Perkembangan Sarana Kesehatan Kota Surakarta

BAB Pengaruh Perkembangan Kota Surakarta terhadap Permukiman di Kawasan Solobaru 107 1,30 dan tahun 1995 menjadi 0,26. Dalam setahun pada tahun 2000, tingkat pertumbuhannya terus menurun menjadi -1,77 dan meningkat kembali dalam setahun menjadi -1,38 pada tahun 2004. Kecenderungan penurunan jumlah sarana pendidikan ini sangat terkait dengan jumlah penduduk usia sekolah. Namun, jumlah sarana pendidikan dari tahun ke tahun di Kota Surakarta bila dibandingkan dengan kebutuhan jumlah sarana pendidikan menurut jumlah penduduk berdasarkan analisis dengan SNI maka jumlah sarana yang ada cenderung belum mencukupi dari yang sebenarnya dibutuhkan penduduk Kota Surakarta. Seperti halnya pada tahun 1990, jumlah sarana pendidikan mencapai 847 padahal kebutuhan jumlah sarana perdagangan bila ditinjau dari jumlah penduduknya adalah 952 dan berarti pada tahun 1990 terjadi kekurangan jumlah sarana pendidikan sebesar 105.

3. Perkembangan Sarana Kesehatan Kota Surakarta

Sarana kesehatan di Kota Surakarta terdiri dari rumah sakit, puskesmas, poliklinik dan balai pengobatan. Sarana kesehatan di Kota Surakarta dari tahun ke tahun mengalami kenaikan dan penurunan jumlah. Perbandingan perkembangan jumlah sarana kesehatan di Kota Surakarta dengan kebutuhan jumlah sarana kesehatan menurut jumlah penduduk di Kota Surakarta yang dapat dianalisis dengan SNI 03-1733-2004 tentang perencanaan perumahan kota dapat dilihat berikut ini : Tabel 5.4 Perkembangan Jumlah Sarana Kesehatan Kota Surakarta Tahun Jumlah Penduduk Jumlah Sarana Kesehatan Tingkat Pertumbuhan Sarana Kesehatan Kebutuhan Jumlah Sarana Kesehatan Berdasarkan SNI Kelebihan Sarana 1975 426.032 292 - 32 260 1976 435.315 314 7,01 33 281 1977 443.129 308 -1,95 33 275 1978 444.221 155 -98,71 33 122 1979 451.541 166 6,63 34 132 1980 459.257 179 7,26 34 145 1981 468.490 187 4,28 35 152 1982 478.178 201 6,97 36 165 1983 485.375 181 -11,05 36 145 BAB Pengaruh Perkembangan Kota Surakarta terhadap Permukiman di Kawasan Solobaru 108 1984 492.884 155 -16,77 37 118 1985 502.150 197 21,32 38 159 1986 504.591 197 0,00 38 159 1987 508.138 205 3,90 38 167 1988 511.585 208 1,44 38 170 1989 515.234 193 -7,77 39 154 1990 516.967 179 -7,82 39 140 1991 519.997 187 4,28 39 148 1992 523.455 190 1,58 39 151 1993 527.767 181 -4,97 40 141 1994 531.377 187 3,21 40 147 1995 533.628 169 -10,65 40 129 1996 536.005 172 1,74 40 132 1997 539.387 170 -1,18 40 130 1998 542.832 182 6,59 41 141 1999 546.469 187 2,67 41 146 2000 550.251 188 0,53 41 147 2001 553.580 201 6,47 42 159 2002 554.630 212 5,19 42 170 2003 555.395 228 7,02 42 186 2004 557.731 195 -16,92 42 153 2005 560.046 216 9,72 42 174 Sumber : Hasil analisis, tahun 2010 Perkembangan tingkat pertumbuhan jumlah sarana kesehatan dari tahun 1975 sampai tahun 2005 dapat digambarkan dalam grafik berikut ini : Gambar 5.4 Grafik Perkembangan Tingkat Pertumbuhan Jumlah Sarana Kesehatan Kota Surakarta Dari tabel dan grafik di atas dapat dilihat kecenderungan tingkat pertumbuhan jumlah sarana kesehatan di Kota Surakarta yakni relative menurun -1.2 -1 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.2 0.4 BAB Pengaruh Perkembangan Kota Surakarta terhadap Permukiman di Kawasan Solobaru 109 dari tahun ke tahunnya meskipun mengalami peningkatan dan penurunan pada beberapa kurun waktu. Pada tahun 1980 tingkat pertumbuhan sarana kesehatan di Kota Surakarta dalam setahun mencapai 7,26. Tingkat pertumbuhan jumlah sarana kesehatan pada tahun 1985 dalam setahun mencapai 21,32. Namun tingkat pertumbuhan sarana kesehatan di Kota Surakarta menurun pada tahun 1990 menjadi -7,82 selama setahun dan tahun 1995 menjadi -10,62 selama setahun. Pada tahun 2000, tingkat pertumbuhannya meningkat kembali menjadi 0,53 selama setahun dan terus meningkat menjadi 9,72 pada tahun 2005 selama setahun. Namun, jumlah sarana kesehatan dari tahun ke tahun di Kota Surakarta bila dibandingkan dengan kebutuhan jumlah sarana kesehatan menurut jumlah penduduk berdasarkan analisis dengan SNI maka jumlah sarana yang ada adalah lebih dari yang sebenarnya dibutuhkan penduduk Kota Surakarta. Seperti halnya pada tahun 1996, jumlah sarana kesehatan mencapai 172 padahal kebutuhan jumlah sarana kesehatan bila ditinjau dari jumlah penduduknya adalah 40 dan berarti pada tahun 1996 terdapat kelebihan jumlah sarana kesehatan sebesar 132. Dengan angka kelebihan yang sedemikian banyak tentu saja menambah jumlah lahan untuk fungsi kesehatan. Perkembangan spasial sarana kesehatan di Kota Surakarta persebarannya mengikuti fungsi sarana kesehatan tersebut. Keadaan ini merupakan interpretasi dari kebijakan pemerintah mengenai persebaran sarana kesehatan. Seperti misalnya rumah sakit kasih ibu yang merupakan fungsi pelayanan primer maka letaknya berada di jalan utama Kota Surakarta. Namun, sarana kesehatan seperti puskesmas dengan fungsi pelayanan sekunder maka letaknya berada di tiap-tiap kecamatan.

C. Perkembangan Prasarana Jalan Kota Surakarta