yang tinggi, menurunkan biaya, dan meningkatkan moral karyawan. Komunikasi adalah sarana yang penting pada setiap kerja tim.
5.2 Pengaruh Komunikasi Vertikal ke Atas terhadap Kinerja Perawat
Pelaksana dalam di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan
Variabel komunikasi vertikal ke atas dalam penelitian ini meliputi: informasi pekerjaan, informasi masalah dan keluhan, serta saran dan ide. Berdasarkan hasil
penelitian ditemukan seluruh variabel berpengaruh terhadap kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan.
Beberapa studi yang pernah dilakukan mengenai efektivitas pola-pola komunikasi menunjukkan hasil bahwa dari empat saluran komunikasi formal yang
dijalankan, komunikasi ke atas merupakan pola komunikasi paling tidak efektif. Pimpinan seringkali tidak memberi tanggapan terhadap pesan yang disampaikan oleh
karyawan di level bawah. Karyawan seringkali menolak berkomunikasi dengan atasan, terutama kalau pesan yang dibawa berisi hal-hal yang kurang menyenangkan
Frank, 1985 dalam Sosiawan, 2009. Dalam struktur organisasi, komunikasi ke atas sangat diperlukan dalam mengambil keputusan oleh manajer tingkat menengah untuk
permasalahan yang sulit dipecahkan dan memerlukan pertimbangan dari pimpinannya.
5.2.1 Pengaruh Informasi Pekerjaan terhadap Kinerja Perawat Pelaksana
di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan
Hasil penelitian tentang variabel informasi pekerjaan berpengaruh terhadap kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan. Mengacu
kepada hasil uji tersebut dapat dijelaskan bahwa perawat pelaksana yang menginformasikan tugas dan pekerjaan yang dilakukannya kepada kepala
keperawatan akan meningkatkan kinerjanya dalam pelayanan keperawatan. Penelitian Arifin 2005 tentang pengaruh faktor-faktor komunikasi terhadap
kinerja karyawan di RS Roemani, RS Telogorejo dan RS Panti Wilasa menemukan bahwa karyawan menginginkan terjadinya komunikasi yang mendukung sukses
kerjanya. Sejalan dengan temuan Arifin, menyatakan bahwa informasi pekerjaan sebagai salah satu unsur dalam komunikasi vertikal ke atas berpengaruh terhadap
kinerja perawat pelaksana. Penelitian Arifin menyimpulkan bahwa semakin puas pekerja terhadap komunikasi yang terjadi di dalam rumah sakit, maka semakin tinggi
kinerja karyawan tersebut. Variabel iklim komunikasi mempunya pengaruh signifikan yang paling besar terhadap kinerja karyawan.
Salah satu peran dan fungsi perawat profesional adalah melaksanakan tugas profesi keperawatan mengacu kepada kode etik keperawatan mencakup komunikasi,
hubungan perawat dengan klienpasien, perawat dengan perawat, perawat dengan profesi lain. Kompetensi perawat dalam hal ini adalah menerapkan konsep dan
prinsip etika keperawatan, komunikasi dalam praktek keperawatan profesional, serta dikembangkan dalam sub-kompetensi meliputi :
a menjalankan peraturan, kebijakan dan perundang undangan yang berlaku dalam melaksanakan paktek keperawatan.
b Menjaga citra keperawatan profesional dalam memberi pelayanan keperawatan
c bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan tindakan profesional, d menjalankan komunikasi terapetik dalam praktek keperawatan, serta
e berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
5.2.2 Pengaruh Informasi Masalah dan Keluhan terhadap Kinerja Perawat