Perkembangan Sarana Perdagangan Kota Surakarta

BAB Pengaruh Perkembangan Kota Surakarta terhadap Permukiman di Kawasan Solobaru 102 Dapat dilihat dari peta diatas, yang dilingkari adalah wilayah Kota Surakarta dan sekitarnya. Dari peta tampak Kota Surakarta terletak di antara lembah Gunung Merapi Merbabu dan Gunung Lawu sehingga membuat Kota Surakarta berlimpah air bersih dan tanahnya berpotensi untuk kawasan budidaya. Tapak site Kota Surakarta bila ditinjau dari topografinya maka topografinya relatif datar. Hal ini memudahkan Kota Surakarta berkembang ke segala arah ke hinterland-hinterlandnya. Dari peta tampak, Kota Surakarta terletak pada simpul jalur lintas selatan dan utara sistem transportasi regional pulau Jawa. Artinya Kota Surakarta dilalui jalan nasional yang menghubungkan kota-kota lain di pulau Jawa. Hal ini mendorong cepatnya perkembangan Kota Surakarta. Dengan letak geografisnya yang strategis, maka di Kota Surakarta banyak terjadi bangkitan dan tarikan kegiatan yang berpengaruh pada perkembangan Kota Surakarta. Hingga sekarang, perkembangan fisik Kota Surakarta telah melampaui batas wilayah administrasi Kota Surakarta. Terbatasnya lahan di Kota Surakarta menyebabkan terjadinya urban sprawl ke hinterland Kota Surakarta. Perumahan-perumahan baru mulai bermunculan di hinterland Kota Surakarta seperti di Kawasan Solobaru yang merupakan hinterland Kota Surakarta.

