Kemiringan Lereng Karakteristik Fisik Wilayah Penelitian

Kalirejo Krasak Menoreh Paripurno Margoyoso Sidosari Ngargoretno Kalisalak Sriwedari Ngadirejo Sidomulyo Kaliabu Kebonrejo Sawangargo Salaman Purwosari Ngampeldento Banjarharjo Jebengsari Tanjunganom 396.000 399.000 399.000 402.000 402.000 405.000 405.000 408.000 408.000 9 .1 5 6 .0 9 .1 5 6 .0 9 .1 5 9 .0 9 .1 5 9 .0 9 .1 6 2 .0 9 .1 6 2 .0 9 .1 6 5 .0 9 .1 6 5 .0 9 .1 6 8 .0 9 .1 6 8 .0 Kec. Tempuran Kec. Borobudur Kec. Kajoran KABUPATEN PURWOREJO PROVINSI DIY Kec. Salaman Ü U Skala 1:50.000 1 2 3 4 0,5 Km PETA KEMIRINGAN LERENG KECAMATAN SALAMAN TAHUN 2016 400.000 400.000 420.000 420.000 440.000 440.000 9 .1 6 .0 9 .1 6 .0 9 .1 8 .0 9 .1 8 .0 Kab. Magelang 1:750.000 Jalan ArteriUtama Jalan Kolektor Jalan Lain Jalan Lokal Legenda Sungai Batas Provinsi Batas KabupatenKota Batas Kecamatan Batas Desa Keterangan 0 - 8 8 - 15 15 - 25 25 - 40 40 Koordinat Sistem: WGS 1984 UTM Zone 49S Disalin Oleh: Himatul KhoiriyahNIM. 12405241042 Sumber: Peta Kemiringan Lereng RTRW Kabupaten Magelang Tahun 2010-2030 77 Gambar 8. Peta Kemiringan Lereng Kecamatan Salaman mT mT mT mT mT m U m U m U m U m U m U m U m U mT mT mT mT mT mT m U m U m U m U m U m U

e. Jenis Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan merupakan pemanfaatan lahan yang dilakukan oleh manusia sebagai wujud campur tangan manusia terhadap alam. Berbagai jenis penggunaan lahan memiliki respon yang berbeda terhadap bencana gerakan tanah. Jenis penggunaan di wilayah penelitian terdiri dari lima jenis penggunaan lahan diantara sebagai berikut. Tabel 35. Jenis Penggunaan Lahan di Kecamatan Salaman No Jenis Penggunaan Lahan Luas Ha Persentase 1 Semak belukar 26,28 0,39 2 Tegalan 887,63 13,27 3 Permukiman 1.304,81 19,51 4 Kebun Campuran 2.445,47 36,56 5 Sawah 2.024,76 30,27 Jumlah Total 6.688,95 100,00 Sumber: Analisis Data, 2016. Jenis penggunaan lahan yang memiliki tingkat bahaya paling tinggi yaitu penggunaan lahan untuk permukiman. Penggunaan untuk permukiman di wilayah penelitian tidak hanya untuk permukiman, tetapi lahan di pekarangan rumah juga digunakan untuk kolam ikan tanpa alas sehingga air kolam mudah merembes ke dalam tanah. Selanjutnya tanah menjadi jenuh air sehingga memicu terjadinya retak- retakan pada tanah yang merupakan awal penyebab terjadinya gerakan. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor pemicu bencana gerakan tanah di wilayah penelitian. Berikut ini merupakan peta jenis penggunaan lahan di Kecamatan Salaman. Kalirejo Krasak Menoreh Paripurno Margoyoso Sidosari Ngargoretno Kalisalak Sriwedari Ngadirejo Sidomulyo Kaliabu Kebonrejo Sawangargo Salaman Purwosari Ngampeldento Banjarharjo Jebengsari Tanjunganom 396.000 399.000 399.000 402.000 402.000 405.000 405.000 408.000 408.000 9 .1 5 6 .0 9 .1 5 6 .0 9 .1 5 9 .0 9 .1 5 9 .0 9 .1 6 2 .0 9 .1 6 2 .0 9 .1 6 5 .0 9 .1 6 5 .0 9 .1 6 8 .0 9 .1 6 8 .0 Kec. Tempuran Kec. Borobudur Kec. Kajoran KABUPATEN PURWOREJO PROVINSI DIY Kec. Salaman Ü U PETA PENGGUNAAN LAHAN KECAMATAN SALAMAN TAHUN 2016 Skala 1:50.000 1 2 3 4 0,5 Km 400.000 400.000 420.000 420.000 440.000 440.000 9 .1 6 .0 9 .1 6 .0 9 .1 8 .0 9 .1 8 .0 Kab. Magelang 1:750.000 Koordinat Sistem: WGS 1984 UTM Zone 49S Disalin Oleh: Himatul KhoiriyahNIM. 12405241042 Sumber: Peta Penutup Lahan Badan Informasi Geografis Tahun 2016 Jalan ArteriUtama Jalan Kolektor Jalan Lain Jalan Lokal Legenda Sungai Batas Provinsi Batas KabupatenKota Batas Kecamatan Batas Desa Keterangan Kebun Campuran Permukiman Tegalan Semak Belukar Sawah 79 Gambar 9. Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Salaman mT m U mT mT mT mT mT m U m U m U mT mT m U m U m U m U mT mT mT m U m U m U m U m U m U a b Gambar 10. Jenis Penggunaan Lahan a Sawah sistem teras, b Tegalan Berdasarkan tabel 35, dapat diketahui bahwa penggunaan lahan didominasi oleh kebun campuran seluas 2.445,14 ha atau 36,56 dari keseluruhan luas lahan di wilayah penelitian yang tersebar di sisi utara, barat dan selatan. Penggunaan lahan yang paling sempit yaitu semak belukar seluas 26,28 ha atau sebesar 0,39 dari keseluruhan luas lahan yang terdapat di beberapa titik dibagian barat daya dan timur laut.

