Perkembangan Penduduk Kota Surakarta

BAB Pengaruh Perkembangan Kota Surakarta terhadap Permukiman di Kawasan Solobaru 113 Kegiatan sosial budaya seperti kegiatan bermukim perumahan menjadi terpinggirkan oleh perkembangan kegiatan perekonomian yang terlihat dari adanya alih fungsi sarana kegiatan sosial budaya menjadi sarana kegiatan perekonomian dan tidak sebaliknya.

5.1.3 Perkembangan Sosial Kota Surakarta

A. Perkembangan Penduduk Kota Surakarta

Berdasarkan data perkembangan penduduk Kota Surakarta tahun 1975- 2005 diketahui bahwa terjadi fluktuasi tingkat pertumbuhan penduduk. Berikut ini tingkat pertumbuhan penduduk Kota Surakarta tahun 1975-2005 : Tabel 5.6 Tingkat Pertumbuhan Penduduk Kota Surakarta Tahun 1975-2005 Tahun Jumlah Penduduk Tingkat Pertumbuhan Penduduk r 1975 426.032 - 1980 459.257 0,14 1985 502.150 1,81 1990 516.967 0,60 1995 533.628 0,65 2000 550.251 0,60 2005 560.046 0,37 Sumber : Hasil analisis, tahun 2010 Perubahan tingkat pertumbuhan penduduk Kota Surakarta dari tahun 1975-2005 dapat digambarkan berikut ini : Gambar 5.8 Grafik Perubahan Tingkat Pertumbuhan Penduduk Kota Surakarta Tahun 1975-2005 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 1975-1980 1980-1985 1985-1990 1990-1995 1995-2000 2000-2005 T in g ka t P e rt u m b u h a n P e n d u d u k r BAB Pengaruh Perkembangan Kota Surakarta terhadap Permukiman di Kawasan Solobaru 114 Tingkat pertumbuhan penduduk di Kota Surakarta pada tahun 1975-1980 mencapai 0,14 sedangkan pada tahun 1980-1985 terjadi peningkatan yang cukup signifikan hingga tingkat pertumbuhan penduduknya menjadi 1,81. Hal ini dapat terjadi karena pada tahun 1980 telah terjadi urbanisasi di Kota Surakarta. Namun, pada tahun 1985-1990 tingkat pertumbuhan penduduknya berkurang menjadi 0,60. Hal tersebut dikarenakan pada tahun 1985-1990 telah terjadi pemekaran Kota Surakarta sehingga mengakibatkan munculnya perumahan- perumahan baru di hinterland kota yang dapat menyerap penduduk Kota Surakarta untuk tinggal di luar Kota Surakarta. Pada tahun 1990-1995 tingkat pertumbuhan penduduk Kota Surakarta meningkat menjadi 0,65 namun pada tahun 1995- 2000 menurun kembali menjadi 0,60 dan terus menurun hingga tingkat pertumbuhan penduduk menjadi 0,37 pada tahun 2000-2005. Angka yang terus menurun ini dikarenakan terdesaknya kawasan permukiman di pusat kota yang beralih fungsi untuk kegiatan ekonomi. Menurut Barlow dan Newton 1971 mengemukakan bahwa, ada dua kekuatan dinamis yang berpengaruh dalam perkembangan wilayah suatu daerah yaitu kekuatan sentrifugal dan sentripental. Gambar 5.9 Kekuatan Sentrifugal dan Sentripental di Kota Surakarta Kabupaten Sukoharjo Kabupaten Karanganyar Kabupaten Boyolali Kekuatan Sentrifugal Kekuatan Sentripental BAB Pengaruh Perkembangan Kota Surakarta terhadap Permukiman di Kawasan Solobaru 115 Kekuatan sentrifugal adalah kekuatan yang mengakibatkan pengaruh perubahan bentuk tata guna lahan suatu kota yang realisasinya berwujud sebagai gerakan penduduk yang berasal dari dalam kota menuju luar kota. Dalam perkembangan Kota Surakarta juga terdapat kekuatan sentrifugal. Hal ini dicerminkan oleh pergerakan penduduk Kota Surakarta yang bergerak keluar Kota Surakarta hinterland baik untuk bermukim maupun beraktivitas. Sedangkan yang dimaksud kekuatan sentripental adalah kekuatan-kekuatan yang mengakibatkan perubahan bentuk tata guna lahan suatu kota, yang realisasinya terwujud sebagai gerakan penduduk yang berasal dari luar kota menuju ke arah dalam kota. Dalam perkembangan Kota Surakarta juga terdapat kekuatan sentripental yang dicerminkan oleh adanya penduduk yang bukan asli penduduk Kota Surakarta melakukan mobilisasi maupun kegiatan di dalam Kota Surakarta. Kondisi inilah yang kemudian menyebabkan terjadinya pemekaran Kota Surakarta, yang pada akhirnya mengambil ruang di daerah hinterland Kota Surakarta.

B. Perkembangan Interaksi Sosial Budaya