BAB
Pengaruh Perkembangan Kota Surakarta terhadap Permukiman di Kawasan Solobaru
68 informasi yang sama kepada informan yang berbeda. Menurut H.B Sutopo
Metode Peneltian Kualitataif, 1990, review informan adalah laporan yang diperiksa kembali key informan untuk mengetahui apakah yang
ditulis merupakan sesuatu yang disetujui oleh mereka.
3.6 Metode Analisis
Analisis data yang dipergunakan dalam mengolah data atau informasi yang diperoleh baik data yang berupa hasil wawancara, kuesioner maupun data
hasil observasi disinkronkan dengan teori yang mendasari dan kemudian dilakukan analisis. Sedang yang dimaksud dengan analisis sendiri adalah proses
penyusunan data agar dapat ditafsirkan yaitu dengan menggolongkan, mengurutkan, menstrukturisasikan sampai dengan mengumpulkan data sehingga
mempunyai arti. Analisis yang digunakan untuk mencapai tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut : a.
Analisis perkembangan kota Analisis yang dilakukan adalah analisis deskriptif untuk mengetahui
perkembangan Kota Surakarta dan perkembangan Kawasan Solobaru dengan kurun waktu 30 tahun yakni dari tahun 1975 sampai 2005. Analisis ini
dilakukan dengan dasar data tahun 1975-2005 mengenai perkembangan Kota Surakarta dan perkembangan Kawasan Solobaru serta peta perkembangan
permukiman yang dioverlay dari tahun ke tahun. Perkembangan kota yang dianalisis secara deskriptif ini meliputi perkembangan fisik, ekonomi, dan
sosial kedua kota. b.
Analisis pengaruh perkembangan Kota Surakarta terhadap permukiman di Kawasan Solobaru
Analisis yang dilakukan menggunakan metode deskriptif eksplanatori dimana data yang ada mengenai perkembangan Kota Surakarta dan Kawasan
Solobaru kemudian dikaji dengan teori untuk mengetahui bagaimana pengaruhnya. Sedangkan untuk besaran pengaruhnya akan dijelaskan dengan
teknik analisis jalur.
BAB
Pengaruh Perkembangan Kota Surakarta terhadap Permukiman di Kawasan Solobaru
69 c.
Analisis Jalur
Path Analysis
Menurut Robert D. Retherford dalam Ali Muhidin, Sambas dan Maman Abdurahman, 2009, analisis jalur ialah suatu teknik untuk menganalisis
hubungan sebab akibat yang tejadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel tergantung tidak hanya secara langsung
tetapi juga secara tidak langsung. Analisis jalur
path analysis
dikembangkan oleh Sewall Wright, 1934 dalam Ali Muhidin, Sambas dan Maman
Abdurahman, 2009. Analisis jalur digunakan untuk mengetahui pengaruh secara serempak atau mandiri beberapa variabel penyebab terhadap sebuah
variabel akibat. Analisis jalur merupakan pengembangan korelasi yang diurai menjadi beberapa interpretasi akibat yang ditimbulkannya. Lebih lanjut,
analisis jalur mempunyai kedekatan dengan regresi berganda, atau dengan kata lain, regresi berganda merupakan bentuk khusus dari analisis jalur.
Teknik ini juga dikenal sebagai model sebab-akibat
causing modeling
. Penamaan ini didasarkan pada alasan bahwa analisis jalur memungkinkan
pengguna dapat menguji proposisi teoritis mengenai hubungan sebab dan akibat tanpa memanipulasi variabel-variabel.
Dalam penelitian ini, analisis jalur
path analysis
menggunakan SPSS yang digunakan untuk mengetahui besaran pengaruh variabel perkembangan
Kota Surakarta terhadap variabel perkembangan permukiman di Kawasan Solobaru baik secara bersama-sama maupun secara parsial.
d. Model Analisis Jalur
Model merupakan representasi dari suatu sistem yang sedang diamati. Dalam penelitian ini, model yang digunakan adalah model skematis dan
matematis. Model skematis dibuat dalam suatu diagram jalur yang digunakan untuk menggambarkan kerangka hubungan kausal antar jalur satu variabel
terhadap variabel lainnya. Sedangkan model matematisnya merupakan model persamaan regresi yang juga menjelaskan hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat. Dalam analisis jalur terdapat banyak model jalur yaitu model satu persamaan jalur, model dua persamaan jalur, model tiga persamaan
jalur, model empat persamaan jalur, dan seterusnya. Semakin kompleks
BAB
Pengaruh Perkembangan Kota Surakarta terhadap Permukiman di Kawasan Solobaru
70 hubungan struktural maka semakin kompleks diagram jalurnya, dan makin
banyak pula substruktur yang membangun. Dalam penelitian ini menggunakan model empat persamaan jalur dengan empat persamaan substruktur.
