terhadap Pertumbuhan Ekonomi

berdampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Kurva skenario kebijakan lima berhimpitan dengan kurva baseline dan merupakan satu-satunya skenario kebijakan yang memperburuk pertumbuhan ekonomi menjadi negatif lebih besar yaitu sebesar -1.41. Secara keseluruhan skenario kebijakan empat merupakan skenario kebijakan yang terbaik untuk menahan pertumbuhan ekonomi agar tidak tumbuh negatif terlalu dalam.

6.2.7. Dampak Skenario Kebijakan terhadap Penerimaan Daerah

Penerimaan Pemerintah Daerah akan terus meningkat dari tahun ke tahun sepanjang peramalan. Penerimaan Daerah diperkirakan tidak akan terpengaruh terhadap penurunan produksi minyak mentah. Hal ini terjadi karena Penerimaan Asli Daerah semakin dominan dibandingkan penerimaan daerah yang berasal dari bagi hasil. Demikian juga dampak skenario kebijakan tidak terlalu efektif menambahkan atau mengurangi Penerimaan Daerah. Tabel 37 memperlihatkan perbedaan yang tidak terlalu besar antara angka baseline dengan angka hasil ramalan skenario kebijakan. Tabel 37. Dampak Skenario Kebijakan terhadap Penerimaan Daerah Tahun 2012-2035 Juta Rp Meskipun demikian, dengan perbedaaan yang sangat kecil, skenario kebijakan dua merupakan skenario kebijakan yang terbaik karena mampu menambahkan penerimaan Negara sebesar Rp 122 miliar. Penerimaan Daerah yang semula rata-rata sebesar Rp 2.0 triliun menjadi Rp 2.1 triliun. Sumber PERIODE TAHUN GPNTOTALSK0 GPNTOTALSK1 GPNTOTALSK2 GPNTOTALSK3 GPNTOTALSK4 GPNTOTALSK5 2012 ‐2021 1671346 1598297 1729843 1683623 1709842 1672625 2022 ‐2031 2162855 2120858 2238555 2173669 2204762 2165018 2032 ‐2035 2504840 2479792 2592510 2517364 2548740 2507345 penambahannya terjadi pada peningkatan penerimaan bagi hasil migas akibat dari formulasi harga Platts yang mampu meningkatkan pernerimaan Negara yang berdampak pada penerimaan bagi hasil daerah yang lebih besar. Sedangkan skenario kebijakan satu dan tiga menyebabkan penerimaan Pemerintah Daerah secara rata-rata turun, masing-masing sebesar Rp 52.1 miliar dan Rp 58.8 miliar. Gambar 25. Dampak Skenario Kebijakan terhadap Penerimaan Daerah Tahun 2012-2035 Jika diamati lebih lanjut, nampak skenario kebijakan dua semakin efektif mendekati akhir periode peramalan lihat Gambar 25. Pada periode tahun 2012 sampai dengan periode tahun 2021 skenario kebijakan dua hanya mampu meningkatkan sebesar Rp 58.4 miliar, namun pada periode berikutnya tahun 2021 hingga tahun 2031 dan periode tahun 2032 sampai dengan tahun 2035 meningkat sacara berturut-turut sebesar Rp 75.7 miliar dan Rp 87.6 miliar. Skenario kebijakan lima, yaitu skenario kebijakan yang dilakukan dengan mengoptimalkan belanja pembangunan, yang dinaikan hingga 30 dari besarnya belanja 1350 1550 1750 1950 2150 2350 2550 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 M ilia r R p GPNTOTALSK0 GPNTOTALSK1 GPNTOTALSK2 GPNTOTALSK3 GPNTOTALSK4 GPNTOTALSK5 Tahun sebelumnya rupanya tidak memberikan dampak terhadap total penerimaan. Kurva skenario kebijakan lima tumpang tindih dengan kurva baseline. Jika dibandingkan dengan angka pada baseline maka skenario kebijakan dua merupakan skenario kebijakan yang terbaik yang mampu meningkatkan penerimaan daerah paling besar yaitu rata-rata sepanjang periode peramalan sebesar Rp 122.6 miliar.

6.2.8. Dampak Skenario Kebijakan terhadap Pengangguran

Penurunan produksi minyak mentah berdampak terhadap penambahan jumlah pengangguran tidak terlalu besar. Secara rata-rata terjadi penambahan pengangguran setiap tahun kira-kira tiga ribu orang. Tingkat pengangguran terendah terjadi tahun 2012 dengan jumlah 222 ribu orang. Pada tahun 2035 pengangguran meningkat hingga mencapai 300 ribu orang. Gambar 26. Dampak Skenario Kebijakan terhadap Pengangguran Tahun 2012-2035 215 225 235 245 255 265 275 285 295 305 201220132014201520162017201820192020202120222023202420252026202720282029203020312032203320342035 R ibu O ra ng PENGG_0 PENGGSK1 PENGGSK2 PENGGSK3 PENGGSK4 PENGGSK5 Tahun