Mitigasi Bencana Kajian Kebencanaan

C. KERANGKA PIKIR

Kecamatan Salaman merupakan wilayah yang termasuk dalam Zona Merah rawan bencana gerakan tanah dengan potensi menengah hingga tinggi. Kecamatan ini terletak di Kabupaten Magelang bagian selatan dan memiliki morfologi wilayah yang bergunung-gunung dan berlereng terjal. Wilayah ini terdiri dari kondisi geologi yang bermacam-macam dan didominasi oleh batuan yang tua. Umur batuan penyusun yang relatif tua Oligosen-Miosen menyebabkan wilayah ini rentan terjadinya gerakan tanah. Tercatat, sepanjang tahun 2013 hingga Februari 2015 terdapat 52 kejadian longsor yang tersebar di berbagai titik di wilayah Kecamatan Salaman. Penyebab kejadian ini beragam diantaranya hujan deras, tanah retak, tebing curam dan lain lain. Kejadian bencana tersebut menimbulkan kerugian berupa korban jiwa, kerusakan bangunan seperti rumah, jembatan, dan jalan. Data kejadian bencana Kecamatan Salaman diambil dari BPBD Kab Magelang, diolah. Analisis risiko bencana diperlukan untuk mengetahui potensi kerugian yang disebabkan oleh bencana gerakan tanah. Analisis risiko dilakukan dengan mengetahui tingkat bahaya, kerentanan, dan kapasitas. Tingkat bahaya gerakan tanah dipengaruhi oleh tingkat curah hujan, kemiringan lereng, ketebalan tanah, dan kondisi geologi. Selanjutnya tingkat bahaya gerakan tanah diklasifikasikan menjadi 3 zona yaitu tingkat bahaya tinggi Zona Bahaya Tingkat I, sedang Zona Bahaya Tingkat II, dan rendah Zona Bahaya Tingkat III. Tingkat kerentanan dipengaruhi oleh kerentanan fisik jumlah rumah dan jumlah fasilitas umum, sosial jumlah penduduk, tingkat kepadatan penduduk, dan rasio kelompok rentan, ekonomi luas lahan produktif dan jumlah ternak, dan lingkungan jenis penggunaan lahan, sedangkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana terdiri dari kelembagaan penanggulangan bencana, jenis peringatan diniEarly Warning System, sosialisasi kebencanaan, keberadaan dan jenis pengurangan faktor risiko dasar, dan keberadaan mitigasi bencana. Analisis risiko dilakukan dengan menggunakan analisis skoring pengharkatan dan overlay tumpangsusun. Skoring pengharkatan dilakukan untuk tiap-tiap variabel di atas. Selanjutnya dilakukan overlay tumpang susun tingkat bahaya, kerentanan, dan kapasitas yang disajikan dalam sebuah peta untuk mengetahui tingkat dan sebaran risiko bencana gerakan tanah di Kecamatan Salaman. Selanjutnya dilakukan upaya mitigasi bencana setelah diketahui tingkat dan sebaran risiko bencana gerakan tanah di wilayah tersebut. Berikut ini merupakan skema kerangka berpikir penelitian.