3.9. Sosial Ekonomi
3.9.1. Kependudukan
Penduduk asli masyarakat yang tinggal di sekitar areal kerja PT SSS adalah orang Mentawai dengan tingkat kepadatan yang masih sangat rendah.
Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010, penduduk Kecamatan Siberut Barat hanya berjumlah 6.751 orang yang menempati wilayah seluas 1.124,86
km2 sehingga tingkat kepadatannya hanya 6 jiwakm
2
. Adapun Kecamatan Siberut Utara dengan luas wilayah 816,11 km
2
berpenduduk sebanyak 7.794 orang sehingga tingkat kepadatannya 10 jiwakm
2
. Tingginya populasi penduduk di Kecamatan Siberut Utara terkait dengan laju kenaikan jumlah penduduk yang
relatif tinggi yaitu 3 per tahun, sedangkan di Kecamatan Siberut Barat hanya 1 per tahun, sementara untuk tingkat Kabupaten Kepulauan Mentawai laju
pertambahan penduduknya sebesar 2,32 per tahun Badan Pusat Statistik Kepulauan Mentawai 2010. Adapun untuk tingkat desa di Kecamatan Siberut
Utara, jumlah penduduk terbanyak berada di desa Sigapokna yakni 1.797 jiwa dengan tingkat kepadatan 7,81 jiwakm
2
, sementara jumlah penduduk paling sedikit terdapat di desa Simalegi yaitu 1.585 jiwa dengan tingkat kepadatan
hanya 3,09 jiwakm
2
. Jika didasarkan wilayah administratif desa-desa yang terintegrasi
langsung dengan kegiatan PT SSS, angkatan kerja terbanyak berdomisili di desa Malancan 735 jiwa, sedangkan angkatan kerja paling sedikit berdomisili di desa
Sotboyak 227 jiwa PT SSS 2009.
3.9.2. Mata Pencaharian
Sebanyak 85 penduduk bermatapenaharian di bidang pertanian. Komoditas pertanian yang umumnya dibudidayakan adalah padi dan sagu sebagai
sumber pangan pokok, juga pisang, keladi talas, kelapa, dan buah-buahan. Sekarang mulai dikembangkan pula tanaman cengkeh, pala, dan nilam. Mereka
juga memiliki pekerjaan sampingan seperti mencari ikan di laut atau mencari hasil huta non-kayu semisal rotan atau gaharu. Namun beberapa tahun
belakangan ini kegiatan mencari hasil hutan non-kayu sudah jauh berkurang PT SSS 2009.
IV. METODOLOGI PENELITIAN