354 Tabel 99. Lanjutan
Persen Perubahan
No. Sektor
Sim 1 Sim 2 Sim 3
Sim 4 Sim 5
14 Industri kertas, barang dari kertas dan
karton 3.20
6.33 6.04
13.83 6.30
15 Industri pupuk dan pestisida
1.90 2.46
6.74 9.10
3.46 16
Industri kimia 3.41
6.19 7.99
17.61 7.21
17 Pengilangan minyak bumi
2.14 1.95
2.91 10.53
2.10 18
Industri barang karet dan plastik 3.67
6.92 5.85
13.67 8.11
19 Industri barang-barang dari mineral bukan
logam 3.01
3.47 4.36
8.79 4.06
20 Industri semen
2.81 2.06
2.92 6.54
2.40 21
Industri dasar besi dan baja 3.33
5.89 15.28
18.29 6.68
22 Industri logam dasar bukan besi
5.96 15.06
10.17 23.76
17.34 23
Industri barang dari logam 3.07
3.44 6.08
9.82 4.04
24 Industri mesin, alat-alat dan perlengkapan
listrik 3.28
5.38 8.96
14.26 6.69
25 Industri alat pengangkutan dan
perbaikannya 2.68
3.97 8.11
11.05 5.03
26 Industri barang lain yang belum
digolongkan dimanapun 4.71
8.30 8.37
15.63 9.93
27 Jasa-Jasa
2.75 1.74
2.31 5.77
2.04
Rata-Rata 3.53
5.29 6.05
12.64 6.26
Sumber : Hasil Analisis, 2011
Keterangan : Sim 1 : Peningkatan investasi sektor industri non-migas
Sim 2 : Peningkatan ekspor sektor industri non-migas Sim 3 : Penurunan impor produk industri non-migas
Sim 4 : Peningkatan teknologiprodukvitas sektor industri non-migas Sim 5 : Subsidi harga BBM
7.7.2. Dampak terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral
Secara rata-rata kelima simulasi yang dilakukan mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja seluruh sektor ekonomi kecuali pada simulasi peningkatan
produktivitas seperti dapat dilihat pada Tabel 100. Pada simulasi 1 yaitu melalui peningkatan investasi pada sektor industri mampu meningkatkan penyerapan
tenaga kerja rata-rata sebesar 0.32 persen. Sementara itu, pada simulasi 2 yaitu melalui peningkatan ekspor produk-produk industri mampu meningkatkan
penyerapan tenaga kerja rata-rata sebesar 1.36 persen. Pada simulasi 3 yaitu melalui penurunan impor produk industri non-migas mampu meningkatkan
355 penyerapan tenaga kerja rata-rata sebesar 1.07 persen. Di sisi lain, pada simulasi 4
melalui peningkatan produktivitas sektor industri menurunkan penyerapan tenaga kerja rata-rata sebesar -7.75 persen. Pada sektor-sektor yang penyerapan tenaga
kerjanya menurun terjadi karena peningkatan produktivitas menyebabkan faktor tersebut lebih efisien dalam menggunakan tenaga kerja. Terakhir, pada simulasi 5
melalui subsidi harga energi mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja rata- rata sebesar 1.99 persen. Dari Tabel 100, terlihat bahwa cabang industri dari
industri yang banyak menyerap tenaga kerja seperti industri pengolahan dan pengawetan makanan, industri pemintalan dan industri teksil serta industri lainnya
relatif lebih tinggi dibandingkan dengan cabang-cabang industri lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa cabang-cabang industri tersebut dalam struktur industri di
Indonesia memegang peranan yang sangat penting khususnya dalam kemampuannya menyerap tenaga kerja. Peningkatan output cabang-cabang industri
tersebut mendorong penyerapan tenaga kerja secara umum yang akhirnya memberikan kontribusi yang relatif besar terhadap penurunan angka pengangguran.
Tabel 100. Rekapitulasi Dampak Reindustrialisasi terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral
Persen Perubahan
No. Sektor
Sim 1 Sim 2
Sim 3 Sim 4
Sim 5
1 Pertanian
0.16 -0.24
-0.02 5.32
-0.60 2
Pertambangan -0.07
0.46 1.09
7.41 0.05
3 Industri pengolahan dan pengawetan
makanan 5.21
3.51 4.61
-5.16 5.96
4 Industri minyak dan lemak
0.82 5.64
1.96 -1.77
5.37 5
Industri penggilingan padi -0.84
-1.55 -1.10
-23.24 -1.78
6 Industri tepung, segala jenisnya
-0.56 -0.89
-0.28 -14.47
-0.06 7
Industri gula -0.19
-0.75 1.43
-15.43 -0.53
8 Industri makanan lainnya
-0.23 -0.36
0.22 -10.14
0.11 9
Industri minuman -0.87
-1.57 -1.12
-17.07 -1.09
10 Industri rokok
-0.95 -1.43
-1.92 -11.27
-1.28 11
Industri pemintalan 1.81
6.22 2.88
-1.06 7.78
12 Industri tekstil, pakaian dan kulit
1.49 4.00
1.96 -1.66
5.53
356 Tabel 100. Lanjutan
Persen Perubahan
No. Sektor
Sim 1 Sim 2
Sim 3 Sim 4
Sim 5
13 Industri bambu, kayu dan rotan
-0.09 0.97
-0.05 -3.59
0.91 14
Industri kertas, barang dari kertas dan karton
0.05 1.83
0.84 -4.99
2.09 15
Industri pupuk dan pestisida -0.93
-0.73 2.13
-0.01 -0.98
16 Industri kimia
0.34 2.28
1.65 -10.11
3.23 17
Pengilangan minyak bumi -0.71
-1.06 -0.31
5.07 -2.03
18 Industri barang karet dan plastik
0.50 2.77
-0.71 -14.49
4.66 19
Industri barang-barang dari mineral bukan logam
-0.10 0.03
0.36 -4.53
-0.15 20
Industri semen -0.26
-1.04 -0.42
-9.20 -1.75
21 Industri dasar besi dan baja
0.29 1.85
5.44 -11.58
2.81 22
Industri logam dasar bukan besi 2.17
8.93 4.54
-9.31 9.96
23 Industri barang dari logam
-0.02 0.03
0.73 -3.90
0.38 24
Industri mesin, alat-alat dan perlengkapan listrik
0.25 1.59
0.69 -12.21
3.95 25
Industri alat pengangkutan dan perbaikannya
-0.28 0.46
1.41 -5.98
1.71 26
Industri barang lain yang belum digolongkan dimanapun
1.27 3.82
2.33 -8.40
5.63 27
Jasa-Jasa -0.11
-0.54 -0.46
0.76 -0.70
Rata-Rata 0.32
1.36 1.07