Adapun variabel penelitian yang akan diuji yaitu : 1
Variabel bebas eksogen atau penyebab yaitu faktor perkembangan Kota Surakarta yang meliputi :
1 Jumlah Penduduk X
1
2 Luas Permukiman X
2
3 Jumlah Rumah X
3
4 Jumlah Sarana X
4
5 Jumlah Prasarana Jalan Kota Surakarta X
5
6 Peningkatan PDRB Kota Surakarta X
6
2 Variabel terikat endogen atau akibat yaitu beberapa elemen dari
permukiman Kawasan Solobaru yang meliputi : 1
Jumlah Penduduk X
7
2 Jumlah Rumah X
8
3 Luas Permukiman X
9
4 Jumlah Sarana Y
Karena dalam penelitian ini menggunakan model empat persamaan jalur, maka model persamaan jalurnya dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.2 Model Empat Persamaan Jalur dalam Analisis
Dimana : X
1
= Jumlah Penduduk Kota Surakarta X
2
= Jumlah Rumah Kota Surakarta
BAB
Pengaruh Perkembangan Kota Surakarta terhadap Permukiman di Kawasan Solobaru
71 X
3
= Luas Permukiman Kota Surakarta X
4
= Jumlah Sarana Kota Surakarta X
5
= Jumlah Prasarana Jalan Kota Surakarta X
6
= Peningkatan PDRB Kota Surakarta X
7
= Jumlah Penduduk Kawasan Solobaru X
8
= Jumlah Rumah Kawasan Solobaru X
9
= Luas Permukiman Kawasan Solobaru Y
= Jumlah Sarana Kawasan Solobaru
r
XnXk
= Besaran Koefisien Pengaruh Adapun persamaan regresi yang digunakan untuk menunjukkan hubungan
kausal di atas adalah : 1
Persamaan regresi hubungan kausal perkembangan Kota Surakarta terhadap jumlah penduduk di Kawasan Solobaru.
X
7
= B + pyX
1
X
1
+ … + pyX
k
X
k
+ py€ 2
Persamaan regresi hubungan kausal perkembangan Kota Surakarta melalui jumlah penduduk Kawasan Solobaru terhadap jumlah rumah di Kawasan
Solobaru. X
8
= B + pyX
1
X
1
+ … + pyX
k
X
k
+ py€ 3
Persamaan regresi hubungan kausal perkembangan Kota Surakarta melalui jumlah penduduk Kawasan Solobaru dan jumlah rumah di Kawasan
Solobaru terhadap luas permukiman di Kawasan Solobaru. X
9
= B + pyX
1
X
1
+ … + pyX
k
X
k
+ py€ 4
Persamaan regresi hubungan kausal perkembangan Kota Surakarta melalui jumlah penduduk Kawasan Solobaru, jumlah rumah di Kawasan Solobaru,
dan luas permukiman di Kawasan Solobaru terhadap jumlah sarana di Kawasan Solobaru.
Y = B + pyX
1
X
1
+ … + pyX
k
X
k
+ py€
e. Uji Statistik
BAB
Pengaruh Perkembangan Kota Surakarta terhadap Permukiman di Kawasan Solobaru
72 Setelah didapatkan koefisien pengaruh dari hasil analisis jalur, maka perlu
dilakukan pengujian hasil tersebut. Adapun uji statistik yang digunakan adalah uji F, uji R
2
, dan uji t uji hipotesis. Uji Fisher Uji Statistik F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel permukiman di Kawasan Solobaru variabel terikat. Uji F akan menjelaskan apakah semua variabel
independen merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependent. Uji F pada dasarnya diturunkan dari tabel ANOVA
analysis of variance
. Uji Koefisien Determinasi Uji Statistik R
2
Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai
koefisien determinasi adalah antara 0 sampai 1 0-100 . Kd = rs
2
. 100 Keterangan :
Kd = 0, berarti pengaruh variabel X terhadap variabel Y lemah. Kd = 1, berarti pengaruh variabel X terhadap Y kuat.
Pada analisis menggunakan SPSS, uji R
2
diturunkan dari tabel model summary.
Uji Signifikansi Parameter Individual Uji Statistik T Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Yang perlu diperhatikan dalam interpretasi uji t adalah berapa
harga t yang diperoleh, kemudian lihat berapa derajad kebebasannya db = n-k-1, dimana k adalah jumlah variabel X, langkah selanjutnya adalah
melihat berapa harga p-nya jika harga p-nya signifikan taraf signifikansi yang biasa digunakan adalah p=1 dan p=5 maka kesimpulannya
terdapat perbedaan antara kelompok yang diteliti.
3.7 Kerangka Penelitian