Pengaruh Informasi Masalah dan Keluhan terhadap Kinerja Perawat Pengaruh Saran dan Ide terhadap Kinerja Perawat Pelaksana di Rumah

c bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan tindakan profesional, d menjalankan komunikasi terapetik dalam praktek keperawatan, serta e berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

5.2.2 Pengaruh Informasi Masalah dan Keluhan terhadap Kinerja Perawat

Pelaksana di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan Hasil penelitian tentang variabel informasi masalah dan keluhan tidak berpengaruh terhadap kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan. Mengacu kepada hasil uji tersebut dapat dijelaskan bahwa perawat pelaksana yang selalu menyampaikan masalah dan keluhan yang dirasakannya dalam pelaksanaan asuhan keperawatan kepala keperawatan justru akan menurunkan kinerjanya dalam pelayanan keperawatan. Masalah dan keluhan dalam suatu pekerjaan merupakan salah satu penyebab kurang optimalnya pelaksanaan pekerjaan. Demikian juga hanya dalam pelaksanaan asuhan keperawatan oleh perawat pelaksana di rumah sakit, banyaknya keluhan perawat tentang pekerjaannya menunjukkan proses pelaksanaan tugas dan fungsinya sebagai perawat mengalami kendala dan hambatan. Fungsi keperawatan profesional mencakup kegiatan menguraikan tentang komponen keperawatan profesional hukum dan regulasi keperawatan, sistem pendidikan keperawatan, tanggungjawab perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan dan sebagai anggota tim pelayanan keperawatan, standar profesi keperawatan, praktik keperawatan profesional, hubungan perawat sebagai tenaga profesional dengan organisasi profesi keperawatan. Mengingat dunia keperawatan mengalami berbagai tantangan dalam profesi keperawatan, maka perawat pelaksana perlu memahami berbagai tantangan dan upaya pembenahan dalam profesi keperawatan.

5.2.3 Pengaruh Saran dan Ide terhadap Kinerja Perawat Pelaksana di Rumah

Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan Hasil penelitian tentang variabel saran dan ide berpengaruh terhadap kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan. Mengacu kepada hasil uji tersebut dapat dijelaskan bahwa perawat pelaksana yang menyampaikan saran dan ide kepada kepala keperawatan tentang pelaksanaan asuhan keperawatan meningkatkan kinerjanya dalam pelayanan keperawatan. Penyampaian saran dan ide dalam konteks komunikasi di rumah sakit akan efektif apabila didukung oleh kompetensi berkomunikasi, sesuai pendapat Hardjana, 2003, menyatakan bahwa unsur yang paling penting dalam kompetensi komunikasi interpersonal bukan sekedar pada apa yang ditulis atau apa yang diucapkan oleh seseorang, tetapi pada karakter dan bagaimana cara menyampaikan pesan kepada orang lain. Syarat utama dalam kompetensi berkomunikasi interpersonal adalah karakter yang kokoh dan dibangun dari fondasi integritas pribadi yang kuat dan bagaimana cara yang tepat untuk dapat memahami dan mengerti perasaan orang lain, tanpa meninggalkan sudut pandang sendiri tentang hal yang menjadi bahan komunikasi. Membangun kompetensi komunikasi interpersonal yang atentif dan penuh perhatian benar-benar berasal dari dalam diri. Dengan menunjukkan sikap penerimaan dan penuh perhatian akan menciptakan suatu iklim komunikasi yang baik. Secara konsisten seseorang perlu menjaga suasana yang memungkinkan seseorang untuk mengekspresikan diri secara bebas dalam berkomunikasi, sehingga orang yang berkomunikasi akan merasa diterima serta diperhatikan. Bentuk komunikasi seperti inilah yang disebut dengan komunikasi empati, yaitu melakukan komunikasi untuk terlebih dahulu mengerti orang lain, memahami karakter dan maksud, tujuan peran orang lain.

5.3 Pengaruh Komunikasi Horizontal terhadap Kinerja Perawat Pelaksana