Pengaruh Ideologis terhadap Kinerja Perawat Pelaksana di Rumah Sakit

Perbedaan temuan penelitian ini dengan penelitian Imron dan Kristiani kemungkinan akibat tingkat rasionalitas pesan yang dikomunikasikan kepala perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan sebagai institusi yang dikelola oleh lembaga kepolisian berbeda dengan pola komunikasi dan tingkat rasionalitas pesan yang dikomunikasikan pada lembaga pelayanan kesehatan yang dikelola oleh pemerintah daerah seperti puskesmas atau rumah sakit pemerintah.

5.1.3 Pengaruh Ideologis terhadap Kinerja Perawat Pelaksana di Rumah Sakit

Bhayangkara Tingkat II Medan Hasil penelitian menunjukkan variabel ideologis tidak berpengaruh terhadap kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan. Mengacu kepada hasil uji tersebut dapat dijelaskan bahwa komunikasi yang dilakukan kepala keperawatan dengan perawat pelaksana belum mampu memperkuat loyalitas, moral, dan motivasi dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Komunikasi atasan dengan bawahan dengan pendekatan yang intensif serta adanya perhatian yang besar dari atasan terhadap bawahan yang ditunjukkan dari bantuan-bantuan yang memudahkan bawahan dalam bekerja sebagai bentuk motivasi dapat dijelaskan dari konteks atau teori komunikasi disclosure dan understanding yang dikembangkan Carl Rogers dalam PPSDM 2005. Dalam teori tersebut dinyatakan bahwa ideologi “honest communication” muncul sebagai konsekuensi dari aliran humanistik dalam psikologi, dan beberapa dari pemikiran tentang apa yang membuat komunikasi interpersonal itu baik dipengaruhi oleh gerakan ini. Secara psikologi menyatakan bahwa tujuan komunikasi adalah meneliti pemahaman diri dan orang lain dan bahwa pengertian hanya dapat terjadi dengan komunikasi yang benar. Pemahaman interpersonal terjadi melalui self-disclosure, feedback, dan sensitivitas untuk mengenal atau mengetahui orang lain. Misunderstanding dan ketidakpuasan dalam hubungan diawali oleh ketidakjujuran, kurangnya kesamaan antara tindakan seseorang dengan perasaannya, miskin feedback, serta self disclosure yang ditahan. Konsep komunikasi dalam pelayanan keperawatan di rumah sakit dengan penekanan pada pemahaman interpersonal sebagaimana teori komunikasi disclosure dan understanding yang sebutkan Carl Rogers dalam PPSDM 2005, telah diadopsi pada lembaga atau institusi pendidikan keperawatan yang dilekola Departemen Kesehatan, dengan memasukkan materi Berdasarkan k komunikasi dan motivasi ke dalam kurikulum pendidikan keperawatan. onsep komunikasi dalam keperawatan di atas, maka dapat jelaskan bahwa komunikasi mempunyai dampak, bahwa komunikasi terkait dengan masalah etik. Karena komunikasi mengandung konsekuensi, maka ada aspek benar- salah dalam setiap tindak komunikasi. Tidak seperti prinsip-prinsip komunikasi yang efektif, prinsip-prinsip komunikasi yang etis sulit dirumuskan. Dampak komunikasi seringkali dapat diamati dan berdasarkan pengamatan dapat dirumuskan prinsip- prinsip komunikasi yang efektif. Tetapi kebenaran atau ketidakbenaran suatu tindak komunikasi tidak dapat diamati. Dimensi etik dari komunikasi makin rumit karena etik begitu terkaitnya dengan falsafah hidup pribadi seseorang sehingga sukar untuk menyarankan pedoman yang berlaku bagi setiap orang. Meskipun sukar, pertimbangan etik tetaplah merupakan bagian integral dalam setiap tindak komunikasi. Keputusan yang diambil, dalam hal komunikasi haruslah dipedomani oleh apa yang dianggap benar di samping juga oleh apa yang dianggap efektif.

5.1.4 Pengaruh Umpan Balik terhadap Kinerja Perawat Pelaksana di Rumah