BAB
Pengaruh Perkembangan Kota Surakarta terhadap Permukiman di Kawasan Solobaru
52 Networks merupakan sistem buatan maupun alam yang menyediakan
fasilitas untuk operasional suatu wilayah permukiman. Untuk sistem buatan, tingkat pemenuhannya bersifat relatif, dimana antara wilayah permukiman
yang satu dengan yang lain tidak harus sama. Sebagai contoh, untuk daerah pegunungan akan berbeda dengan daerah perkotaan dalam hal pemenuhan air
bersih. Di daerah pegunungan air bersih dapat dengan mudah diperoleh sehingga tidak membutuhkan jaringan air bersih. Di wilayah perkotaan,
jaringan air bersih mutlak diperlukan karena air dari sumur biasanya sudah tercemar dengan limbah, baik industri maupun rumah tangga. Sistem buatan
yang keberadaannya diperlukan di dalam suatu wilayah, antara lain adalah : Sistem jaringan air bersih.
Sistem jaringan listrik. Sistem transportasi.
Sistem komunikasi. Drainase dan air kotor.
Tata letak fisik.
Menurut Friedmann dalam Yunus, 2006, perkembangan permukiman kekotaan disebabkan oleh dua proses yang terkait satu sama lain, yakni proses sosial ekonomi dan
proses spasial. Proses sosial ekonomi mendahului proses spasial namun adakalanya proses spasial mendahului proses sosial ekonomi.
2.7 Kebutuhan Manusia Terhadap Hunian
Teori kebutuhan manusia terhadap hunian yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow 1970 mempunyai 5 hierarki kebutuhan manusia terhadap hunian. Tingkatan
kebutuhan manusia terhadap hunian tersebut dapat dikategorisasikan sebagai berikut :
BAB
Pengaruh Perkembangan Kota Surakarta terhadap Permukiman di Kawasan Solobaru
53
Gambar 2.7 Hierarki Kebutuhan Manusia Terhadap Hunian Maslow, 1970
a. Survival Needs
Tingkat kebutuhan yang paling dasar ini merupakan kebutuhan yang harus
dipenuhi pertama kali. Pada tingkatan ini hunian merupakan sarana untuk menunjang keselamatan hidup manusia. Kebutuhan untuk dapat selamat
berarti manusia menghuni bangunan rumah agar dapat selamat dan tetap hidup, terlindung dari gangguan iklim maupun makhluk hidup yang lain.
b. Safety and Security Needs
Kebutuhan terhadap keselamatan dan keamanan yang ada pada tingkat
berikutnya ini terkait dengan keselamatan dari kecelakaan, keutuhan anggota badan serta hak milik. Pada tingkatan ini hunian merupakan sarana
perlindungan untuk keselamatan anggota badan dan hak milik tersebut.
c. Affiliation Needs
Pada tingkatan ini hunian merupakan sarana agar dapat diakui sebagai
anggota dalam golongan tertentu. Hunian di sini berperan sebagai identitas seseorang untuk diakui dalam golongan masyarakat.
Cognitive and Aesthetic Needs
Esteem Needs
Survival Needs Safety and Security
Needs
Affiliation Needs
BAB
Pengaruh Perkembangan Kota Surakarta terhadap Permukiman di Kawasan Solobaru
54
d. Esteem Needs
Kebutuhan berikutnya terkait dengan aspek psikologis. Manusia butuh dihargai dan diakui eksistensinya. Terkait dengan hal ini hunian merupakan
sarana untuk mendapatkan pengakuan atas jati dirinya dari masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Pada tingkatan ini, rumah sudah bukan tergolong
kebutuhan primer lagi, tetapi sudah meningkat kepada kebutuhan yang lebih tinggi yang harus dipenuhi setelah kebutuhan pokok terpenuhi. Rumah yang
mewah, bagus, dapat memberikan kebanggaan dan kepuasan kepada pemilik
rumah tersebut.
e. Cognitive and Aesthetic Needs
Tingkatan yang paling tinggi dari kebutuhan manusia ini terkait dengan aspek psikologos, seperti halnya esteem needs. Hanya saja pada level ini
hunian tidak saja merupakan sarana peningkatan kebanggaan dan harga diri, tetapi juga agar dapat dinikmati keindahannya. Pada tingkatan ini, produk
hunian tidak hanya sekedar untuk digunakan tetapi juga dapat memberi dampak kenikmatan misalnya dinikmati secara visual pada lingkungan
sekitarnya.
2.8 Kecenderungan Pemilihan Lokasi Bermukim