Parameter Lainnya Elastisitas dan Parameter Lain

237 cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya pendapatan rumah tangga.Berdasarkan konsep ini, rumah tangga yang tingkat penghasilannya relatif rendah pola konsumsinya akan dicirikan oleh proporsi pengeluaran untuk produk pangan yang lebih besar sehingga permintaan pangan pada kelompok rumah tangga ini akan bersifat relatif elastis. Sebaliknya, pada kelompok rumah tangga yang berpenghasilan lebih tinggi, justru permintaan produk non pangan yang akan bersifat relatif lebih elastis. Estimasi koefisien elastisitas pengeluaran rumah tangga secara terperinci untuk keseluruhan kelompok rumah tangga terhadap berbagai jenis komoditas yang dikonsumsi, membutuhkan data dan informasi yang sangat banyak dan waktu yang cukup lama. Atas dasar pertimbangan tersebut, maka pada penelitian ini tidak dilakukan pengestimasian koefisien elastisitas pengeluaran rumah tangga. Untuk memenuhi keperluan penyusunan data dasar model CGE, koefisien elastisitas pengeluaran diambil dari data Susenas. Besarnya koefisien elastisitas pengeluaran menurut kelompok rumah tangga untuk keseluruhan komoditas yang diteliti, ditunjukkan pada Tabel 52.

5.6.6. Parameter Lainnya

Selain data untuk mengestimasi koefisien elastisitas, juga diperlukan data untuk mengukur beberapa parameter lainnya. Parameter-parameter tersebut terdiri parameter investasi, rasio antara kapital dan investasi, tingkat depresiasi faktor, tingkat pengembalian modal bersih, dan trend tenaga kerja. Seluruh parameter mengikuti besaran nilai yang digunakan di dalam model INDOF Oktaviani, 2001.

1. Parameter Investasi

Parameter investasi BETA_Ri menunjukkan hubungan antara tingkat pengembalian modal dan modal di tiap industri. Dalam penelitian ini, parameter 238 investasi yang digunakan adalah 5, mengikuti parameter investasi yang terdapat pada model ORANI-F Horridge et al., 1993. Tabel 52. Elastisitas Pengeluaran Berdasarkan Kelompok Rumah Tangga N o Sektor Rur 1 Rur 2 Rur 3 Rur 4 Rur 5 Rur 6 Rur 7 Urb 1 Urb 2 Urb 3 1 Pertanian 1.57 1.68 1.71 1.69 1.60 1.62 1.70 1.51 1.49 1.48 2 Pertambangan 0.81 0.89 0.90 0.89 0.83 0.84 0.90 1.41 1.38 1.37 3 IndOlahMkn 4.83 5.25 5.46 5.32 4.97 5.04 5.39 8.68 8.47 8.40 4 IndMinyLemak 0.69 0.75 0.78 0.76 0.71 0.72 0.77 1.24 1.21 1.20 5 IndGilPadi 0.86 0.86 0.86 0.86 0.86 0.86 0.86 0.86 0.86 0.86 6 IndTepung 0.86 0.86 0.86 0.86 0.86 0.86 0.86 0.86 0.86 0.86 7 IndGula 0.86 0.94 0.96 0.95 0.88 0.90 0.96 0.69 0.68 0.67 8 IndMknLain 0.69 0.75 0.78 0.76 0.71 0.72 0.77 1.24 1.21 1.20 9 IndMinuman 0.86 0.94 0.96 0.95 0.88 0.90 0.96 0.69 0.68 0.67 10 IndRokok 0.86 0.94 0.96 0.95 0.88 0.90 0.96 0.69 0.68 0.67 11 IndPintal 2.22 2.42 2.50 2.46 2.28 2.32 2.48 1.66 1.62 1.60 12 IndTekstil 2.22 2.42 2.50 2.46 2.28 2.32 2.48 1.66 1.62 1.60 13 IndKayuRotan 0.66 0.73 0.75 0.74 0.69 0.69 0.74 0.66 0.64 0.63 14 IndKertas 0.66 0.73 0.75 0.74 0.69 0.69 0.74 0.66 0.64 0.63 15 IndPupPest 0.66 0.73 0.75 0.74 0.69 0.69 0.74 0.66 0.64 0.63 16 IndKimia 0.66 0.73 0.75 0.74 0.69 0.69 0.74 0.66 0.64 0.63 17 KilangMinyak 0.54 0.59 0.60 0.59 0.55 0.56 0.60 0.94 0.92 0.91 18 IndKrtPlstk 0.66 0.73 0.75 0.74 0.69 0.69 0.74 0.66 0.64 0.63 19 IndMinNonLgm 0.66 0.73 0.75 0.74 0.69 0.69 0.74 0.66 0.64 0.63 20 IndSemen 0.66 0.73 0.75 0.74 0.69 0.69 0.74 0.66 0.64 0.63 21 IndBesiBaja 0.66 0.73 0.75 0.74 0.69 0.69 0.74 0.66 0.64 0.63 22 IndLgmNBesi 0.66 0.73 0.75 0.74 0.69 0.69 0.74 0.66 0.64 0.63 23 IndBrngLogam 1.32 1.46 1.50 1.48 1.38 1.38 1.48 1.32 1.28 1.26 24 IndMesinAlat 0.66 0.73 0.75 0.74 0.69 0.69 0.74 0.66 0.64 0.63 25 IndAltAngkut 0.66 0.73 0.75 0.74 0.69 0.69 0.74 0.66 0.64 0.63 26 IndLain 1.98 2.19 2.25 2.22 2.07 2.07 2.22 1.98 1.92 1.89 27 JasaJasa 1.28 1.40 1.44 1.42 1.32 1.34 1.43 1.50 1.47 1.46 Keterangan : Rur = Rural Urb = Urban Sumber: Susenas, 2005

