Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar

13 mempelajari struktur yang abstrak dan pola hubungan yang ada didalamnya. Matematika disebut abstrak dikarenakan dalam penggunaannya matematika meng-abstrakkan benda konkret menggunakan simbol-simbol yang telah ditentukan. Oleh karena itu, dalam pembelajaran di sekolah dasar matematika dikatakan sebagai mata pelajaran yang sulit dan tidak disukai oleh siswa. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa seorang anak atau siswa dapat menguasai keterampilan hidup dilakukan secara bertahap, karena antara ilmu yang satu dengan ilmu yang lain merupakan ilmu yang saling terkait. Matematika merupakan ilmu yang menyempurnakan pemahaman terhadap ilmu lain, baik ilmu sosial, alam, ekonomi, maupun keterampilan hidup sehari-hari. Berdasarkan pendapat Suharjo 2006: 8 tujuan pendidikan SD adalah untuk membekali anak atau siswa keterampilan dasar hidup. Pendapat tersebut mendukung bahwa pembelajaran matematika yang baik di SD sangat perlu dilakukan untuk mewujudkan tujuan utama pendidikan SD.

2. Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar

Matematika di sekolah dasar mempunyai tujuan utama yaitu memberikan keterampilan hidup dasar bagi siswa. Hal ini didukung oleh pendepat National Research Council 1989: 46 menyebutkan bahwa “Elementary school is where children learn the mathematical skills needed for daily life”. Oleh karena itu, pembelajaran matematika sekolah dasar berisi tentang materi dasar untuk membekali siswa sekolah dasar dalam melaksanakan perannya dalam kehidupan sehari-hari, maupun bekal memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. 14 Sejalan dengan NRC, National Council of Teachers of Mathematics NCTM menyebutkan bahwa standar pembelajaran matematika di sekolah ada dua, yaitu standar isi Content Standards dan standar proses Process Standards. Standar isi berdasarkan NCTM disusun berdasarkan kelas atau usia peserta didik. Standar isi tersebut meliputi angka dan operasi angka; aljabar; geometri; pengukuran; dan analisis data serta peluang. Sedangkan ruang lingkup pembelajaran matematika di SD dalam kurikulum KTSP 2006 meliputi bilangan, geometri, pengukuran, dan pengolahan data. Sedangkan standar proses menurut NCTM adalah pemecahan masalah problem solving, penalaran dan pembuktian reasoning and proof, keterkaitan connections, komunikasi communication, dan representasi representation. Pendidikan di Indonesia berdasarkan Lampiran 1 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SDMI dan SDLB disebutkan bahwa pembelajaran matematika di SD bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dantepat, dalam pemecahan masalah. b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, ataumenjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau medialain untuk memperjelas keadaan atau masalah. e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Pendapat diatas saling terkait dengan tujuan yang sama, yaitu mendidik siswa sekolah dasar untuk bekal siswa itu sendiri. Oleh karena itu, siswa SD 15 dalam rangka memenuhi berbagai tujuan pembelajaran matematika dan ruang lingkupnya dalam kurikulum KTSP memerlukan langkah-langkah tertentu. Hal ini dikarenakan siswa SD mendapatkan pengetahuan dasar dalam kehidupan dimulai dari pendidikan SD. Menurut Heruman 2008: 2-3 langkah-langkah pembelajaran matematika di SD yaitu: a. Penanaman Konsep Dasar Penanaman Konsep Pada tahap ini dilakukan pembelajaran tentang konsep baru matematika bagi siswa. Dalam pembelajaran penanaman konsep adanya alat peraga atau media yang mendukung sangat diperlukan. Hal ini dikarenakan pada tahap ini siswa SD dalam proses menghubungkan antara konsep konkret siswa dengan konsep baru matematika yang bersifat abstrak. Dalam kurikulum baik KTSP maupun Kurikulum 2013 tahap ini biasanya berada dalam tahap kompetensi kognitif mengenal. b. Pemahaman Konsep Pada tahap ini siswa melanjutkan proses pembelajaran matematika yang lebih rumit, namun masih dalam pokok bahasan materi yang sama. Pada tahap pemahaman konsep siswa dianggap telah mengenal materi dengan baik, sehingga pembelajaran yang dilakukan dapat masuk ke tahap yang lebih sulit. c. Pembinaan Keterampilan Pembinaan keterampilan dilakukan setalah semua siswa telah dianggap melewati penanaman konsep dan pemahaman konsep dalam pembelajaran sebelumnya. Dalam tahap ini siswa diajarkan tentang penyelesaian masalah atau soal dari konsep atau materi yang sama, tetapi dikolaborasikan dengan keterampilan yang lain, misalnya dikolaborasikan dengan keterampilan siswa menjumlahkan 16 bilangan, mengalikan bilangan, maupun mengidentifikasi berbagai ciri bangun matematika. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bagian Ketiga Standar Proses Pasal 19 Ayat 1 dan 3 proses pembelajaran di Indonesia harus diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menarik, efektif, dan efisien bagi guru maupun siswa. Oleh karenanya, dalam mengembangkan pembelajaran matematika SD mengetahui landasan kurikulum berupa tujuan, ruang lingkup, dan langkah pembelajaran yang baik menurut para ahli harus diperhatikan. Adanya perencanaan yang baik dalam proses pembelajaran dan perangkat pembelajarannya mendukung munculnya siswa lulusan SD yang sesuai dengan standar kompetensi lulusan yang telah ditetapkan di Indonesia.

3. Standar Isi Matematika SD pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan