Kerangka Pemikiran METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini dilakukan dalam empat langkah, yaitu penyusunan skenario pemanfaatan kayu, pendugaan stok karbon dan kredit karbon, analisis ekonomi perdagangan karbon, dan pendugaan periode pulih stok karbon tegakan tinggal. Langkah pertama adalah menyusun tujuh skenario yang terdiri dari satu buah skenario baseline dan enam buah skenario pemanfaatan kayu dengan menerapkan praktik-praktik PHL. Praktik-praktik PHL yang dimaksud adalah memperpanjang rotasi tebangan, menaikkan batas diameter tebangan, mengurangi JPT, mencegah gangguan petambahan hutan, dan menggunakan teknik pembalakan ramah lingkungan RIL. Keenam skenario tersebut disebut skenario PHL. Sebagai pembandingnya adalah skenario baseline dengan intensitas tebangan tertinggi siklus tebang 30 tahun dan limit diameter tebang 40 cm yang masih menerapkan teknik pembalakan konvensional conventional logging atau CL, dan mendapat gangguan perambahan hutan, sehingga skenario baseline disebut juga skenario non-PHL Tabel 6. Langkah kedua adalah menduga kandungan karbon di atas permukaan tanah pada akhir proyek dan menghitung jumlah kredit karbon yang dihasilkan. Pada langkah kedua ini digunakan berbagai data sekunder yang relevan. Langkah ketiga adalah analisis ekonomi perdagangan karbon untuk mengetahui kelayakan perdagangan karbon . Pada langkah ini akan diketahui skenario PHL yang akan memberikan keuntungan finansial total terbesar dari hasil pemanfaatan kayu dan penjualan karbon. Terkait dengan analisis kelayakan proyek, maka dilakukan juga analisis sensitivitas untuk melihat pengaruh perubahan satuan biaya terhadap keuntungan yang akan diperoleh. Langkah berikutnya yang berhubungan dengan implementasi PHL adalah pendugaan durasi periode pulih stok karbon pada tegakan LOA. Dari keenam skenario PHL yang dibuat, akan diketahui skenario mana yang memiliki durasi periode pulih stok karbon tegakan LOA yang sama atau lebih singkat dari siklus tebangannya. Pendugaan kandungan karbon tegakan di atas permukaan tanah menggunakan metode gain-loss bertambah-berkurang, sesuai rekomendasi IPCC 2006. Aktivitas unit manajemen UM PT SSS yang bersifat meningkatkan stok karbon gain adalah berupa penanaman pengayaan enrichment planting serta rehabilitasi lahan kosong bekas TPn dan di kanan-kiri jalan jalan utama dan jalan cabang. Peningkatan stok karbon juga dapat berasal dari nekromassa berkayu dan pertumbuhan kembali regrowth tegakan bekas tebangan LOA dalam hal ini berupa riap volume tegakan m 3 hath. Adapun hal-hal yang bersifat mengurangi stok karbon tegakan loss adalah kegiatan pemanenan kayu logging, kerusakan berat fatal damage pada tegakan tinggal akibat pembalakan, penebangan pohon saat melakukan pembukaan wilayah hutan PWH, dan deforestasi akibat perambahan hutan oleh masyarakat untuk dijadikan ladang atau kebun. Potensi atau volume tegakan termasuk kerapatan setiap kelas diameter menggunakan data hasil inventarisasi hutan menyeluruh berkala IHMB PT SSS tahun 2010.

4.2. Ruang Lingkup Penelitian