Keberadaan dan Jenis Sistem Peringatan Dini Early Warning

Tabel 53. menunjukkan sosialisasi kebencanaan telah dilakukan di setiap desa yang terdapat di Kecamatan Salaman. Sosialisasi kebencanaan dilakukan oleh pemerintah daerah dan pemerintah desa serta lembaga penanggulangan bencana baik tingkat daerah dan tingkat desa.

d. Keberadaan dan Jenis Pengurangan Faktor Risiko Dasar

Faktor risiko dasar merupakan salah satu dari kebijakan- kebijakan dan rencana-rencana yang berhubungan dengan lingkungan hidup termasuk untuk pengelolaan sumber daya alam dan tata guna lahan. Kebijakan-kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam dan tata guna lahan sangat penting untuk pengurangan risiko bencana gerakan tanah di suatu wilayah. Kebijakan tersebut diantaranya menutup retakan-retakan tanah ketika musim hujan tiba, menutup kolam ikan yang tidak dialasi plastik untuk mngurangi rembesan tanah, dan mengurangi penanaman tanaman keras untuk mengurangi beban pada lereng. Dengan berbagai jenis kebijakan- kebijakan lingkungan yang dilakukan tersebut akan meningkatkan kapasitas bencana dalam menghadapi bencana gerakan tanah. Berdasarkan tabel 54. kebijakan yang dilakukan pemerintah terkait dengan pengurangan faktor risiko dasar telah dilakukan oleh 9 desa yang termasuk dalam zona bahaya tingkat I diantaranya desa Ngargoretno, Desa Paripurno, Desa Kalirejo, Desa Menoreh, Desa Margoyoso, Desa Sidosari, Desa Kalisalak, Desa Sriwedari, dan Desa Jebengsari, sedangkan desa lainnya tidak menerapkan kebijakan pemerintah terkait dengan faktor pengurangan risiko dasar. Tabel 54. Keberadaan dan Jenis Faktor Risiko Dasar per Tingkat Bahaya di Kecamatan Salaman No Desa Keterangan Tingkat Bahaya I 1 Ngargoretno Ada 2 Paripurno Ada 3 Kalirejo Ada 4 Menoreh Ada 5 Margoyoso Ada 6 Sidosari Ada 7 Kalisalak Ada 8 Sriwedari Ada 9 Jebengsari Ada 10 Ngampeldento Tidak Ada 11 Kaliabu Tidak Ada 12 Sawangargo Tidak Ada 13 Krasak Tidak Ada 14 Purwosari Tidak Ada Tingkat Bahaya II 15 Kebonrejo Tidak Ada 16 Salaman Tidak Ada 17 Tanjunganom Tidak Ada 18 Banjarharjo Tidak Ada Tingkat Bahaya III 19 Ngadirejo Tidak Ada 20 Sidomulyo Tidak Ada Sumber: Analisis Data Primer, 2016.

e. Keberadaan Mitigasi Bencana

Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Mitigasi bencana akan meningkatkan tingkat kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana gerakan tanah. Bentuk mitigasi struktural bencana gerakan tanah yang berupa pembangunan fisik antara lain pembangunan saluran drainase, pembangunan bronjong penahan longsor, dan bangunan penahan gerakan massa, sedangkan mitigasi nonstruktural bencana gerakan tanah dapat berupa pelatihan mitigasi bencana. Tabel 55. Keberadaan Mitigasi Bencana per Tingkat Bahaya di Kecamatan Salaman No Desa Keterangan Tingkat Bahaya I 1 Ngargoretno Ada 2 Paripurno Ada 3 Kalirejo Ada 4 Menoreh Ada 5 Margoyoso Ada 6 Sidosari Ada 7 Kalisalak Ada 8 Sriwedari Ada 9 Jebengsari Ada 10 Ngampeldento Ada 11 Kaliabu Ada 12 Sawangargo Ada 13 Krasak Ada 14 Purwosari Ada Tingkat Bahaya II 15 Kebonrejo Ada 16 Salaman Tidak Ada 17 Tanjunganom Ada 18 Banjarharjo Ada Tingkat Bahaya III 19 Ngadirejo Tidak Ada 20 Sidomulyo Tidak Ada Sumber: Analisis Data Primer, 2016. Berdasarkan Tabel 55. dapat diketahui bahwa pada zona bahaya tingkat I, semua desa sudah melakukan mitigasi bencana struktural berupa pembangunan fisik, sedangkan untuk mitigasi nonstruktural hanya dilakukan oleh Desa Margoyoso. Zona bahaya tingkat II, mitigasi dilakukan oleh Desa Kebonrejo, Desa Tanjunganom, dan Desa Banjarharjo. Mitigasi yang dilakukan oleh desa-desa pada zona bahaya tingkat II hanya berupa pembangunan fisik seperti pembangunan saluran drainase, pembangunan bronjong penahan longsor pada tebing- tebing dan bangunan penahan gerakan massa. Zona bahaya tingkat III,