Unsur-unsur yang Meningkatkan Stok Karbon Hutan 1

tegakan berbentuk huruf J-terbalik pada level individu jenis klimaks. Apabila jenis-jenis klimaks ini berkumpul dalam suatu tapak dan membentuk suatu komunitas, maka terwujudlah hutan alam dengan struktur tegakan berbentuk huruf J-terbalik. Dalam kaitan ini, Whitmore 1990 mengambil contoh pohon Parinari salomonensis sebagai jenis klimaks dan Endospermum medullosum sebagai jenis pionir yang keduanya tumbuh di hutan hujan dataran rendah Kolombangara, Kepulauan Salomon. 5.2. Unsur-unsur yang Meningkatkan Stok Karbon Hutan 5.2.1 . Regrowth Berdasarkan hasil pengukuran UM PT. SSS sebanyak dua kali yakni pada tahun 2010 dan 2011 terhadap enam buah petak ukur permanen PUP di areal bekas tebangan LOA, diperoleh data regrowth berupa riap volume tegakan tiap PUP dan nilai rata-ratanya. Tercatat riap volume berkisar antara 2,61 m 3 hath sampai dengan 8,82 m 3 hath kecuali pada PUP-1 yang riapnya bernilai negatif. Adanya regrowth yang bernilai negatif diduga akibat adanya kesalahan teknis saat pengukuran DBH. Riap bernilai negatif tersebut juga pernah tercatat pada salah satu PUP di PT. Sari Bumi Kusuma SBK, Kalimantan Tengah Rusolono Tiryana 2011. Apabila dikaitkan dengan volume tegakan DBH ≥ 10 cm yang totalnya sebesar 216,33 m 3 ha hasil IHMB, maka persentase riap volume tersebut sebesar 1,21- 4,08 dengan riap volume rata-rata sebesar 4,20 m 3 hath atau 1,94 Gambar 7. Nilai riap volume tersebut tergolong tinggi, namun tidak berbeda jauh dengan riap volume LOA beberapa IUPHHK-HA di Kalimantan, seperti PT Balikpapan Forest Industries 3,065 m 3 hath, PT Intracawood Manufacturing 4,141 m 3 hath, dan PT Wanasokan Hasilindo 5,719 m 3 hath Wahyono 2007. Riap diameternya tergolong rendah yakni sebesar 0,52 cmth. Riap diameter di IUPHHK-HA PT Koperasi Andalas Madani PT KAM yang letaknya berdampingan dengan PT SSS, sebesar 0,79 cmth pada PUP tanpa dibina dan 0,80 cmth pada PUP dibina Aswandi Harahap 2006. Menurut Sumarna et al. 2002, berdasarkan data dari 10 provinasi, riap rata-rata diameter pohon semua jenis sebesar 0,58 cmth, dan jenis perdagangan 0,59 cmth. Angka sebesar ini tidak berbeda jauh dengan hasil kajian Santoso 2008 dalam Wahyudi 2011, bahwa riap diameter rata-rata jenis kayu komersial pada hutan alam bekas tebangan 0,60 cmth. Data tersebut diperoleh berdasarkan hasil rekapitulasi Petak Ukur Permanen pada 199 unit IUPHHK-HA yang dilakukan sejak tahun 1995. Gambar 7 Regrowth atau riap volume tegakan LOA Sumber: PT SSS 2011

5.2.2. Nekromassa Berkayu

Bobot nekromassa berkayu yang diperhitungkan adalah yang berada di dalam areal tebangan yakni yang berasal dari tiga sumber, yaitu: a pohon yang rusak berat akibat kegiatan pembalakan, b pohon yang ditebang di dalam kegaiatan PWH, dan c limbah penebangan pohon di areal tebangan yang umumnya berupa tunggak, cabang, dan dahan Tabel 17. Stok karbon nekromassa berkayu di areal hutan belum ditebang ABD sebesar 25,74 tCO 2 e. Adapun simpanan karbon nekromassa di akhir proyek baik total maupun rata-rata per hektar tersaji pada Tabel 18. Pada tabel tersebut tampak skenario baseline memiliki stok karbon nekromassa total tertinggi di akhir proyek yakni sebesar 124,52 KtCO 2 e, sedangkan skenario-6 memiliki stok karbon nekromassa terkecil yaitu hanya sebesar 50,97 KtCO 2 e. PUP 1 PUP 2 PUP 3 PUP 4 PUP 5 PUP 6 Riap Volume -2.18

6.69 4.73