Pendugaan kandungan karbon tegakan di atas permukaan tanah menggunakan metode gain-loss bertambah-berkurang, sesuai rekomendasi
IPCC 2006. Aktivitas unit manajemen UM PT SSS yang bersifat meningkatkan stok karbon gain adalah berupa penanaman pengayaan
enrichment planting serta rehabilitasi lahan kosong bekas TPn dan di kanan-kiri jalan jalan utama dan jalan cabang. Peningkatan stok karbon juga dapat berasal
dari nekromassa berkayu dan pertumbuhan kembali regrowth tegakan bekas tebangan LOA dalam hal ini berupa riap volume tegakan m
3
hath. Adapun hal-hal yang bersifat mengurangi stok karbon tegakan loss adalah kegiatan
pemanenan kayu logging, kerusakan berat fatal damage pada tegakan tinggal akibat pembalakan, penebangan pohon saat melakukan pembukaan wilayah hutan
PWH, dan deforestasi akibat perambahan hutan oleh masyarakat untuk dijadikan ladang atau kebun. Potensi atau volume tegakan termasuk kerapatan
setiap kelas diameter menggunakan data hasil inventarisasi hutan menyeluruh berkala IHMB PT SSS tahun 2010.
4.2. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dibatasi hanya pada areal efektif untuk produksi seluas 33.205 ha dimana kegiatan penebangan pohon berlangsung. Jangka waktu
implementasi kegiatan karbon hutan ditetapkan selama 30 tahun. Komponen kegiatan pengusahaan hutan yang dikaji adalah yang terkait dengan perubahan
stok karbon tegakan seperti: pemanenan kayu yang meliputi penebangan pohon dan penyaradan kayu, pembukaan wilayah hutan PWH, penerapan RIL,
penanaman pengayaan dan rehabilitasi, dan kegiatan perambahan hutan oleh penduduk sekitar hutan yang berpotensi sebagai sumber deforestasi.
Data dasar berupa potensi hutan sebelum ditebang berasal dari hasil IHMB PT SSS tahun 2010, adapun pendugaan perubahan stok karbon akibat
berbagai kegiatan seperti yang telah disebutkan, menggunakan data skunder dan beberapa asumsi. Pendugaan potensi perambahan hutan didekati dari aspek
kependudukan dan kebutuhan lahan untuk berladang.
4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Bahan yang menjadi obyek penelitian adalah areal efektif untuk produski PT Salaki Summa Sejahtera PT SSS seluas 33.205 ha yang berlokasi di Pulau
Siberut, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatera Barat. Secara geografis IUPHHK-HA ini terletak pada 00
95‟-01 15‟ LS dan 98
40‟-99 15‟
BT. Pengumpulan data primer dalam analisis vegetasi guna mengkaji berbagai parameter vegetasi hutan serta pencatatan data potensi nekromassa berkayu,
dilakukan di beberapa petak yang mewakili tahun tebang, yakni areal hutan belum ditebang areal Kebun Bibit, petak 158, LOA th 2011 petak 264, LOA
th 2010 petak 240, LOA th 2009 petak 157, dan LOA th 2008 prtak 107. Pengumpulan data primer dan data sekunder di dalam areal PT SSS berlangsung
pada tanggal 1-28 November 2011, sedangkan analisis data dilakukan pada bulan Desember 2011-Maret 2012.
4.4. Skenario Pemanfaatan Kayu
Di dalam kajian ini ditetapkan enam macam skenario PHL yang diasumsikan telah menerapkan beberapa praktik PHL seperti memperpanjang
siklus tebangan, menaikkan batas DBH tebangan, mengurangi JPT, dan menerapkan RIL; serta satu skenario non-PHL sebagai skenario baseline yang
berfungsi sebagai garis dasar guna mengetahui jumlah kredit karbon yang diperoleh. Mengurangi JPT sebesar 25 seperti pada skenario-3 mengacu kepada
voluntary carbon standard VCS. Aktivitas dalam pelaksanaan kegiatan karbon hutan yang memberikan manfaat haruslah menghasilkan additionality.
Additionality berupa kredit karbon hasil reduksi emisi atau peningkatan stok karbon sebagai selisih antara tanpa dan dengan proyek REDD+ Angelsen
2009. Ketujuh skenario tersebut dapat dilihat pada Tabel 6. Skenario baseline dengan siklus tebang 30 th dengan limit diameter
tebangan terkecil 40 cm berdasarkan Permenhut No. P.112009. Volume tegakan hutan sebelum di tebang ABD pada DBH 10-50 cm diambil dari data
hasil IHMB 2010. Dari data IHMB juga diketahui volume tegakan masak tebang DBH ≥ 50 cm. Intensitas tebangan m
3
ha ditetapkan sebesar 56 dari volume
tegakan masak tebang. Jumlah pohon per ha yang ditebang diketahui dari intensitas tebangan dibagi volume rata-rata pohon masak tebang. Volume pohon
masak tebang rata-rata sebesar 7,25 m
3
pohon. JPT luas dihitung berdasarkan luas areal efektif untuk produksi seluas 33.205 ha dibagi siklus tebangnya 30
th atau 35 th. Tabel 6 Skenario pemanfaatan kayu
Skenario Siklus
tebang th
Batas DBH
cm Teknik
pemba lakan
JPT Intensitas
tebang m
3
ha Pohonha
yang ditebang
JPT luas
hath JPT vol.
m
3
th Baseline
30 40
CL 100
82,21 11,3
1107 91.006
1 30
50 RIL
100 71,74
9,9 1107
79.416 2
30 60
RIL 100
59,86 8,3
1107 66.265
3 30
40 RIL
75 61,66
8,5 1107
68.258 4
35 40
RIL 100
82,21 11,3
949 78.017
5 35
50 RIL
100 71,74
9,9 949
68.081 6
35 60
RIL 100
59,86 8,3
949 56.807
4.5. Pengumpulan dan Analisis Data