Perkembangan Interaksi Sosial Budaya

BAB Pengaruh Perkembangan Kota Surakarta terhadap Permukiman di Kawasan Solobaru 115 Kekuatan sentrifugal adalah kekuatan yang mengakibatkan pengaruh perubahan bentuk tata guna lahan suatu kota yang realisasinya berwujud sebagai gerakan penduduk yang berasal dari dalam kota menuju luar kota. Dalam perkembangan Kota Surakarta juga terdapat kekuatan sentrifugal. Hal ini dicerminkan oleh pergerakan penduduk Kota Surakarta yang bergerak keluar Kota Surakarta hinterland baik untuk bermukim maupun beraktivitas. Sedangkan yang dimaksud kekuatan sentripental adalah kekuatan-kekuatan yang mengakibatkan perubahan bentuk tata guna lahan suatu kota, yang realisasinya terwujud sebagai gerakan penduduk yang berasal dari luar kota menuju ke arah dalam kota. Dalam perkembangan Kota Surakarta juga terdapat kekuatan sentripental yang dicerminkan oleh adanya penduduk yang bukan asli penduduk Kota Surakarta melakukan mobilisasi maupun kegiatan di dalam Kota Surakarta. Kondisi inilah yang kemudian menyebabkan terjadinya pemekaran Kota Surakarta, yang pada akhirnya mengambil ruang di daerah hinterland Kota Surakarta.

B. Perkembangan Interaksi Sosial Budaya

Dengan adanya kekuatan sentripental yang menyerap penduduk bukan asli Kota Surakarta ke dalam Kota Surakarta, maka hal ini mangakibatkan terjadinya keberagaman penduduk yang tinggal di Kota Surakarta. Keberagaman penduduk yang demikian mengakibatkan transformasi budaya diantara mereka. Proses transformasi budaya di Kota Surakarta banyak terjadi di pusat kota dimana banyak penduduk luar Kota Surakarta yang menetap di permukiman dekat pusat kota seperti di Kelurahan Sangkrah dimana banyak pendatang dari luar kota yang menetap di Kelurahan Sangkrah. Keberagaman penduduk yang terjadi mempengaruhi interaksi sosial penduduknya. Kondisi interaksi sosial penduduk Kota Surakarta adalah sebagai berikut : BAB Pengaruh Perkembangan Kota Surakarta terhadap Permukiman di Kawasan Solobaru 116 Gambar 5.10 Interaksi Sosial Penduduk Kota Surakarta Pada diagram di atas 10 menjawab interaksi sosial yang terjalin adalah buruk. Hal ini terlihat seperti di Kelurahan Banyuanyar dan Tegalharjo yang penghuninya terdapat masyarakat golongan ekonomi atas. Kegiatan sosial masih dilakukan seperti pertemuan warga atau kegiatan sosial lainnya, namun dalam kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan, masyarakat ekonomi atas tidak serta merta mengikuti kegiatan tetapi biasanya hanya memberi dukungan dalam bentuk materi. Sehingga hal ini membuat interaksi sosial masyarakat tidak begitu baik. 43 menjawab sedang dan 47 menjawab baik, interaksi seperti ini terjadi di Kelurahan Kratonan dan Kampung Sewu dimana interaksi sosial yang ada dapat terjalin dengan baik karena banyaknya kegiatan sosial yang diikuti aktif oleh seluruh wargannya.

5.2 Perkembangan Kawasan Solobaru

5.2.1 Perkembangan Fisik Kawasan Solobaru

A. Perkembangan Permukiman Kawasan Solobaru

Menurut Doxiadis 1968, permukiman mempunyai lima elemen yaitu alam yang dibangun, manusia yang membentuk dan mendiami alam, kehidupan sosial kemasyarakatan yang berupa hubungan antar manusia, wadah yang melindungi, dan jaringan yang memberi kemudahan bagi manusia untuk menyelenggarakan fungsi dan kegiatannya. Sama halnya dengan yang dikemukakan oleh Doxiadis, Kawasan Solobaru merupakan permukiman yang terbentuk dari elemennya. Dahulu, Kawasan Solobaru merupakan areal persawahan yang kemudian dibangun perumahan di kawasan tersebut lengkap 47 43 10 Interaksi Sosial Penduduk Kota Surakarta baik sedang buruk