212
4.2.3. Elastisitas dan Parameter Lainnya
Model CGE membutuhkan data parameter elastisitas dan beberapa parameter perilaku behavioural lainnya. Parameter elastisitas yang digunakan
dalam model ini adalah elastisitas Armington, elastisitas substitusi untuk tenaga kerja, elastisitas substitusi untuk faktor primer, elastisitas permintaan ekspor dan
elastisitas pengeluaran. Parameter lain yang diperlukan adalah parameter yang berhubungan dengan investasi. Idealnya, parameter-parameter tersebut diperoleh
dari data time series yang kemudian diestimasi dengan menggunakan alat analisis ekonometrika. Namun demikian, secara relatif belum banyak usaha yang ditujukan
untuk tugas mendasar ini bagi Indonesia, sebagian terkait dengan keterbatasan ketersediaan data time series yang baik Oktaviani, 2000. Oleh sebab itu,
beberapa parameter yang datanya tidak ditemukan di lapangan, nilai parameternya diperoleh dari hasil studi-studi terdahulu baik yang dilakukan di Indonesia maupun
yang dilakukan di negara lain yang kemudian diaplikasikan secara logis untuk Indonesia. Berikut ini dijelaskan masing-masing besaran parameter elastisitas dan
parameter lainnya yang akan digunakan dalam model. 4.2.4. Diagram Alir Penyusunan Model CGE INDUSTRINDO
Diagram alir penyusunan model CGE INDUSTRINDO secara skematik disajikan pada Gambar 29. Langkah pertama yang dilakukan dalam penyusunan
model CGE INDUSTRINDO adalah membangun data dasar yang dambil dari sumber data Tabel Input-Output I-O dan Sistem Neraca Sosial Ekonomi SNSE
atau Social Accounting Matrix SAM versi terbaru. Data dasar yang dibangun
213 mengikuti langkah-langkah membangun data dasar model CGE INDOF, dengan
memperhatikan sektor dalam penelitian yang telah ditentukan atau dipilih. Asumsi yang harus dipenuhi dalam membangun data dasar model CGE
adalah : 1. Agregat Demand AD harus sama dengan Agregat Supply AS
2. Keuntungan murni pure profit harus sama dengan nol 3. Biaya cost yang dikeluarkan harus sama dengan penerimaannya sales.
Apabila asumsi ini telah terpenuhi, maka data dasar yang dibangun dapat digunakan sebagai data dasar model CGE. Sebaliknya apabila asumsi ini belum
terpenuhi, maka harus dilakukan cek ulang mengikuti langkah-langkah model CGE INDOF.
Berkaitan dengan struktur produksi, maka harus diketahui terlebih dahulu bagaimana struktur dan perilaku hubungan dalam input dan output sehingga harus
diketahui masing-masing elastisitas dari fungsi Leontif, fungsi CET dan fungsi CES. Koefisien dan parameter dari masing-masing fungsi tersebut diestimasi
dengan analisis ekonometrika atau diambil dari berbagai studi yang sudah pernah dilakukan sebelumnya.
Tahap selanjutnya adalah melakukan agregasi sektor sesuai dengan tujuan penelitian yang didasarkan pada besaran pangsa dalam penggunaan input primer
atau input antara. Kemudian memasukkan, mengkalibrasi, memodifikasi dan menggunakan nilai elastisitas dan parameter dengan data dasar model CGE yang
sudah dibangun dengan model CGE INDUSTRINDO. Apabila proses tersebut telah sesuai dengan prosedur program GEMPACK, maka selanjutnya dapat
dilakukan analisis dan simulasi reindustrialisasi yang dikaji dampaknya terhadap
214
Tidak Ya
ekonomi makro dan kinerja sektor industri non-migas termasuk industri kecil, menengah dan besar.
Gambar 29. Diagram Alir Penyusunan Model CGE INDUSTRINDO
Perubahan tingkat output sektor yang dihasilkan dari model CGE INDUSTRINDO dianalisis lebih lanjut untuk menghitung pangsa output sektor
industri. Tahap terakhir adalah interpretasi hasil analisis dan simulasi
Data I-O Data SAM
SNSE Membangun Data Dasar Model
CGE 66 Sektor
Cek Keseimbangan 1. AD = AS
2. Pure profit = 0 3. Sales = Cost
Mengikuti Model CGE INDOF
Penentuan Sektor Penelitian
Data Dasar Model CGE 66 Sektor
Agregasi Sektor Penelitian 27 Sektor
Model CGE INDUSTRINDO
Studi Literatur, Penelitian sebelumnya
Estimasi Parameter dan Nilai Elastisitas
Variabel Reindustrialisasi untuk Mengantisipasi Deindustrialisasi
Kinerja Ekonomi Makro
Kinerja Sektor Industri Non- Migas termasuk Industri
Kecil, Menengah dan Besar Analisis Dampak
Reindustrialisasi
215 reindustrialisasi untuk menjawab permasalahan dan tujuan penelitian serta
menyusun implikasi kebijakan. Sementara itu, hipotesis dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang
menjadi penyebab deindustrialisasi antara lain. : 1. Penurunan pangsa investasi sektor industri non-migas.
2. Penurunan pangsa ekspor produk-produk sektor industri non-migas. 3. Peningkatan pangsa impor produk-produk sektor industri non-migas.
4. Penurunan produktivitas cabang-cabang industri prioritas nasional. 5. Peningkatan harga energi harga BBM dan listrik dan upah tenaga kerja sektor
industri non-migas. Simulasi strategi reindustrialisasi yang dapat dilakukan berdasarkan faktor-
faktor yang diduga sebagai penyebab deindustrialisasi adalah : 1. Peningkatan investasi di sektor industri non-migas.
2. Peningkatan ekspor produk-produk industri non-migas. 3. Penurunan impor barang-barang konsumsi dari produk industri melalui
penguatan pasar dalam negeri untuk meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri melalui pengenaan hambatan-hambatan non tarif terhadap
produk-produk industri non-migas. 4. Subsidi input melalui penurunan harga energi harga BBM dan listrik.
5. Pengembangan kelompok industri prioritas seperti kelompok industri yang termasuk kelompok industri agro, kelompok industri basis manufaktur, dan
kelompok industri alat angkut.
V. MEMBANGUN DATA DASAR MODEL KESEIMBANGAN UMUM