2. Tingkat Depresiasi Faktor dan Nilai Depresiasi

Tingkat depresiasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 persen. Nilai tesebut mengikuti nilai yang terdapat pada model ORANI-F Horridge et 239 al., 1993. Besaran nilai untuk depresiasi faktor sebesar 0.9 diperoleh dari 1 dikurangi tingkat depresiasi. Nilai yang sama juga digunakan oleh Buetre 1996 pada model Philipina.

3. Rasio Investasi Modal

Rasio investasi modal yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 0.1375. Nilai ini diperoleh dari beberapa alternatif nilai rasio investasi modal yang digunakan dalam memperbaharui data dasar tahun 1995-2000 Susanti, 2002. Dengan menggunakan angka 0.1375, persentase GDP riil dan investasi hampir sama dengan perubahan aktualnya.

4. Stok Kapital pada Setiap Industri

Stok kapital awal pada setiap industri dibutuhkan untuk menggambarkan keseimbangan awal perekonomian. Dalam model keseimbangan umum data stok kapital awal digunakan untuk menentukan nilai tingkat pertumbuhan growth rate, tingkat pengembalian kotor gross rate of return dan stok kapital pada periode yang akan datang di setiap industri. Namun demikian, data stok kapital awal di setiap industri tidak tersedia pada Tabel I-O sehingga nilai tersebut diperoleh dengan cara mengikuti perhitungan yang digunakan dalam penelitian terdahulu. Secara umum terdapat tiga alternatif yang dapat digunakan untuk menghitung nilai stok kapital awal Oktaviani, 2000. Ketiga cara perhitungan tersebut disajikan pada Gambar 30. Baris pertama pada Gambar 30 menunjukkan bahwa nilai stok kapital dapat dihitung berdasarkan nilai tingkat depresiasi dan nilai depresiasi pada setiap industri. Rumus untuk menghitung stok kapital awal adalah : 240 Keterangan : Sumber : Oktaviani 2000 Gambar 30. Perhitungan Nilai Stok Kapital V0CAP i = VDEP i 1-DEP i ......................................................................5.1 dimana V0CAP i = Nilai stok kapital awal VDEP i = Nilai depresiasi 1-DEP i = Tingkat depresiasi Baris kedua pada Gambar 30 menunjukkan cara perhitungan stok kapital awal berdasarkan nilai rasio investasi kapital dan data investasi. Melalui cara ini nilai kapital stok awal dapat diperoleh dengan mengikuti rumus : V0CAP i = V2TOT i R_T i ..........................................................................5.2 dimana Nilai Depresiasi Tingkat Depresiasi Nilai Stok Kapital Tingkat Pertumbuhan Tingkat Depresiasi , Investasi Nilai Stok Kapital Periode yang Akan Datang Rasio Investasi- Kapital Investasi Nilai Kapital Tingkat Depresiasi Investasi Tingkat Pengembalian Kotor Gross Rate of Return Data is Pre- specified Data tersedia, kecuali yang berhuruf tebal Data dihitung 241 V0CAP i = Nilai stok kapital awal V2TOT i = Nilai investasi pada setiap industri R_T i = Rasio investasi kapital pada setiap industri Dari persamaan 5.1 dan 5.2, persamaan yang paling mungkin untuk diterapkan pada kasus Indonesia adalah persamaan 5.2 dimana persamaan ini diasumsikan bahwa nilai rasio investasi kapital pada setiap industri sama Oktaviani, 2000. Persamaan 5.1 tidak digunakan dalam penelitian ini, walaupun data depresiasi pada setiap industri tersedia pada Tabel IO karena hasil yang diperoleh dari persamaan 5.1 terutama pada nilai pertumbuhan kapital tidak realistis.

