BAB
Pengaruh Perkembangan Kota Surakarta terhadap Permukiman di Kawasan Solobaru
59
Pengetahuan dan kesadaran mempunyai keluarga kecil telah mulai diresapi di banyak daerah pedesaan.
Berkembangnya koperasi dan organisasi sosial di pedesaan telah menunjukkan bukti juga adanya pengaruh positif di daerah pedesaan.
b. Dampak negatif :
Penetrasi kebudayaan kota ke desa yang tidak sesuai dengan kebudayaan atau tradisi desa mengganggu tata pergaulan atau seni budaya desa. Misalnya
pe garuh dari fashion-show , atau er agai ko tes ke a tika telah ditiru oleh para wanita di beberapa daerah pedesaan.
Pengaruh televisi mempunyai segi negatif, misalnya pengaruh dari film-film barat yang berbau kejahatan dapat meningkatkan kriminalitas di pedesaan.
Terbukanya kesempatan kerja dan daya tarik kota di berbagai bidang telah banyak menyerap pemuda desa sehingga desa mengalami pengurangan tenaga
potensial di bidang pertanian karena yang tinggal di pedesaan hanya orang- orang tua yang semakin kurang produktif.
Motivasi urbanisasi tinggi sehinga terjadi perluasan kota dan masuknya orang- orang kota ke daerah pedesaan yang telah banyak mengubah tata guna lahan di
pedesaan, terutama di tepian kota yang berbatasan dengan kota. Banyak daerah hijau telah menjadi daerah pemukiman atau bangunan lainnya.
Munculnya slum area dan squatter area.
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Obyek Penelitian
3.1.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dengan judul Pengaruh Perkembangan Kota Surakarta terhadap Permukiman di Kawasan Solobaru ini berlokasi di Kota Surakarta dan Kawasan
Solobaru sebagai
wilayah yang
perkembangannya dipengaruhi
oleh
BAB
Pengaruh Perkembangan Kota Surakarta terhadap Permukiman di Kawasan Solobaru
60 perkembangan Kota Surakarta. Penentuan lokasi penelitian ini, didasarkan pada
pertimbangan bahwa perkembangan Kawasan Solobaru dipandang relatif dipengaruhi oleh Kota Surakarta walaupun ada faktor lain di luar Kota Surakarta
maupun Kawasan Solobaru yang mempengaruhinya. Berdasarkan studi tim P2KT Proyek Pengembangan Kota Terpadu pada tahun 2000 Kota Surakarta
mengalami pemekaran kota seluas ±12000 ha yang terjadi pada hinterlandnya yakni seluas ±7000 ha pada kabupaten Sukoharjo Baki, Grogol, dan Kartasura
dan seluas ±5000 ha pada kabupaten Karanganyar Ngringo dan Colomadu. Hal ini menunjukkan bahwa pemekaran Kota Surakarta lebih banyak berkembang
mengarah ke bagian selatan yakni kabupaten Sukoharjo. Banyak penduduk Kawasan Solobaru yang memilih tinggal di Kawasan Solobaru karena dekat
dengan Kota Surakarta. Penduduk di Kawasan Solobaru juga tidak sedikit yang menggunakan fasilitas di Kota Surakarta.
3.1.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dengan judul Pengaruh Perkembangan Kota Surakarta terhadap Permukiman di Kawasan Solobaru ini adalah 6 bulan yakni dari bulan
februari sampai bulan juli 2010. Tahun penelitian ditentukan tahun 1975
– 2005 karena kurun waktu 30 tahun tersebut digunakan untuk mencari pengaruh dari perkembangan Kota
Surakarta terhadap permukiman di Kawasan Solobaru. Tahun 1975 dipilih sebagai awal penelitian karena pada tahun 1970 terjadi industrialisasi dan urbanisasi di
Kota Surakarta hingga menyebabkan pemekaran kota pada tahun 1980. Kemudian pada tahun 1984 merupakan awal mula perkembangan Kawasan Solobaru yang
dimulai dengan pembangunan perumahan di Kawasan Solobaru oleh PT. PSP.
3.2 Jenis Penelitian