306 secara umum peningkatan pendapatan rumah tangga di perdesaan lebih tinggi
dibandingkan dengan pendapatan rumah tangga di perkotaan sebagai akibat peningkatan ekspor produk-produk industri non-migas. Hal ini terjadi karena
berdasarkan hasil simulasi terlihat bahwa peningkatan ekspor produk-produk industri non-migas mendorong pertumbuhan output cabang-cabang industri
berbasis pertanian seperti industri pengolahanpengawetan makanan dan industri minyak lemak yang banyak terkait dengan perdesaan sehingga secara langsung
juga mendorong peningkatan pendapatan rumah tangga yang berada di perdesaan.
7.2.2. Dampak terhadap Kinerja Sektor Industri Kecil, Menengah dan Besar
Dampak peningkatan ekspor terhadap ekonomi setiap sektor berdasarkan skala usahanya yang diukur dari total output ditunjukkan pada Tabel 75.
Peningkatan ekspor produk-produk industri secara umum memberikan dampak positif untuk seluruh sektor dan skala usaha. Cabang-cabang industri yang
pertumbuhan output industri kecil menengahnya relatif lebih tinggi dibandingkan dengan industri besar adalah industri penggilingan padi, industri pemintalan,
industri tekstil, industri pengolahan kayurotan, industri pupukpestisida, dan
industri lainnya. Namun demikian, secara umum peningkatan ekspor lebih banyak mendorong pertumbuhan output industri besar relatif lebih tinggi dibandingkan
dengan industri kecil menengah. Hal ini menunjukkan bahwa peran industri besar dalam sumbangannya terhadap ekspor masih relatif besar dibandingkan dengan
industri kecil menengah. Untuk mendorong pertumbuhan sektor industri lebih besar lagi, maka industri kecil menengah perlu terus didorong agar peranannya dalam
ekspor dapat ditingkatkan.
307 Tabel 75. Dampak Simulasi Peningkatan Ekspor Produk Industri Non-Migas
terhadap Total Output Menurut Sektor dan Skala Usaha Persen Perubahan
No. Nama Sektor
Kecil Menengah
Besar
1 Pertanian
3.42 3.37
3.33 2
Pertambangan 3.82
3.80 3.86
3 Industri pengolahan dan pengawetan
makanan 8.30
8.32 8.32
4 Industri minyak dan lemak
12.36 12.41
12.44 5
Industri penggilingan padi 1.32
1.31 1.31
6 Industri tepung, segala jenisnya
2.19 2.19
2.19 7
Industri gula 2.57
2.57 2.57
8 Industri makanan lainnya
2.95 2.95
2.95 9
Industri minuman 1.52
1.52 1.52
10 Industri rokok
1.60 1.60
1.60 11
Industri pemintalan 12.03
12.05 12.04
12 Industri tekstil, pakaian dan kulit
8.74 8.81
8.78 13
Industri bambu, kayu dan rotan 5.34
5.37 5.36
14 Industri kertas, barang dari kertas dan karton
6.31 6.32
6.34 15
Industri pupuk dan pestisida 2.46
2.47 2.46
16 Industri kimia
6.17 6.16
6.21 17
Pengilangan minyak bumi 1.68
1.62 2.05
18 Industri barang karet dan plastik
6.91 6.89
6.94 19
Industri barang-barang dari mineral bukan logam
3.47 3.47
3.47 20
Industri semen 2.06
2.06 2.06
21 Industri dasar besi dan baja
5.88 5.88
5.89 22
Industri logam dasar bukan besi 15.02
15.03 15.09
23 Industri barang dari logam
3.43 3.43
3.44 24
Industri mesin, alat-alat dan perlengkapan listrik
5.34 5.37
5.42 25
Industri alat pengangkutan dan perbaikannya 3.96
3.97 3.98
26 Industri barang lain yang belum digolongkan
dimanapun 8.30
8.32 8.29
27 Jasa-Jasa
1.76 1.53
1.81 Sumber : Hasil Analisis, 2011
Peningkatan ekspor, secara umum memberikan dampak yang berbeda dalam penyerapan tenaga kerjanya untuk seluruh sektor dan skala usaha. Umumnya
cabang-cabang industri yang pertumbuhan outputnya meningkat karena peningkatan ekspor, penggunaan tenaga kerjanya juga meningkat baik pada industri
308 kecil, menengah maupun besar. Demikian pula sebaliknya, cabang-cabang industri
yang bukan merupakan cabang-cabang yang diandalkan dalam ekspor, penggunaan tenaga kerjanya juga menurun baik pada industri kecil, menengah maupun besar.
Peningkatan ekspor secara umum menurunkan penyerapan tenaga pada sektor-sektor usaha kecil dan menengah masing-masing sebesar -0.17 persen dan -
0.10 persen. Sementara itu peningkatan ekspor meningkatkan penyerapan tenaga kerja pada sektor-sektor usaha besar sebesar 0.15 persen. Hal ini menunjukkan
bahwa pada umumnya ekspor lebih banyak dilakukan oleh sektor-sektor usaha besar sehingga penyerapan tenaga kerjanya meningkat. Di sisi lain, ekspor oleh
sektor-sektor usaha kecil menengah relatif kurang sehingga mendorong penurunan dalam penyerapan tenaga kerja.
7.2.3. Dampak terhadap Kinerja Ekonomi Makro