311 sebesar 7.87 persen per tahun. Perkembangan ekspor selama periode 2003-2010
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 77. Tabel 77. Perkembangan Ekspor dan Pangsanya dalam Produk Domestik Bruto
Tahun 2003-2010 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000
Tahun PMTB
Triliun Rp PDB
Triliun Rp Pangsa Persen
2003 612.6
1 579.6 38.8
2004 680.5
1 656.8 41.1
2005 792.0
1 750.7 45.2
2006 868.3
1 847.3 47.0
2007 942.4
1 964.3 48.0
2008 1 032.3
2 082.5 49.6
2009 932.3
2 177.7 42.8
2010 1 071.4
2310.7 46.4
Sumber : BPS, Berbagai Tahun Terbitan Diolah
Begitu pentingnya peranan ekspor dalam pembentukan PDB juga terlihat dari terus meningkatnya pangsa ekspor dalam pembentukan PDB. Pangsa ekspor dalam
PDB terus meningkat dari 38.8 persen pada tahun 2003 menjadi 46.4 persen pada tahun 2010. Pangsa ekspor mengalami penurunan pada periode tahun 2008 dan
2009 diduga karena krisis finansial global yang dipicu krisis keuangan dan perbankan di Amerika Serikat yang mendorong negara-negara importir dunia
mengurangi impornya sehingga berimbas pada jumlah ekspor Indonesia ke negara- negara tersebut. Trend perkembangan pangsa ekspor dalam pembentukan PDB
secara ringkas ditampilkan pada Gambar 49.
7.3. Dampak Penurunan Impor Produk Industri Non-Migas
Pada subbab ini, penurunan impor produk industri non-migas dilakukan dengan meningkatkan penggunaan produk-produk industri dalam negeri melalui
serangkaian kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk lebih
312 mencintai produksi dalam negeri dan peningkatan kualitas produksi dalam negeri
sehingga permintaan konsumen terhadap produk-produk industri non-migas produksi dalam negeri meningkat. Peningkatan penggunaan produksi dalam negeri
ini diharapkan dapat mengurangi laju impor produk-produk konsumsi sektor industri non-migas.
Sumber : BPS, Berbagai Tahun Terbitan Diolah Gambar 49. Perkembangan Pangsa Ekspor dalam Pembentukan PDB Tahun 2003-
2010 Menurut Harga Konstan Tahun 2000
Pengurangan laju impor juga dilakukan melalui serangkaian upaya-upaya non tarif lainnya seperti pemenuhan persyaratan Standar Nasional Indonesia SNI
untuk produk-produk impor. Upaya lain yang dilakukan adalah mendorong tumbuhnya industri-industri penghasil bahan baku penolong dan barang modal. Hal
ini perlu dilakukan mengingat impor Indonesia lebih didominasi oleh impor untuk bahan baku penolong dan barang modal yang pada tahun 2010 mencapai sekitar 87
persen dari total impor seperti dapat dilihat pada Tabel 78. Hal ini menunjukkan
313 bahwa sektor industri masih sangat tergantung pada input bahan baku dan barang
modal impor.
Tabel 78. Perkembangan Impor Menurut Penggunaan Tahun 2006-2010 Persen
No. Uraian
2006 2007
2008 2009
2010 I.
Barang Konsumsi 7.51
6.18 3.48
4.51 3.19
1 Makanan Dan Minuman Belum
diolah Untuk Rumah Tangga 0.91
1.06 0.64
1.01 0.90
2 Makanan Dan Minuman Olahan
Untuk Rumah Tangga 1.99
2.69 1.52
1.45 1.88
3 Bahan Bakar Dan Pelumas Olahan
1.38 1.65
1.29 0.63
0.75 4
Mobil Penumpang 0.37
0.54 0.46
0.48 0.71
5 Alat Angkutan Bukan Untuk Industri
0.14 0.13
0.12 0.24
0.20 6
Barang Konsumsi Tahan Lama 0.61
0.64 0.66
0.87 0.83
7 Barang Konsumsi Setengah Tahan
Lama 0.96
0.94 0.91
1.00 1.05
8 Barang Konsumsi Tidak Tahan Lama
1.11 1.19
0.98 1.26
1.19 9
Barang Yang Tidak Diklasifikasikan 0.03
0.19 0.06
0.22 0.20
II. Bahan Baku Penolong
77.37 78.01
79.43 73.82
76.07
1 Makanan dan Minuman Belum
Diolah Untuk Industri 2.13
2.87 2.59
2.80 2.37
2 Makanan dan Minuman Olahan
Untuk Industri 1.53
2.12 1.02
1.68 1.67
3 Bahan Baku Belum Diolah Untuk
Industri 3.97
3.90 3.77
3.08 3.50
4 Bahan Baku Olahan Untuk Industri
29.68 30.05
32.18 31.01
32.13 5
Bahan Bakar Dan Pelumas Belum Diolah
12.88 12.52
8.05 7.83
6.59 6
Bahan Bakar Motor 5.31
5.31 4.81
5.44 6.52
7 Bahan Bakar Dan Pelumas Olahan
11.55 10.80
10.22 6.10
7.14 8
Suku Cadang Dan Perlengkapan Barang Modal
5.86 6.39
11.61 11.66
11.41 9
Suku Cadang Dan Perlengkapan Alat Angkutan
4.45 4.04
5.18 4.23
4.74
III. Barang Modal 15.12
15.81 17.09
21.67 20.73
1 Barang Modal Kecuali Alat Angkutan
10.30 11.62
12.97 14.11
14.46 2
Mobil Penumpang 0.37
0.54 0.46
0.48 0.71
3 Alat Angkutan Untuk Industri
4.45 3.65
3.65 7.08
5.56
TOTAL 100.00
100.00 100.00
100.00 100.00
Sumber : Kementerian Perdagangan, 2011
Upaya-upaya penurunan laju impor yang diuraikan di atas dampaknya diasumsikan setara dengan pengenaan tarif bea masuk produk impor. Oleh karena
itu, besaran shock dimasukkan ke dalam model sebagai guncangan pada variabel