peringatan dini yang modern dapat meningkatkan kapasitas bencana dalam menghadapi bencana gerakan tanah.
c. Keberadaan Sosialisasi Kebencanaan
Penyediaan informasi bencana sangatlah penting untuk mengurangi tingkat risiko bencana di suatu wilayah. Dalam hal ini
pemerintah desa bersama dengan lembaga penanggulangan baik di tingkat desa maupun di tingkat daerah BPBD. Lembaga tersebut
bertanggung jawab untuk memberikan informasi mengenai bencana dan cara-cara untuk menghadapi bencana agar masyarakat lebih
memahami karakteristik wilayahnya yang memiliki ancaman sehingga lebih memiliki kewaspadaan.
Tabel 53. Keberadaan Sosialisasi Kebencanaan per Tingkat Bahaya di Kecamatan Salaman
No Desa
Keterangan Tingkat Bahaya I
1 Ngargoretno
Ada 2
Paripurno Ada
3 Kalirejo
Ada 4
Menoreh Ada
5 Margoyoso
Ada 6
Sidosari Ada
7 Kalisalak
Ada 8
Sriwedari Ada
9 Jebengsari
Ada 10
Ngampeldento Ada
11 Kaliabu
Ada 12
Sawangargo Ada
13 Krasak
Ada 14
Purwosari Ada
Tingkat Bahaya II 15
Kebonrejo Ada
16 Salaman
Ada 17
Tanjunganom Ada
18 Banjarharjo
Ada Tingkat Bahaya III
19 Ngadirejo
Ada 20
Sidomulyo Ada
Sumber: Analisis Data Primer, 2016.
Tabel 53. menunjukkan sosialisasi kebencanaan telah dilakukan di setiap desa yang terdapat di Kecamatan Salaman. Sosialisasi
kebencanaan dilakukan oleh pemerintah daerah dan pemerintah desa serta lembaga penanggulangan bencana baik tingkat daerah dan tingkat
desa.
d. Keberadaan dan Jenis Pengurangan Faktor Risiko Dasar
Faktor risiko dasar merupakan salah satu dari kebijakan- kebijakan dan rencana-rencana yang berhubungan dengan lingkungan
hidup termasuk untuk pengelolaan sumber daya alam dan tata guna lahan. Kebijakan-kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan
pengelolaan sumber daya alam dan tata guna lahan sangat penting untuk pengurangan risiko bencana gerakan tanah di suatu wilayah.
Kebijakan tersebut diantaranya menutup retakan-retakan tanah ketika musim hujan tiba, menutup kolam ikan yang tidak dialasi plastik untuk
mngurangi rembesan tanah, dan mengurangi penanaman tanaman keras untuk mengurangi beban pada lereng. Dengan berbagai jenis kebijakan-
kebijakan lingkungan yang dilakukan tersebut akan meningkatkan kapasitas bencana dalam menghadapi bencana gerakan tanah.
Berdasarkan tabel 54. kebijakan yang dilakukan pemerintah terkait dengan pengurangan faktor risiko dasar telah dilakukan oleh 9
desa yang termasuk dalam zona bahaya tingkat I diantaranya desa Ngargoretno, Desa Paripurno, Desa Kalirejo, Desa Menoreh, Desa
Margoyoso, Desa Sidosari, Desa Kalisalak, Desa Sriwedari, dan Desa