Fungsi Modul Pembelajaran Tujuan Modul Pembelajaran

27 diajarkan guru sebelumnya untuk belajar mandiri. Oleh karena itu, penyusunan modul dengan sistematis, jelas, dan bahasa yang mudah dipahami merupakan hal yang sangat penting. Manfaat lain dari adanya modul pembelajaran adalah memudahkan guru dalam mengelola waktu pembelajaran dan mendorong siswanya untuk dapat belajar secara mandiri. Hal ini dikarenakan pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar dalam bentuk modul siswa dapat memiliki pengalaman sendiri dengan mengikuti kegiatan yang diinstruksikan dalam modul. Meskipun demikian peran guru sebagai fasilitator dalam kelas tetap sangat diperlukan oleh siswa ketika memanfaatkan modul sebagai sumber belajar maupun media belajar. Pengembangan modul matematika dalam kesempatan ini adalah untuk memudahkan guru maupun siswa dalam kegiatan pembelajaran. Guru dimudahkan dalam penyajian materi maupun kegiatan yang telah terstruktur. Sedangkan bagi siswa adanya modul ini dapat memenuhi pembelajaran yang diinginkan siswa dengan kemampuan mereka masing-masing.

2. Fungsi Modul Pembelajaran

Penyusunan modul pembelajaran sebagai bahan ajar tentu memiliki fungsi yang lebih dibandingkan bahan ajar yang lain. Secara singkat Daryanto menyatakan bahwa fungsi modul pembelajaran adalah sebagai sarana belajar yang bersifat mandiri agar siswa dapat belajar dengan kecepatan belajar masing-masing Daryanto, 2013: 9. Sedangkan menurut Prastowo 2015: 107-108 fungsi modul adalah : a bahan ajar mandiri; b pengganti fungsi pendidik; c sebagai alat evaluasi; dan d sebagai bahan rujukan peserta didik. 28 a. Bahan ajar mandiri. Modul berfungsi sebagai bahan ajar mandiri karena adanya modul dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk belajar sendiri tanpa tergantung kehadiran guru. Hal ini dikarenakan dalam modul, materi yang sedang dibahas telah disajikan secara mendalam dan mudah dipahami oleh siswa. b. Pengganti fungsi pendidik. Fungsi modul sebagai pengganti fungsi pendidik adalah bahwa modul sebagai bahan ajar diharuskan untuk dapat menyajikan materi dengan sistematis, mendalam, dan mudah dipahami sesuai dengan usia siswa. c. Fungsi modul sebagai alat evaluasi adalah adanya modul dapat membantu siswa untuk mengukur kemampuannya sendiri terkait penguasaan materi dalam modul tersebut. d. Fungsi modul sebagai bahan rujukan bagi siswa maksudnya adalah dalam modul diharuskan untuk menyajikan materi secara mendalam, sehingga siswa dapat menggunakan modul sebagai bahan ajar yang lengkap. Pengembangan modul matematika bangun ruang dengan pendekatan Montessori menyajikan materi berlandaskan fungsi mendasar yang diajukan oleh ahli. Penyajian materi dalam modul ini dilakukan secara mendalam, sistematis, dan mudah dipahami siswa dengan validasi ahli dan uji coba.

3. Tujuan Modul Pembelajaran

Tujuan utama disusun modul pembelajaran pada penelitian ini adalah untuk mengakomodasi adanya perbedaan kemampuan siswa yang satu dengan siswa yang lain dalam memahami materi. Adanya modul diharapkan dapat 29 memfasilitasi siswa dengan kemampuan belajar yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang lainnya tidak harus menunggu guru untuk melanjutkan belajar menuju kompetensi selanjutnya. Penyusunan modul pembelajaran menurut Prastowo 2015: 108-109 memiliki beberapa tujuan, yaitu: a. Agar peserta didik dapat belajar secara mandiri dengan atau tanpa bimbingan pendidik yang minimal. b. Agar peran pendidik tidak terlalu dominan dan otoriter dalam kegiatan pembelajaran. c. Melatih kejujuran peserta didik. d. Mengakomodasi berbagai tingkat dan kecepatan belajar peserta didik. Bagi peserta didik yang kecepatan belajarnya tinggi, maka mereka dapat belajar lebih cepat pula. Sebaliknya, bagi yang lebih lambat maka peserta diberikan wadah untuk mendalami kembali dengan panduan modul. e. Agar peserta didik mampu mengukur tingkat penguasaan materi yang telah dipelajari. Sedangkan dalam Suryosubroto 1983: 18-19 maksud dan tujuan digunakannya modul dalam proses pembelajaran adalah agar : a. tujuan pendidikan dapat dicapai secara efisien dan efektif, b. murid dapat mengikuti program pendidikan sesuai dengan kecepatan dan kemampuannya sendiri, c. murid dapat sebanyak mungkin menghayati dan melakukan kegiatan belajar sendiri, baik di bawah bimbingan atau tanpa bimbingan guru, d. murid dapat menilai dan mengetahui hasil belajarnya sendiri secara berkelanjutan, e. murid menjadi benar-benar menjadi titik pusat kegiatan pembelajaran, f. kemajuan siswa dapat diikuti dengan frekuensi yang lebih tinggi melalui evaluasi yang dilakukan pada setiap modul berakhir, dan g. modul disusun dengan berdasar kepada konsep “mastery learning” suatu konsep yang menekankan bahwa murid harus secara optimal menguasai bahan pelajaran yang disajikan dalam modul. Pengembangan modul matematika bangun ruang dengan pendekatan Montessori diadaptasikan dengan tujuan penyusunan modul menurut ahli. Dalam rangka memenuhi tujuan penyusunan modul, modul matematika bangun ruang yang dikembangkan disusun untuk memenuhi beberapa karakteristik modul menurut ahli. Penyesuaian modul yang dikembangkan dengan karakteristik modul yang 30 baik menurut Daryanto 2013: 9-10 dilaksanakan dengan proses validasi dan uji coba.

4. Karakteristik Modul Pembelajaran