269
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2011 Diolah Gambar 36. Perkembangan Pangsa Nilai Tambah Sektor Industri Tahun 1993 -
2010
Dalam penelitian ini, digunakan dua model regresi linier yang diestimasi dengan OLS untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi pangsa output sektor
industri sebagai variabel terikat dependent variable baik dari sisi permintaan maupun dari sisi penawaran.
6.3. Faktor-Faktor Penyebab Deindustrialisasi dari Sisi Permintaan
Untuk hasil estimasi persaman perilaku deindustrialisasi dari sisi permintaan, secara umum tanda koefisien sesuai dengan yang diharapkan walaupun terdapat
hasil estimasi pangsa investasi sektor industri yang tidak signifikan sampai dengan = 0.10. Hal ini juga didukung oleh koefisien determinasi yang umumnya di atas
85 persen. Hasil analisis pada Tabel 62, menunjukkan bahwa pangsa investasi dan pangsa ekspor produk industri berpengaruh secara positif terhadap pangsa nilai
270 tambah sektor industri. Sementara itu, pangsa impor produk non-migas
berpengaruh secara negatif terhadap pangsa nilai tambah sektor industri. Tabel 62. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Perilaku Deindustrialisasi dari Sisi
Permintaan
Variabel
Penduga Parameter
Standar error t-hitung
Peluang
INTERCEPT SHINVEST
SHEXPORT SHIMPNMIGAS
24.15190 0.06402
0.18874 -0.17137
7.12531 0.04136
0.08471 0.02537
3.39 1.55
2.23
-6.75 0.0069
0.1527 0.0500
0.0001 R
2
= 0.8634 Sumber : Hasil Analisis, 2011
Untuk faktor investasi dalam penelitian ini diproksi dengan menggunakan data nilai pangsa kredit perbankan yang disalurkan pada sektor industri. Hasil
estimasi parameter model regresi untuk faktor pangsa investasi, secara umum tanda koefisien parameter sesuai dengan yang diharapkan yaitu bertanda positif dan
signifikan sampai dengan = 0.2 sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 62.
Dalam jangka panjang pangsa investasi pada sektor industri, berpengaruh positif terhadap pangsa nilai tambah sektor industri. Peningkatan pangsa investasi pada
sektor industri akan mendorong peningkatan pangsa nilai tambah sektor industri, demikian pula sebaliknya.
Pangsa investasi untuk sektor industri mengalami fluktuasi sepanjang periode tahun 1991 sampai dengan 2006 seperti dapat dilihat pada Gambar 37. Pangsa
investasi untuk sektor industri mencapai puncaknya pada tahun 2000 yang mencapai angka 39.70 persen. Penurunan pangsa investasi untuk sektor industri
terjadi pada periode tahun 1993 sampai dengan 1996 dan tahun 2000 sampai dengan tahun 2006.
271
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2010 Diolah Gambar 37. Perkembangan Pangsa Nilai Tambah Sektor Industri dan Pangsa
Kredit untuk Sektor Industri Tahun 1993 - 2009
Peningkatan pangsa investasi untuk sektor industri pada tahun 1996-2000 searah dengan peningkatan pangsa nilai tambah sektor industri pada periode yang
sama. Sementara itu, penurunan pangsa investasi untuk sektor industri pada tahun 2003-2006 searah dengan penurunan pangsa nilai tambah sektor industri pada
periode yang sama. Dengan demikian, pangsa investasi sektor industri memegang peranan yang sangat penting dalam kontribusinya pada perubahan pangsa nilai
tambah sektor industri.
272 Tabel 63. Perkembangan Pangsa Kredit yang Disalurkan Perbankan pada Berbagai
Sektor Ekoomi Tahun 1993 – 2006
Persen
Sektor 1993
1994 1995
1996 1997
1998 1999
Pertanian 8.02
7.34 6.62
6.02 6.88
8.06 10.56
Perindustrian 34.23
31.88 30.73
26.92 29.53
35.22 37.43
Pertambangan 0.52
0.42 0.39
0.58 1.41
1.21 1.64
Perdagangan 25.15
23.49 23.12
24.10 21.76
19.77 19.23
Jasa-jasa 23.84
26.90 28.39
31.29 30.03
28.54 19.17
lainnya 8.24
9.97 10.75
11.10 10.39
7.19 11.97
Jumlah 100.00
100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
Sektor 2000
2001 2002
2003 2004
2005 2006
Pertanian 7.25
6.85 6.11
5.54 5.85
5.32 5.72
Perindustrian 39.70
38.26 33.12
29.00 25.94
24.60 23.18
Pertambangan 2.48
2.44 1.67
1.16 1.40
1.14 1.77
Perdagangan 16.39
15.91 18.06
18.96 20.06
19.45 20.63
Jasa-jasa 16.47
16.11 16.69
21.10 19.48
19.57 20.03
lainnya 17.70
20.44 24.35
24.24 27.27
29.93 28.68
Jumlah 100.00
100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2008 Diolah
Sementara itu, jika dilihat dari jumlah kredit yang disalurkan untuk sektor industri mengalami fluktuasi sepanjang periode tahun 1991 sampai dengan 2006
seperti dapat dilihat pada Gambar 38. Fluktuasi terjadi pada masa krisis ekonomi tahun 1998-1999 dimana kredit yang disalurkan untuk sektor industri menurun dari
Rp 171.67 triliun menjadi Rp 84.26 triliun sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 64. Peningkatan jumlah kredit yang disalurkan untuk sektor industri pada tahun
1993-1998 dan 1999-2004 searah dengan peningkatan pangsa nilai tambah sektor industri pada periode yang sama.
