BAB
Pengaruh Perkembangan Kota Surakarta terhadap Permukiman di Kawasan Solobaru
48 Batas fisik kota konsiden dengan batas administrasi kota. Kondisi kota
yang mengalami situasi seperti ini disebut sebagai “true bounded city.
2.6 Perumahan dan Permukiman
Perumahan dan permukiman merupakan kebutuhan fisiologis yang saling melengkapi dengan kebutuhan keamanan dan keselamatan. Berikut adalah pengertian
dari perumahan dan permukiman.
2.7.1 Pengertian Perumahan
Perumahan menurut UU No. 4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau
lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. Menurut Soedjajadi Keman dalam bukunya yang berjudul Kesehatan
Perumahan, perumahan didefinisikan sebagai kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau hunian yang dilengkapi dengan prasarana lingkungan
yaitu kelengkapan dasar fisik lingkungan misalnya penyediaan air minum, pembuangan sampah, listrik, telepon, jalan, yang memungkinkan lingkungan pemukiman berfungsi
sebagaimana mestinya dan sarana lingkungan yaitu fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan serta pengembangan kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya,
seperti fasilitas taman bermain, olah raga, pendidikan, pertokoan, sarana perhubungan, keamanan,serta fasilitas umum lainnya.
2.7.2 Pengertian Permukiman
Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan, maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan UU No 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan
Permukiman. Permukiman merupakan wadah kehidupan manusia, bukan hanya menyangkut
aspek fisik dan teknis saja, tetapi juga aspek sosial, ekonomi, dan budaya dari para penghuninya Bintarto, 1983. Masyarakat dengan berbagai perbedaan sikap dan
BAB
Pengaruh Perkembangan Kota Surakarta terhadap Permukiman di Kawasan Solobaru
49
idaman, berhubungan secara timbal balik dengan lingkungan fisik tempat tinggalnya. Karena tempat bermukim adalah gejala budaya yang wujud dan keteraturannya sangat
dipengaruhi oleh lingkungan budaya pemukimnya Rapoport, 1987. Menurut Doxiadis 1968, permukiman mempunyai lima elemen yaitu alam yang dibangun, manusia yang
membentuk dan mendiami alam, kehidupan sosial kemasyarakatan yang berupa hubungan antar manusia, wadah yang melindungi, dan jaringan yang memberi
kemudahan bagi manusia untuk menyelenggarakan fungsi dan kegiatannya. Permukiman terbentuk dari beberapa komponen dalam buku Perencanaan dan
Pengembangan Perumahan, 2006 yaitu :
a. Alam
Geologi Geologi merupakan kondisi batuan dimana permukiman tersebut
berada. Sifat dan karakter geologi suatu permukiman wilayah akan berbeda dengan permukiman yang lain. Perbedaan tersebut antara lain
disebabkan oleh adanya kondisi dan letak geografis yang berbeda. Misalnya wilayah pegunungan dengan daerah di tepi pantai akan
mempunyai kondisi geologi yang berbeda. Topografi
Topografi merupakan kemiringan suatu wilayah yang juga ditentukan oleh letak dan kondisi geografis suatu wilayah. Kemiringan permukaan
suatu wilayah permukiman dengan wilayah permukiman yang lain pasti berbeda. Sebagai contoh, topografi suatu lereng pegunungan akan miring
relatif terjal, akan tetapi pada daerah selain pegunungan maka topografinya cendeung datar.
Tanah Tanah merupakan media untuk meletakkan bangunan rumah dan
menanam tanaman yang dapat digunakan untuk menopang kehidupan, yaitu untuk mencukupi kebutuhan pangan. Tanah sebenarnya juga
mempunyai ciri dan karakter yang berbeda. Oleh karena itu untuk melakukan pembangunan perumahan harus dipikirkan juga faktor
keseimbangan lingkungan. Misalnya, pendirian perumahan tersebut harus
BAB
Pengaruh Perkembangan Kota Surakarta terhadap Permukiman di Kawasan Solobaru
50 sesuai dengan peruntukannya, kemudian pembagian peruntukannya juga
harus disesuaikan dengan peraturan kelembagaan yang berlaku misalnya perbandingan daerah terbangun dan wilayah terbuka sebesar 40
dibanding 60 dan sebagainya, agar kelestarian lingkungan tetap terjaga sepanjang masa.
