23 siswa dengan kemampuan masing-masing. Dalam pendekatan Montessori siswa
atau peserta didik diperlakukan dengan didikan yang mandiri namun formal. Dalam pendekatan ini siswa dijunjung perbedaan individualnya, namun terbatas
dengan aturan formal pembelajaran untuk menyelesaikan materi pembelajaran yang ditargetkan. Dalam modul matematika tentang bangun ruang siswa
diinstruksikan untuk mengikuti kegiatan yang tertulis dan terbatas, namun siswa dapat mengukur dan mengembangkan kemampuan belajar mereka masing-
masing.
3. Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika Berdasarkan
Pendekatan Montessori di Kelas V Sekolah Dasar
Pengembangan modul pembelajaran matematika bangun ruang pada penelitian ini mengacu pendekatan pembelajaran Montessori. Pengembangan
pembelajaran matematika berdasarkan pendekatan Montessori di sekolah dasar sebelumnya telah dilakukan oleh Elizabeth G. Hainstock yang berpendapat bahwa
kesinambungan pendekatan pendidikan sangat penting. Menurut Hainstock 1999: 9 terdapat tiga tahap penting dalam pendekatan Montessori yaitu:
a. Tahap pertama : pengenalan identitas recognition of identify
Contoh: Buatlah hubungan antara benda yang sedang ditunjukkan dan namanya. “Ini adalah ________.”
b. Tahap kedua : pengenalan sesuatu yang berbeda-beda recognition of
contrasts Contoh: Untuk meyakinkan bahwa anak memahami, misalnya dengan
mengatakan “Berikan saya______.” c.
Tahap ketiga : membedakan antara benda-benda yang serupa discrimination between similar objects
Contoh: Perhatikan apakah anak ingat sendiri namanya, tunjukkan bermacam- macam benda, katakan “Benda apa ini?”
24 Tahap-tahap tersebut merupakan tahap pendekatan Montessori yang harus
dilakukan. Jika anak kelihatannya tidak memahami salah satu tahap ini, maka pembelajaran harus diulangi dari tahap pertama dan seterusnya.
Dalam pembelajaran matematika Hainstock 1999: 10-17 menyebutkan bahwa langkah pertama yang dilakukan adalah mengajak anak atau peserta didik
untuk membangun keterkaitan materi yang akan diajarkan dengan hobi atau ketertarikan anak. Keterkaitan antara ketertarikan anak dan materi yang diajarkan
menumbuhkan antusiasme anak terhadap materi yang diajarkan dengan antusiasme yang besar. Adanya antusiasme anak ini telah membuka kesempatan
guru untuk melaksanakan tiga tahap pendekatan Montessori yang telah disebutkan sebelumnya.
Siswa SD memiliki keingintahuan yang sangat besar tentang segala hal. Dalam rangka mengakomodasi keingintahuan siswa SD dalam modul
pembelajaran matematika tentang bangun ruang disusun beragam kegiatan yang melibatkan interaksi anak dengan lingkungan. Adanya interaksi dengan
lingkungan membuat siswa merasa nyaman dikarenakan pembelajaran yang dilaksanakan merupakan kegiatan yang meningkatkan pengetahuan siswa dengan
kehidupan sehari-hari. Dalam kata lain, pembelajaran melalui modul ini disusun bagi siswa agar siswa memaknai pembelajaran matematika yang dapat digunakan
dalam mengaktualisasikan dirinya dalam kehidupan nyata. Pengembangan penyusunan modul matematika ini berupa pengembangan materi
berdasarkan pendekatan Montessori sebagai berikut. a
Modul berisi kegiatan pembelajaran yang menuntun siswa belajar dengan cara learning by doing.
25 b
Modul yang disusun merupakan modul yang memiliki karakteristik berdiri sendiri, sehingga melatih siswa untuk belajar mandiri dengan adanya petunjuk
pembelajaran yang jelas, asah kemampuan yang dilengkapi kunci jawaban, serta alat peraga yang telah disediakan.
c Adanya alat dan bahan yang konsisten, baik bahan, ukuran, maupun langkah
kegiatannya. d
Materi pembelajaran modul disusun berdasarkan tiga tahap penting dalam pendekatan Montessori menurut Hainstock 1999: 9 yaitu: a pengenalan
identitas recognition of identify; b pengenalan sesuatu yang berbeda-beda recognition of contrasts; dan c membedakan antara benda-benda yang
serupa discrimination between similar objects.
D. Kajian Tentang Modul Pembelajaran