B. Perkembangan Sarana Kota Surakarta

1. Perkembangan Sarana Perdagangan Kota Surakarta

Sarana perdagangan Kota Surakarta yang terdiri dari pasar dan pertokoan kios, warung dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dan penurunan tetapi lebih cenderung meningkat. Perkembangan jumlah sarana perdagangan sering kali melebihi kebutuhan jumlah sarana. Perbandingan perkembangan jumlah sarana perdagangan di Kota Surakarta dengan kebutuhan jumlah sarana perdagangan menurut jumlah penduduk di Kota Surakarta yang dapat dianalisis dengan SNI 03- 1733-2004 tentang perencanaan perumahan kota dapat dilihat berikut ini : BAB Pengaruh Perkembangan Kota Surakarta terhadap Permukiman di Kawasan Solobaru 103 Tabel 5.2 Perkembangan Jumlah Sarana Perdagangan Kota Surakarta Tahun Jumlah Penduduk Jumlah Sarana Perdagangan Tingkat Pertumbuhan Sarana Perdagangan Kebutuhan Jumlah Sarana Perdagangan berdasarkan SNI Kelebihan Sarana 1975 426.032 4.651 - 1.793 2.858 1976 435.315 4.368 -6,48 1.832 2.536 1977 443.129 4.441 1,64 1.865 2.576 1978 444.221 4.477 0,80 1.869 2.608 1979 451.541 5.496 18,54 1.900 3.596 1980 459.257 5.780 4,91 1.933 3.847 1981 468.490 5.416 -6,72 1.972 3.444 1982 478.178 5.505 1,62 2.012 3.493 1983 485.375 5.521 0,29 2.043 3.478 1984 492.884 5.547 0,47 2.074 3.473 1985 502.150 5.654 1,89 2.113 3.541 1986 504.591 5.806 2,62 2.123 3.683 1987 508.138 6.109 4,96 2.138 3.971 1988 511.585 6.168 0,96 2.153 4.015 1989 515.234 6.335 2,64 2.168 4.167 1990 516.967 6.497 2,49 2.176 4.321 1991 519.997 6.573 1,16 2.188 4.385 1992 523.455 6.584 0,17 2.203 4.381 1993 527.767 6.623 0,59 2.221 4.402 1994 531.377 6.682 0,88 2.236 4.446 1995 533.628 7.067 5,45 2.246 4.821 1996 536.005 7.757 8,90 2.256 5.501 1997 539.387 8.293 6,46 2.270 6.023 1998 542.832 8.312 0,23 2.284 6.028 1999 546.469 8.277 -0,42 2.300 5.977 2000 550.251 8.290 0,16 2.316 5.974 2001 553.580 8.383 1,11 2.330 6.053 2002 554.630 8.426 0,51 2.334 6.092 2003 555.395 8.478 0,61 2.337 6.141 2004 557.731 8.531 0,62 2.347 6.184 2005 560.046 8.572 0,48 2.357 6.215 Sumber : Hasil analisis, tahun 2010 BAB Pengaruh Perkembangan Kota Surakarta terhadap Permukiman di Kawasan Solobaru 104 Perkembangan tingkat pertumbuhan jumlah sarana perdagangan dari tahun 1975 sampai tahun 2005 dapat digambarkan dalam grafik berikut ini : Gambar 5.2 Grafik Perkembangan Tingkat Pertumbuhan Jumlah Sarana Perdagangan Kota Surakarta Dari tabel dan grafik di atas dapat dilihat kecenderungan tingkat pertumbuhan jumlah sarana perdagangan di Kota Surakarta yakni relative meningkat dari tahun ke tahunnya meskipun mengalami peningkatan dan penurunan pada beberapa kurun waktu. Pada tahun 1980 tingkat pertumbuhan sarana perdagangan di Kota Surakarta mencapai 4,91. Pada tahun 1985, tingkat pertumbuhan sarana perdagangan dalam setahun mencapai 1,89, angka ini lebih kecil bila dibandingkan pertumbuhan tahun 1980. Tingkat pertumbuhan sarana perdagangan di Kota Surakarta meningkat kembali pada tahun 1990 yakni 2,49 dan tahun 1995 yakni 5,45. Pada tahun 2000, tingkat pertumbuhannya menurun dalam setahun mencapai 0,16 dan meningkat kembali menjadi 0,48 pada tahun 2005. Namun, jumlah sarana perdagangan dari tahun ke tahun di Kota Surakarta bila dibandingkan dengan kebutuhan jumlah sarana perdagangan menurut jumlah penduduk berdasarkan analisis dengan SNI maka jumlah sarana yang ada adalah cenderug kelebihan dari yang sebenarnya dibutuhkan penduduk Kota Surakarta. Seperti halnya pada tahun 1996, jumlah sarana perdagangan mencapai 7.757 padahal kebutuhan jumlah sarana perdagangan bila ditinjau dari jumlah penduduknya adalah 2.256 dan berarti pada tahun 1996 terdapat kelebihan jumlah sarana perdagangan sebesar 5.501. Dengan angka kelebihan yang sedemikian banyak tentu saja menambah jumlah lahan untuk fungsi perdagangan. -0.1 -0.05 0.05 0.1 0.15 0.2 BAB Pengaruh Perkembangan Kota Surakarta terhadap Permukiman di Kawasan Solobaru 105 Perkembangan sarana perdagangan tersebut dapat dilihat bahwa dari tahun ke tahun jumlahnya bertambah dan lahannya semakin mengambil lahan di pusat kota. Sehingga hal ini mengakibatkan lahan permukiman yang semula berada di pusat kota menjadi bergeser ke arah pinggir kota. Keadaan ini juga didukung oleh kebijakan pemerintah dalam menetapkan pusat perdagangan di pusat kota yakni di sepanjang jalan utama Kota Surakarta khusunya bagian selatan seperti jalan Slamet Riyadi, jalan Yos Sudarso, jalan Gatot Subroto, jalan Urip Sumoharjo, jalan Brigjen Sudiarto.

2. Perkembangan Sarana Pendidikan Kota Surakarta