Air Air merupakan sumber kehidupan yang pokok dan vital sepanjang
kehidupan masih berlangsung, baik untuk manusia maupun makhluk hidup yang lain. Oleh karenanya dalam perencanaan pembangunan permukiman
perlu dipertimbangkan dengan masak, baik penataan maupun persentase peruntukan
lahannya, agar
kondisi air
tanah tetap
terjaga keseimbangannya.
Tumbuh-tumbuhan Tumbuh-tumbuhan merupakan salah satu elemen yang dapat dijadikan
sebagai bahan makanan guna mempertahankan dan meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Hewan Hewan merupakan jenis makhluk hidup lain yang keberadaannya dapat
mendukung dan menguntungkan kehidupan manusia. Dengan adanya hewan tersebut manusia bisa tercukupi kebutuhannya sebagai alat bantu.
Hewan juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan dalam kehidupan sehari-hari.
Iklim Iklim merupakan kondisi alami pada suatu wilayah permukiman,
dimana antara satu permukiman yang satu dengan yang lain mempunyai kondisi yang berbeda, tergantung letak dan posisi geografis wilayah
tersebut. b.
Manusia Di dalam suatu wilayah permukiman, manusia merupakan pelaku utama
kehidupan, di samping makhluk hidup lain seperti hewan, tumbuhan, dan lainnya. Sebagai makhluk yang paling sempurna, dalam kehidupannya
BAB
Pengaruh Perkembangan Kota Surakarta terhadap Permukiman di Kawasan Solobaru
51 manusia membutuhkan berbagai hal yang dapat menunjang kelangsungan
hidupnya, baik itu kebutuhan biologis ruang, udara, temperatur, dan lain- lain, perasaan dan persepsi kebutuhan emosional, serta kebutuhan akan nilai-
nilai moral. c.
Masyarakat Masyarakat merupakan kesatuan sekelompok orang keluarga dalam
suatu permukiman yang membentuk suatu komunitas tertentu. Hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan yang terjadi di dalam masyarakat yang
mendiami suatu wilayah permukiman adalah sebagai berikut : Kepadatan dan komposisi penduduk.
Kelompok sosial. Adat dan kebudayaan.
Pengembangan ekonomi. Pendidikan.
Kesehatan. Hukum dan administrasi
d. Bangunan Rumah
Bangunan rumah merupakan wadah bagi manusia keluarga. Oleh karena itu dalam perencanaan dan pengembangannya perlu mendapatkan
perhatian khusus agar sesuai dengan rencana kegiatan yang berlangsung di tempat tersebut. Pada prinsipnya bangunan yang dapat digunakan sepanjang
operasional kehidupan manusia bisa dikategorikan sesuai dengan fungsi masing-masing, yaitu :
Rumah pelayanan masyarakat misalnya sekolah, rumah sakit, dan lain- lain.
Fasilitas rekreasi fasilitas hiburan. Pusat perbelanjaan perdagangan dan pemerintahan.
Industri. Pusat transportasi.
e. Networks
BAB
Pengaruh Perkembangan Kota Surakarta terhadap Permukiman di Kawasan Solobaru
52 Networks merupakan sistem buatan maupun alam yang menyediakan
fasilitas untuk operasional suatu wilayah permukiman. Untuk sistem buatan, tingkat pemenuhannya bersifat relatif, dimana antara wilayah permukiman
yang satu dengan yang lain tidak harus sama. Sebagai contoh, untuk daerah pegunungan akan berbeda dengan daerah perkotaan dalam hal pemenuhan air
bersih. Di daerah pegunungan air bersih dapat dengan mudah diperoleh sehingga tidak membutuhkan jaringan air bersih. Di wilayah perkotaan,
jaringan air bersih mutlak diperlukan karena air dari sumur biasanya sudah tercemar dengan limbah, baik industri maupun rumah tangga. Sistem buatan
yang keberadaannya diperlukan di dalam suatu wilayah, antara lain adalah : Sistem jaringan air bersih.
Sistem jaringan listrik. Sistem transportasi.
Sistem komunikasi. Drainase dan air kotor.
Tata letak fisik.
Menurut Friedmann dalam Yunus, 2006, perkembangan permukiman kekotaan disebabkan oleh dua proses yang terkait satu sama lain, yakni proses sosial ekonomi dan
proses spasial. Proses sosial ekonomi mendahului proses spasial namun adakalanya proses spasial mendahului proses sosial ekonomi.
2.7 Kebutuhan Manusia Terhadap Hunian