Perkembangan Prasarana Jalan Kota Surakarta

BAB Pengaruh Perkembangan Kota Surakarta terhadap Permukiman di Kawasan Solobaru 109 dari tahun ke tahunnya meskipun mengalami peningkatan dan penurunan pada beberapa kurun waktu. Pada tahun 1980 tingkat pertumbuhan sarana kesehatan di Kota Surakarta dalam setahun mencapai 7,26. Tingkat pertumbuhan jumlah sarana kesehatan pada tahun 1985 dalam setahun mencapai 21,32. Namun tingkat pertumbuhan sarana kesehatan di Kota Surakarta menurun pada tahun 1990 menjadi -7,82 selama setahun dan tahun 1995 menjadi -10,62 selama setahun. Pada tahun 2000, tingkat pertumbuhannya meningkat kembali menjadi 0,53 selama setahun dan terus meningkat menjadi 9,72 pada tahun 2005 selama setahun. Namun, jumlah sarana kesehatan dari tahun ke tahun di Kota Surakarta bila dibandingkan dengan kebutuhan jumlah sarana kesehatan menurut jumlah penduduk berdasarkan analisis dengan SNI maka jumlah sarana yang ada adalah lebih dari yang sebenarnya dibutuhkan penduduk Kota Surakarta. Seperti halnya pada tahun 1996, jumlah sarana kesehatan mencapai 172 padahal kebutuhan jumlah sarana kesehatan bila ditinjau dari jumlah penduduknya adalah 40 dan berarti pada tahun 1996 terdapat kelebihan jumlah sarana kesehatan sebesar 132. Dengan angka kelebihan yang sedemikian banyak tentu saja menambah jumlah lahan untuk fungsi kesehatan. Perkembangan spasial sarana kesehatan di Kota Surakarta persebarannya mengikuti fungsi sarana kesehatan tersebut. Keadaan ini merupakan interpretasi dari kebijakan pemerintah mengenai persebaran sarana kesehatan. Seperti misalnya rumah sakit kasih ibu yang merupakan fungsi pelayanan primer maka letaknya berada di jalan utama Kota Surakarta. Namun, sarana kesehatan seperti puskesmas dengan fungsi pelayanan sekunder maka letaknya berada di tiap-tiap kecamatan.

C. Perkembangan Prasarana Jalan Kota Surakarta

Prasarana jalan di Kota Surakarta menjadi sangat penting karena Kota Surakarta menjadi simpul regional pulau Jawa. Kota Surakarta dilalui jalan nasional yang menghubungkan utara dan selatan pulau Jawa. Oleh karena itu dalam perkembangannya, Kota Surakarta selalu meningkatkan jumlah ruas jalan dan kualitasnya untuk menunjang akses di dalam maupun keluar Kota Surakarta. Berikut ini grafik perkembangan prasarana jalan di Kota Surakarta : BAB Pengaruh Perkembangan Kota Surakarta terhadap Permukiman di Kawasan Solobaru 110 Gambar 5.5 Peningkatan Jumlah Ruas Jalan Kota Surakarta Tahun 1975-2005 Dari grafik tersebut, kecenderungan peningkatan ruas jalan di Kota Surakarta adalah cenderung meningkat. Peningkatan tersebut tidak begitu signifikan setiap tahunnya karena setiap tahun tidak selalu ada penambahan ruas jalan. Namun, perkembangan jalan juga terlihat pada peningkatan kualitasnya. Perkembangan prasarana jalan di Kota Surakarta lebih banyak ke peningkatan kualitas jalan seperti pelebaran jalan. Pelebaran jalan yang ada yakni pelebaran jalan Slamet Riyadi pada tahun 1975an, pelebaran jalan Yos Sudarso pada tahun 1980an, pelebaran jalan Ahmad Yani pada tahun 1990an. Untuk pembuatan jalan baru adalah jalan layang Jebres dan jalan Ir. Juanda Kartasanjaya pada tahun 1995an, jalan lingkar utara Kota Surakarta yakni pada tahun 2000. Perkembangan prasarana jalan yang ada di Kota Surakarta merupakan realisasi kebijakan pemerintah dalam mempermudah akses pergerakan barang maupun jasa. Mengingat Kota Surakarta merupakan simpul pertemuan jalur utara dan selatan pulau Jawa maka prasarana jalan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan Kota Surakarta dan hinterlandnya.

5.1.2 Perkembangan Ekonomi Kota Surakarta

Perkembangan ekonomi Kota Surakarta dapat dilihat dari perkembangan PDRB Kota Surakarta dari tahun ke tahun. Tingkat pertumbuhan ekonomi PDRB di Kota Surakarta dari tahun ke tahun adalah sebagai berikut : 230 240 250 260 270 280 Peningkatan Jumlah Ruas Jalan Kota Surakarta Tahun 1975-2005