f. Struktur Geologi

Struktur geologi merupakan kondisi batuan penyusun yang menyusun wilayah penelitian. Kondisi geologi Kecamatan Salaman sangat bervariasi yang dipengaruhi oleh Pegunungan Menoreh di bagian selatan dan barat, Sungai Tangsi dibagian tengah, dan Gunung Sumbing di bagian Utara. Kondisi geologi wilayah penelitian menurut Peta Geologi Lembar Yogyakarta dengan Skala 1: 100.000 terdiri dari 8 satuan geologi antara lain: Tabel 36. Struktur Geologi Kecamatan Salaman No Struktur Geologi Luas Ha Presentase 1 Tmok 2.130,76 31,53 2 Tmj 23,81 0,35 3 Teon 23,11 0,34 4 Qsmo 875,54 12,96 5 Qsm 1.095,85 16,21 6 Da 222,32 3,29 7 a 998,35 14,78 8 Qa 1.386,50 20,52 Jumlah Total 6.688,95 100,00 Sumber: Analisis Data, 2016. a Endapan Gunung Sumbing muda Qsm Susunan endapan Gunung Sumbing muda terdiri dari pasir tufan, tuf pasiran, dan breksi andesit. Batuan ini tersusun pada waktu geologis zaman kuarter. b Endapan Gunung Sumbing tua Qsmo Susunan batuan endapan Gunung Sumbing tua terdiri dari breksi andesit, aglomerat, dan tuf. Batuan ini tersusun pada skala waktu geologi zaman kuarter. c Formasi Kebobutak Tmok Formasi Kebobutak merupakan formasi batuan yang tersusun dari breksi andesit, tuf, tuf lapili, aglomerat, dan sisipan aliran lava andesit. Batuan ini tersusun pada skala waktu geologi zaman tersier kala pleistosen dan miosen. d Formasi Nanggulan Teon Formasi Nanggulan merupakan formasi batuan yang tersusun dari batupasir dengan sisipan lignit, napal pasiran, batu lempung dengan kongkresi limonit, sisipan napal dan batu gamping,