Dampak terhadap Output Industri Kecil, Menengah dan Besar Dampak terhadap Ekonomi Makro

358

7.7.4. Dampak terhadap Output Industri Kecil, Menengah dan Besar

Sementara itu, dilihat pada dampak terhadap output sektoral berdasarkan skala usaha, kelima simulasi reindustrialisasi memberikan dampak yang berbeda pada output sektor industri untuk masing-masing usaha. Hanya pada simulasi peningkatan investasi sektor industri yang mampu meningkatkan output sektor industri kecil dan menengah relatif lebih tinggi dibandingkan dengan industri besar. Hal ini menunjukkan bahwa investasi memegang peranan penting untuk mendorong pertumbuhan output industri kecil relatif lebih besar dibandingkan dengan industri menengah dan besar. Oleh karena itu, dibutuhkan berbagai upaya untuk terus meningkatkan investasi khususnya investasi yang diarahkan untuk mendorong industri kecil menengah. Pada simulasi peningkatan ekspor, output sektor industri kecil menengah tumbuh lebih rendah dibandingkan dengan industri besar karena masih rendahnya peranan industri kecil menengah dalam kegiatan ekspor. Demikian pula hanya pada simulasi penurunan impor produk industri non-migas dimana peranan industri kecil menengah juga masih relatif kecil dibandingkan dengan industri besar. Pada simulasi peningkatan produktivitas sektor industri dan subsidi harga BBM, output sektor industri besar lebih tinggi dibandingkan dengan industri kecil menengah. Tabel 102. Rekapitulasi Dampak Reindustrialisasi terhadap Output Sektor Industri Kecil, Menengah dan Besar Persen Perubahan Skala Usaha Sim1 Sim2 Sim3 Sim4 Sim5 Industri Kecil 3.17 2.96 3.41 9.82 3.45 Industri Menengah 3.09 2.87 3.36 8.77 3.36 Industri Besar 2.99 3.27 4.12 10.18 3.80 Sumber : Hasil Analisis, 2011 359

