BAB
Pengaruh Perkembangan Kota Surakarta terhadap Permukiman di Kawasan Solobaru
53 selatan dan barat. Pembangunan perumahan
real estate
, perumnas, komplek hunian baru mulai menjamur dipinggiran Kota Surakarta. Pada sisi yang lain,
Kota Surakarta yang semula hanya mempunyai fasilitas pendidikan sampai SMA, kini mulai ada dibangun fasilitas untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi, yaitu
perguruan tinggi. Pada tahun 1988, pemerintah mencanangkan program Paket November 1988, yang berdampak pada menjamurnya bank-bank swasta di Kota
Solo. Pada tahun 1990an, setelah pemerintah mencanangkan program Paket Juli 1993 eksploitasi wisata, maka banyak bangunan hotel bermunculan, melengkapi
perkantoran dan perdagangan. Pada tahun 1998, terjadi peristiwa kerusuhan masal
yang menyebabkan bangunan-bangunan hangus dan hancur. 3.1.4
Sejarah Kawasan Solobaru A.
Masa awal dan pra-Republik Dahulu Kabupaten Sukoharjo merupakan satu kesatuan wilayah
pemerintahan Kasunanan
dan Mangkunegaran dengan Kota Surakarta, Kabupaten Sragen, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Klaten, Kabupaten
Karanganyar dan Kabupaten Wonogiri. Namun, dengan keluarnya Penetapan Pemerintah Nomor: 16SD tanggal 15 Juli 1946, maka secara formal wilayah
pemerintahan Kasunanan dan Mangkunegaran sudah tidak ada lagi, dan wilayah- wilayahnya menjadi wilayah karesidenan Surakarta. Ini berarti wilayah
karesidenan Surakarta terdiri dari bekas wilayah-wilayah Mangkunegaran yaitu Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Wonogiri, serta bekas wilayah
Kasunanan yaitu Kabupaten Klaten, Kabupaten Sragen, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Sukoharjo Kawedanan Sukoharjo, Bekonang, Kartasura,
serta Kota Surakarta.
B. Lahirnya Kabupaten Sukoharjo
Kabupaten Sukoharjo lahir berdasarkan Penetapan Pemerintah Nomor:
16SD, penetapan ini kemudian dikukuhkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Dati II Sukoharjo No. 17 tahun 1986 tentang hari lahir Kabupaten
Sukoharjo, yang disahkan dengan SK Gubernur KDH Tingkat I Jawa Tengah tanggal 15 Desember 1986 No. 188.34801986 dan diundangkan dalam
BAB
Pengaruh Perkembangan Kota Surakarta terhadap Permukiman di Kawasan Solobaru
54 Lembaran Daerah Kabupaten Dati II Sukoharjo No. 3 Tahun 1987 Seri D No.2
tanggal 9 Januari 1987. Keadaan ini mengilhami para pemimpin pada waktu itu untuk
membentuk kabupaten baru di luar Kota Surakarta agar ketiga kawedanan Sukoharjo, Bekonang, Kartasura dapat dibina dalam satu naungan pemerintah
Kabupaten. Kemudian secara spontan KNI Daerah Surakarta menunjuk
KRMT Soewarno Honggopati Tjitrohoepojo untuk menjadi Bupati. Atas dasar
tersebut di atas serta pertimbangan analisa, logis dan kronologis yang dikaitkan dengan landasan yuridis meskipun landasan yuridis itu tidak bersifat mengatur
secara khusus, maka pada hari Senin Pon tanggal 15 Juli 1946, saat
ditetapkannya Penetapan Pemerintah Nomor: 16SD tersebut ditetapkan menjadi Hari Lahir Kabupaten Sukoharjo.
C. Lahirnya Kawasan Solobaru
Pada mulanya pada tahun 1980, pengembangan Kawasan Solobaru ini dimulai karena ada permintaan dari pihak pemerintah Kabupaten Sukoharjo
kepada pengembang untuk membuka jalan selebar 40 meter untuk mempermudah akses dari Kabupaten Sukoharjo ke Kota Surakarta. Karena pertimbangan
membuat jalan raya, PSP kemudian memutuskan membuat proyek perumahan dengan luas lahan sekitar 200-250 hektar.
Namun, rencana pengembang untuk sekedar membangun perumahan mulai goyah karena memiliki lahan yang sedemikian luas maka lahir gagasan baru
yakni rencana proyek yang semula berskala kecil diubah menjadi besar dengan rencana menciptakan kota baru di pinggiran Kabupaten Sukoharjo tersebut. Kota
baru itu tepatnya berlokasi di wilayah kecamatan Grogol dan Baki kabupaten Sukoharjo.
Nama Solobaru dipilih karena menurut pakar budaya MT Arifin dimungkinkan akan menjadi populer seperti lagu Bengawan Solo. Dan menurut
arsitek terkemuka Prof. Ir. Eko Budiharjo MSc, Solobaru mempunyai nilai komersil yang dapat dijual dan mudah diingat.
Kawasan Solobaru awalnya terdiri dari 11 sektor. Penomoran sektor- sektor tersebut tidak berdasarkan urutan pembangunannya, hanya nomor
BAB
Pengaruh Perkembangan Kota Surakarta terhadap Permukiman di Kawasan Solobaru
55 pengkaplingan untuk mempermudah pengendalian dan pengawasan dalam
merealisasikan bangunan. Awalnya Kawasan Solobaru hanya meliputi 11 sektor yang dibangun oleh pengembang, namun seiring dengan berkembangnya
Kawasan Solobaru, maka pihak pemerintah Kabupaten Sukoharjo mengukuhkan wilayah Kawasan Solobaru sebagai wilayah perkotaan dengan menyusun Rencana
Umum Tata Ruang Kawasan Solobaru tahun 1990-2010 yang wilayahnya meliputi dua kecamatan yakni kecamatan Baki dan Grogol.
3.9 Gambaran Umum Kota Surakarta Tahun 1975