Bahaya Kerentanan Kajian Kebencanaan

Menurut Peraturan Kepala BNPB Nomor 2 Tahun 2012 mengenai Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana, pengkajian risiko bencana meliputi : 1 pengkajian tingkat ancaman; 2 pengkajian tingkat kerentanan; 3 pengkajian tingkat kapasitas; 4 pengkajian tingkat risiko bencana; 5 kebijakan penanggulangan bencana berdasarkan hasil kajian dan peta risiko bencana.

i. Konsep Umum Kajian Risiko Bencana

Pengkajian risiko bencana merupakan sebuah pendekatan untuk memperlihatkan potensi dampak negatif yang mungkin timbul akibat suatu potensi bencana yang melanda. Potensi dampak negatif yang timbul dihitung berdasarkan tingkat kerentanan dan kapasitas kawasan tersebut. Potensi dampak negatif ini dilihat dari potensi jumlah jiwa yang terpapar, kerugian harta benda, dan kerusakan lingkungan. Kajian risiko bencana dapat dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan sebagai berikut. � = � � � � Keterangan: R = Risk Risiko Bencana H = Hazard Bahaya V = Vulnerability Kerentanan C = Capacity Kapasitas Berdasarkan pendekatan tersebut, terlihat bahwa tingkat risiko bencana bergantung pada: 1 Tingkat ancaman atau bahaya 2 Tingkat kerentanan kawasan yang terancam 3 Tingkat kapasitas kawasan yang terancam

j. Fungsi Kajian Risiko Bencana

Hasil dari pengkajian risiko bencana pada tatanan pemerintah digunakan sebagai dasar untuk menyusun kebijakan penanggulangan bencana. Kebijakan ini nantinya merupakan dasar bagi penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana yang merupakan mekanisme untuk mengarusutamakan penanggulangan bencana dalam rencana pembangunan Peraturan Kepala BNPB Nomor 2 Tahun 2012. Hasil dari pengkajian risiko bencana pada tatanan mitra pemerintah digunakan sebagai dasar untuk melakukan aksi pendampingan maupun intervensi teknis langsung ke komunitas terpapar untuk mengurangi risiko bencana. Pendampingan dan intervensi para mitra harus dilaksanakan dengan berkoordinasi dan tersinkronasi terlebih dahulu dengan program pemerintah dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana Peraturan Kepala BNPB Nomor 2 Tahun 2012. Hasil dari pengkajian risiko bencana pada tatanan masyarakat umum digunakan sebagai salah satu dasar untuk menyusun aksi praktis dalam rangka kesiapsiagaan, seperti menyusun rencana dan jalur evakuasi, pengambilan keputusan daerah tempat tinggal dan sebagainya Peraturan Kepala BNPB Nomor 2 Tahun 2012.

k. Mitigasi Bencana

Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana UU Nomor 24 Tahun 2007. Mitigasi bencana dibagi menjadi dua yaitu: 1 Mitigasi struktural adalah upaya untuk mengurangi risiko bencana melalui pembangunan fisik yang berupa pembangunan infrastruktur seperti tanggul, bronjong, jembatan gantung, talud, dan sebagainya. 2 Mitigasi non struktural upaya untuk mengurangi risiko bencana melalui peningkatan kemampuan yang berupa sosialisasi mitigasi bencana dan pelatihan mitigasi bencana. Pemahaman masyarakat mengenai gerakan tanah dapat diketahui melalui pengetahuan masyarakat terhadap bencana gerakan tanah, sikap masyarakat terhadap bencana gerakan tanah, dan perilaku masyarakat terhadap bencana gerakan tanah.