5. Tingkat Pengembalian Kotor

Perhitungan tingkat pengembalian kotor , termasuk risiko, pada setiap industri dalam penelitian ini mengikuti cara perhitungan yang telah dilakukan oleh Oktaviani 2000 dalam model INDOF. Rumus yang digunakan adalah : GROSSRR i = V1CAP i V2TOT i X1GROWI i -DEP i ............................5.3 dimana GROSSRR i = Tingkat pengembalian kotor, termasuk risiko pada industri i V1CAP i = Sewa kapital pada industri i V2TOT i = Total kapital yang dihasilkan setiap industri i X1GROWI i = Pertumbuhan kapital pada setiap industri i DEP i = Depresiasi faktor pada industri i Nilai X1GROWI i dan V0CAPF i dihitung berdasarkan rumus : X1GROWI i = V0CAPF i VOCAP i ...........................................................5.4 V0CAPF i = DEP i V0CAP i +V2TOT i .....................................................5.5

6. Trend InvestmentKapital dan MaximumTrendInvestmentKapital Ratio

Mengingat data investmentkapital tidak tersedia di Indonesia, maka dalam penelitian ini nilai yang digunakan untuk kedua parameter tersebut mengikuti nilai yang terdapat dalam model ORANIGRD pada perekonomian Australia. 242 Nilai trend investment yang digunakan dalam model ORANIGRD adalah 0.08 dan nilai maximumtrend investment capital ratio adalah 4.00.

7. Elastisitas Investasi

Secara teoritis suatu fungsi investasi dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah suku bunga, risiko usaha, infrastruktur, kebijakan pemerintah, kepastian hukum dan faktor-faktor non ekonomi lainnya. Akan tetapi di Indonesia belum ada penelitian mengenai seberapa besar pengaruh dari ketiga faktor tersebut terhadap investasi, sekaligus besaran elastisitasnya. Nilai elastisitas investasi dalam penelitian ini mengikuti penghitungan nilai elastisitas investasi yang dilakukan oleh Ratnawati et al. 2004 dengan membangun model investasi sebagai fungsi dari suku bunga dalam bentuk model double-log. Nilai elastisitas investasi terhadap suku bunga yang dihasilkan dari perhitungan tersebut adalah –8.63. Dari model tersebut terlihat bahwa suku bunga berpengaruh pada taraf nyata 7 persen, meskipun nilai R kuadrat yang dihasilkan hanya sebesar 9.4 persen. Kecilnya nilai R kuadrat tersebut disebabkan oleh fluktuasi nilai investasi yang besar sementara fluktuasi suku bunga kecil bahkan cenderung konstan. Di samping itu, variasi investasi tidak hanya ditentukan oleh suku bunga tetapi juga dipengaruhi oleh variasi faktor-faktor lainnya. 5.7. Prosedur Membangun Database CGE Pada penelitian ini, prosedur yang digunakan untuk membangun data dasar pada model keseimbangan umum CGE INDUSTRINDO sebagian besar mengikuti prosedur yang telah dilakukan oleh Oktaviani 2000. Langkah-langkah dalam memperbaharui data dasar model keseimbangan umum CGE terbagi menjadi lima 243 tahapan, yaitu membangun raw data, membuat file har, membuat file tablo, agregasi data dan membangun command file.

5.7.1. Membangun Data Dasar