7.7.5. Dampak terhadap Ekonomi Makro

Dari Tabel 103 terlihat bahwa kelima simulasi yang dilakukan mampu meningkatkan PDB riil. Peningkatan investasi menyebabkan peningkatan PDB riil sebesar 3.07 persen. Peningkatan PDB dipengaruhi antara lain oleh peningkatan konsumsi rumah tangga 2.96 persen, investasi 2.28 persen dan pertumbuhan ekspor 4.39 persen yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan impor 3.42 persen sehingga neraca perdagangan naik sekitar 0.04 persen serta peningkatan perubahan stok 3.35 persen. Peningkatan investasi mendorong penurunan harga-harga sebesar -0.02 persen. Dari sisi pertumbuhan sektor-sektor ekonomi, terlihat bahwa pertumbuhan sektor industri 5.63 persen lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi nasional 3.07 persen. Akibat dari peningkatan investasi ini mendorong pangsa output sektor industri terhadap total PDB meningkat sebesar 0.086 persen. Peningkatan ekspor produk-produk industri menyebabkan peningkatan PDB riil sebesar 3.13 persen. Peningkatan PDB dipengaruhi antara lain oleh peningkatan konsumsi rumah tangga 1.87 persen dan pertumbuhan ekspor 9.34 persen yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan impor 3.51 persen sehingga neraca perdagangan naik sekitar 1.40 persen serta peningkatan perubahan stok 5.25 persen. Peningkatan ekspor mendorong penurunan harga-harga sebesar -0.02 persen. Dari sisi pertumbuhan sektor-sektor ekonomi, terlihat bahwa pertumbuhan sektor industri 7.44 persen lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi nasional 3.13 persen. Akibat dari peningkatan ekspor produk-produk industri ini mendorong pangsa output sektor industri terhadap total PDB meningkat sebesar 0.144 persen. 360 Tabel 103. Rekapitulasi Dampak Reindustrialisasi terhadap Kinerja Ekonomi Makro Persen Perubahan Deskripsi Sim 1 Sim 2 Sim 3 Sim 4 Sim 5 Neraca Perdagangan delB 0.04 1.40 1.31 1.37 1.26 GDP Riil Sisi Pengeluaran x0gdpexp 3.07 3.13 3.65 5.63 3.64 GDP Riil Sisi Pengeluaran Sektor Pertanian x0gdpexp_ag 2.61 1.51 2.31 2.97 1.68 GDP Riil Sisi Pengeluaran Sektor Industrix0gdpexp_mn 5.63 7.44 7.57 8.41 8.85 GDP Riil Sisi Pengeluaran Sektor Pertambangan x0gdpexp_mo 0.74 0.79 1.68 8.18 0.55 GDP Riil Sisi Pengeluaran Sektor Jasa x0gdpexp_se 2.11 1.35 1.97 3.93 1.56 Pengeluaran Riil Agregat Investasi x2tot_i 2.28 0.00 0.00 0.00 0.00 Konsumsi Riil Rumah tangga x3tot 2.96 1.87 2.51 4.29 2.44 Indeks Volume Ekspor x4tot 4.39 9.34 6.10 16.48 10.53 Indeks Volume Impor x0cif_c 3.42 3.51 -0.24 9.01 4.44 Inventori Riil Agregat x6tot 3.35 5.25 8.61 15.63 6.44 InflasiIndeks Harga Konsumen IHK p3tot -0.02 -0.02 0.23 0.11 -0.64 Pangsa Sektor Pertanian terhadap Total PDB -0.043 -0.152 -0.126 -0.249 -0.184 Pangsa Sektor Industri terhadap Total PDB 0.086 0.144 0.131 0.093 0.174 Pangsa Sektor Pertambangan terhadap Total PDB -0.213 -0.215 -0.180 0.233 -0.284 Pangsa Sektor Jasa terhadap Total PDB -0.020 -0.037 -0.035 -0.035 -0.043 Sumber : Hasil Analisis, 2011 Peningkatan penurunan impor produk industri non-migas menyebabkan peningkatan PDB riil sebesar 3.65 persen. Peningkatan PDB dipengaruhi antara lain oleh peningkatan konsumsi rumah tangga 2.51 persen dan pertumbuhan ekspor 6.1 persen yang lebih tinggi daripada pertumbuhan impor -0.24 persen sehingga sehingga neraca perdagangan meningkat sekitar 1.31 persen serta peningkatan perubahan stok 8.61 persen. Penurunan impor produk industri non- migas mendorong peningkatan harga-harga sebesar 0.23 persen. Dari sisi pertumbuhan sektor-sektor ekonomi, terlihat bahwa pertumbuhan sektor industri 7.57 persen lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi nasional 3.65 persen. Akibat dari penurunan impor produk industri non-migas ini mendorong pangsa output sektor industri terhadap total PDB meningkat sebesar 0.131 persen. 361 Peningkatan produktivitas sektor industri menyebabkan peningkatan PDB riil sebesar 5.63 persen. Peningkatan PDB dipengaruhi antara lain oleh peningkatan konsumsi rumah tangga 4.29 persen dan pertumbuhan ekspor 16.48 persen yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan impor 9.01 persen sehingga neraca perdagangan naik sekitar 1.37 persen serta peningkatan perubahan stok sebesar 15.63 persen. Peningkatan produktivitas sektor industri mendorong penurunan harga-harga sebesar -0.64 persen. Dari sisi pertumbuhan sektor-sektor ekonomi, terlihat bahwa pertumbuhan sektor industri 8.41 persen lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi nasional 5.63 persen. Akibat dari peningkatan produktivitas sektor industri ini mendorong pangsa output sektor industri terhadap total PDB meningkat sebesar 0.093 persen. Subsidi harga BBM menyebabkan peningkatan PDB riil sebesar 3.64 persen. Peningkatan PDB dipengaruhi antara lain oleh peningkatan konsumsi rumah tangga 2.44 persen dan pertumbuhan ekspor 10.05 persen yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan impor 4.44 persen sehingga neraca perdagangan naik sekitar 1.26 persen serta peningkatan perubahan stok naik sebesar 6.44 persen. Subsidi harga BBM di sektor industri mendorong penurunan harga-harga sebesar -0.64 persen. Dari sisi pertumbuhan sektor-sektor ekonomi, terlihat bahwa pertumbuhan sektor industri 8.85 persen lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi nasional 3.64 persen. Akibat dari subsidi BBM ini mendorong pangsa output sektor industri terhadap total PDB meningkat sebesar 0.174 persen. Dari kelima simulasi di atas, terlihat bahwa simulasi melalui peningkatan produktivitas mampu mendorong pertumbuhan PDB riil paling besar dibandingkan dengan keempat simulasi lainnya. Sementara itu, simulasi melalui peningkatan 362 investasi mendorong pertumbuhan PDB riil paling kecil dibandingkan dengan keempat simulasi lainnya. Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa kelima upaya reindustrialisasi melalui peningkatan investasi, ekspor, produktivitas dan penurunan impor produk industri non-migas serta subsidi harga BBM mampu mendorong kembali pangsa output sektor industri non-migas. Untuk meningkatkan pangsa output sektor industri diperlukan kerja keras semua pihak agar pertumbuhan sektor industri selalu berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional agar secara perlahan-lahan pangsa output sektor industri non-migas dapat meningkat melalui serangkaian kebijakan reindustrialisasi seperti peningkatan investasi, peningkatan ekspor produk-produk industri, penurunan impor produk industri non-migas, dan peningkatan produktivitas sektor industri.

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

8.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan sebelumnya maka dapat disimpulkan hal-hal berikut ini. 1. Faktor-faktor penyebab deindustrialisasi dari sisi permintaan dipengaruhi secara negatif oleh pangsa investasi dan pangsa ekspor produk industri serta dipengaruhi secara positif oleh pangsa impor produk-produk non-migas. Sementara itu, dari sisi penawaran deindustrialisasi dipengaruhi secara negatif oleh tingkat teknologi yang dimiliki oleh sektor industri dan dipengaruhi secara negatif oleh upah riil tenaga kerja sektor industri dan harga riil bahan bakar minyak. 2. Reindustrialisasi secara umum mengakibatkan peningkatan output di seluruh cabang industri non-migas. Pertumbuhan output cabang industri berbasis pertanian agroindustri relatif lebih tinggi dibandingkan dengan cabang- cabang industri lainnya. Reindustrialisasi secara umum mengakibatkan dampak yang berbeda dalam penyerapan tenaga kerja pada beberapa cabang industri non-migas. Penyerapan tenaga kerja pada cabang-cabang industri pertumbuhan outputnya meningkat dan cabang-cabang industru yang padat karya umumnya relatif tinggi. Di sisi lain, cabang-cabang industri non-migas yang padat teknologi umumnya mengalami penurunan dalam penyerapan tenaga kerjanya. Reindustrialisasi mengakibatkan pendapatan riil rumah tangga mengalami peningkatan untuk semua golongan rumah tangga. Simulasi dengan subsidi harga bahan bakar minyak mampu meningkatkan pendapatan