273 Tabel 64. Perkembangan Jumlah Kredit yang Disalurkan Perbankan pada Berbagai
Sektor Ekoomi Tahun 1997 - 2006 Rp Miliar
Sektor 1997
1998 1999
2000 2001
Pertanian 26 002
39 308 23 777
19 503 20 863
Perindustrian 111 679
171 668 84 259
106 782 116 525
Pertambangan 5 316
5 909 3 697
6 680 7 440
Perdagangan 82 264
96 364 43 288
44 099 48 450
Jasa-jasa 113 569
139 124 43 161
44 316 49 061
lainnya 39 304
35 053 26 951
47 620 62 255
Jumlah 378 134
487 426 225 133
269 000 304 594
Sektor 2002
2003 2004
2005 2006
Pertanian 22 332
23 950 32 376
36 678 45 003
Perindustrian 121 035
125 349 143 603
169 678 182 432
Pertambangan 6 095
5 012 7 730
7 874 13 896
Perdagangan 65 978
81 941 111 035
134 109 162 396
Jasa-jasa 60 983
91 191 107 857
134 944 157 638
lainnya 88 987
104 787 150 947
206 390 225 771
Jumlah 365 410
432 230 553 548
689 673 787 136
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2008 Diolah
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2010 Diolah
Gambar 38. Perkembangan Pangsa Nilai Tambah Sektor Industri dan Jumlah Kredit untuk Sektor Industri Tahun 1993 - 2009
274 Hasil estimasi parameter model regresi untuk faktor pangsa ekspor produk
industri, secara umum tanda koefisien parameter sesuai dengan yang diharapkan yaitu bertanda positif sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 62. Dalam jangka
panjang pangsa ekspor produk industri, berpengaruh positif terhadap pangsa nilai tambah sektor industri. Nilai ini berarti bahwa semakin tinggi pangsa ekspor
produk industri akan meningkatkan pangsa nilai tambah sektor industri, demikian pula sebaliknya.
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2010 Diolah Gambar 39. Perkembangan Pangsa Nilai Tambah Sektor Industri dan Pangsa
Ekspor Produk Industri Tahun 1993 – 2009
Pangsa ekspor produk industri Indonesia pada periode 1991 sampai dengan 2006 mengalami fluktuasi yang cukup tajam sebagai imbas dari krisis ekonomi
yang melanda Indonesia. Pada periode tersebut, pangsa ekspor produk industri
275 mencapai angka tertinggi pada tahun 1998 yang mencapai 83.88 persen dan
mencapai angka terendah pada tahun 1991 sebesar 62.61 persen seperti dapat dilihat pada Gambar 40. Peningkatan pangsa ekspor produk industri pada tahun
1993-2004 searah dengan peningkatan pangsa nilai tambah sektor industri pada periode yang sama.
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2010 Diolah Gambar 40. Perkembangan Pangsa Nilai Tambah Sektor Industri dan Nilai Ekspor
Non-Migas Tahun 1993 - 2009
Pada Gambar 40, terlihat bahwa untuk nilai ekspor produk industri terus mengalami peningkatan dari tahun 1993 sampai dengan 2006 dimana pada tahun
2006 ekspor produk industri mampu menyumbangkan devisa sebesar US 79.6 miliar. Pada gambar tersebut juga terlihat bahwa peningkatan nilai ekspor produk
industri pada tahun 1993-2004 juga searah dengan peningkatan pangsa nilai tambah sektor industri pada periode yang sama. Dengan demikian, ekspor produk industri
276 memegang peranan yang sangat penting dalam kontribusinya pada perubahan
pangsa nilai tambah sektor industri. Hasil estimasi parameter model regresi untuk faktor pangsa impor produk
non-migas, secara umum tanda koefisien semua lag sesuai dengan yang diharapkan yaitu bertanda negatif. Dalam jangka panjang pangsa impor produk non-migas,
berpengaruh negatif terhadap pangsa nilai tambah sektor industri. Nilai ini berarti bahwa semakin menurun pangsa impor produk non-migas akan meningkatkan
pangsa nilai tambah sektor industri, demikian pula sebaliknya.
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2010 Diolah Gambar 41. Perkembangan Pangsa Nilai Tambah Sektor Industri dan Pangsa Impor
Produk Non-migas Tahun 1993 - 2009
Pangsa impor produk non-migas Indonesia pada periode 1991 sampai dengan 2006 terus mengalami penurunan. Pada periode tersebut, pangsa impor produk
non-migas menurun dari 91.07 persen tahun 1991 menjadi hanya 68.95 persen
277 pada tahun 2006 seperti dapat dilihat pada Gambar 41. Penurunan pangsa impor
produk non-migas pada tahun 1993-2004 searah dengan peningkatan pangsa nilai tambah sektor industri pada periode yang sama.
Pada Gambar 42, terlihat bahwa untuk nilai impor produk non-migas terus mengalami fluktuasi dari tahun 1991 sampai dengan 2006 dimana pada tahun 2006
impor produk non-migas menyedot devisa sebesar US 42.1 miliar. Pada gambar tersebut juga terlihat bahwa penurunan impor produk non-migas pada tahun 1996-
1999 dan 2000-2003 diikuti dengan peningkatan pangsa nilai tambah sektor industri pada periode yang sama. Dengan demikian, impor produk non-migas
memegang peranan yang penting dalam kontribusinya pada perubahan pangsa nilai tambah sektor industri.
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2010 Diolah Gambar 42. Perkembangan Pangsa Nilai Tambah Sektor Industri dan Nilai Impor
Produk Non-migas Tahun 1993 - 2009
278
6.4. Faktor-Faktor Penyebab Deindustrialisasi dari Sisi Penawaran