236 industri menjadi 27 sektor dilakukan untuk menyesuaikan dengan data dasar Tabel
Input Output 2008 dan SNSE tahun 2005. Seluruh informasi elastisitas substitusi faktor primer yang digunakan pada model CGE ditunjukkan pada Tabel 51.
5.6.4. Elastisitas Tenaga Kerja
Tenaga kerja dalam penelitian ini, seperti telah dikemukakan sebelumnya, diklasifikasikan atas tenaga kerja skill dan unskill. Kedua jenis tenaga kerja ini
diasumsikan dapat saling bersubstitusi dalam proses produksi mengikuti fungsi CES. Derajat substitusi diantara kedua jenis tenaga kerja ini disebut sebagai
elatisitas substitusi tenaga kerja. Hasil estimasi koefisien elastisitas ini untuk perekonomian Indonesia cukup sulit untuk ditemukan. Sebagian besar studi yang
membangun atau menerapkan model CGE di Indonesia mengadopsinya dari studi- studi sebelumnya untuk negara lain. Pada konstruksi data dasar model INDOF
misalnya, Oktaviani 2001 menggunakan angka 0.5 untuk seluruh sektor penelitiaannya yang juga dipakai pada penelitian ini. Angka ini diperoleh dari studi
Horridge et al. 1993 untuk model CGE perekonomian Australia. Angka yang sama juga telah digunakan oleh Buetre 1996 untuk model perekonomian Filipina.
5.6.5. Elastisitas Pengeluaran
Elastisitas pengeluaran menunjukkan respon pengeluaran rumah tangga terhadap konsumsi berbagai jenis komoditi atas perubahan tingkat pendapatannya.
Secara teoritis pola hubungan antara tingkat pendapatan dan pengeluaran konsumsi rumah tangga dipresentasikan oleh Hukum Engel yang menyatakan bahwa
peningkatan pendapatan rumah tangga akan diikuti oleh peningkatan pengeluaran konsumsi. Namun proporsi pengeluaran konsumsi untuk produk pangan cenderung
menurun, sementara proporsi pengeluaran untuk konsumsi produk non-pangan
237 cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya pendapatan rumah
tangga.Berdasarkan konsep ini, rumah tangga yang tingkat penghasilannya relatif rendah pola konsumsinya akan dicirikan oleh proporsi pengeluaran untuk produk
pangan yang lebih besar sehingga permintaan pangan pada kelompok rumah tangga ini akan bersifat relatif elastis. Sebaliknya, pada kelompok rumah tangga yang
berpenghasilan lebih tinggi, justru permintaan produk non pangan yang akan bersifat relatif lebih elastis.
Estimasi koefisien elastisitas pengeluaran rumah tangga secara terperinci untuk keseluruhan kelompok rumah tangga terhadap berbagai jenis komoditas yang
dikonsumsi, membutuhkan data dan informasi yang sangat banyak dan waktu yang cukup lama. Atas dasar pertimbangan tersebut, maka pada penelitian ini tidak
dilakukan pengestimasian koefisien elastisitas pengeluaran rumah tangga. Untuk memenuhi keperluan penyusunan data dasar model CGE, koefisien elastisitas
pengeluaran diambil dari data Susenas. Besarnya koefisien elastisitas pengeluaran menurut kelompok rumah tangga untuk keseluruhan komoditas yang diteliti,
ditunjukkan pada Tabel 52.
5.6.6. Parameter Lainnya