Penelitian yang Relevan Kerangka Berpikir

40 a. Siswa harus berdo’a sebelum mempelajari modul pembelajaran ini. b. Siswa mencari halaman yang berisi materi yang ingin dipelajari dengan melihat daftar isi. c. Siswa mulai belajar sesuai dengan urutan materi pada modul atau sesuai perintah gurufasilitator. d. Setelah siswa mempelajari materi, siswa mengasah kemampuannya dengan mengerjakan soal. e. Apabila siswa mengalami kesulitan, dalam mempelajari materi pada modul, siswa dapat bertanya kepada guruorang tua.

F. Penelitian yang Relevan

Sebelum dilakukan penelitian dan pengembangan ini, telah dilakukan penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian dan pengembangan ini. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Sari 2012 dengan judul “Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika Konsep Pecahan di Kelas V ”. Hasil dari penelitian ini adalah berupa modul pembelajaran matematika konsep pecahan di kelas V Sekolah Dasar. Hasil penilaian dari ahli media, ahli materi, maupun uji coba kelompok kecil menunjukkan bahwa modul ini layak digunakan dengan penilaian sangat baik dan efektif untuk meningkatkan kedisiplinan dan hasil belajar siswa kelas V SDN Kauman 3 Malang. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Wibowo 2016 dengan judul “Pengembangan Modul Pendidikan Kewarganegaraan “Keberagaman Indonesia” untuk Siswa Kelas III SD Al Amin Sinar Putih Bantul Yogyakarta ”. Hasil dari 41 penelitian ini adalah modul memperoleh penilaian ahli materi dengan kategori baik dan penilaian ahli media dengan kategori baik. Berdasarkan hasil uji coba menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan sangat baik dan efektif untuk meningkatkan kedisiplinan dan hasil belajar siswa kelas III SD Al Amin Sinar Putih, Bantul, Yogyakarta. Berdasarkan penelitian yang relevan tersebut, dapat disimpulkan bahwa modul pembelajaran yang layak dapat digunakan sebagai sumber belajar untuk membantu kesulitan belajar siswa. Oleh karena itu, pengembangan pembelajaran dengan modul perlu dilakukan dalam dunia pendidikan. Pada penelitian ini dilakukan pengembangan yang sama, yakni pengembangan pembelajaran dengan modul. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya adalah pada materi yang disajikan yaitu tentang bangun ruang, dan pengembangan modul ini berdasarkan pendekatan Montessori. 42

G. Kerangka Berpikir

Modul pembelajaran yang dikembangkan layak untuk digunakan sebagai bahan ajar matematika materi bangun ruang kelas V di Sekolah Dasar  Adanya keterbatasan guru dalam memaksimalkan pembelajaran, dengan perbedaan pengetahuan matematika siswa yang berbeda.  Buku matematika sebagai sumber belajar belum banyak membantu siswa untuk mengatasi kesulitan dalam memahami materi bangun ruang karena penyajian materi yang masih abstrak. Mengingat siswa kelas III SD masih dalam taraf berpikir operasional kongkrit. Kebutuhan akan adanya bahan ajar yang dapat memaksimalkan pembelajaran matematika dengan fasilitas pembelajaran yang sederhana, lengkap, bervariasi, dan menjangkau kemampuan siswa Solusi Pengembangan:  Modul Pembelajaran Bangun Ruang: untuk memfasilitasi siswa yang memiliki kemampuan berbeda dengan bahan ajar mandiri dan lengkap.  berbasis Pendekatan Montessori yang menekankan kegiatan belajar learning by doing. Bahan ajar berupa modul pembelajaran mendapat kriteria layak dari pakar dan lolos tahap uji coba lapangan untuk digunakan sebagai modul pembelajaran dalam kegiataan pembelajaran Gambar 2. Kerangka Pikir Penelitian Pengembangan Modul Pembelajaran Bangun Ruang dengan Pendekatan Montessori Untuk Kelas V SD Negeri Tukangan Yogyakarta, untuk membantu kesulitan belajar siswa agar sesuai perkembangan belajar siswa dan kebutuhan belajar siswa. 43

H. Definisi Operasional