Hasil Penelitian yang relevan

dan rendah Zona Bahaya Tingkat III. Tingkat kerentanan dipengaruhi oleh kerentanan fisik jumlah rumah dan jumlah fasilitas umum, sosial jumlah penduduk, tingkat kepadatan penduduk, dan rasio kelompok rentan, ekonomi luas lahan produktif dan jumlah ternak, dan lingkungan jenis penggunaan lahan, sedangkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana terdiri dari kelembagaan penanggulangan bencana, jenis peringatan diniEarly Warning System, sosialisasi kebencanaan, keberadaan dan jenis pengurangan faktor risiko dasar, dan keberadaan mitigasi bencana. Analisis risiko dilakukan dengan menggunakan analisis skoring pengharkatan dan overlay tumpangsusun. Skoring pengharkatan dilakukan untuk tiap-tiap variabel di atas. Selanjutnya dilakukan overlay tumpang susun tingkat bahaya, kerentanan, dan kapasitas yang disajikan dalam sebuah peta untuk mengetahui tingkat dan sebaran risiko bencana gerakan tanah di Kecamatan Salaman. Selanjutnya dilakukan upaya mitigasi bencana setelah diketahui tingkat dan sebaran risiko bencana gerakan tanah di wilayah tersebut. Berikut ini merupakan skema kerangka berpikir penelitian. Gambar 2. Kerangka Pikir Penelitian Bencana Gerakan Tanah di Wilayah Kecamatan Salaman Pengharkatan Scoring dan Overlay Upaya Mitigasi Bencana Gerakan Tanah di Wilayah Kecamatan Salaman Tingkat dan Sebaran Risiko Bencana Gerakan Tanah di Wilayah Kecamatan Salaman Kapasitas 1. Kelembagaan Penanggulangan Bencana 2. Jenis Peringatan DiniEWS 3. Sosialisasi Kebencanaan 4. Keberadaan dan Jenis Pengurangan Faktor Risiko Dasar 5. Keberadaan Mitigasi Bencana Kerentanan 1. Fisik a. Jumlah rumah b. Jumlah fasilitas umum 2. Sosial a. Jumlah penduduk b. Tingkat kepadatan penduduk c. Rasio kelompok rentan 3. Ekonomi a. Luas lahan produktif b. Jumlah ternak 4. Lingkungan jenis penggunaan lahan Bahaya 1. Curah Hujan 2. Kemiringan Lereng 3. Ketebalan Tanah 4. Geologi Bahaya 1. Zona Bahaya Tingkat I 2. Zona Bahaya Tingkat II 3. Zona Bahaya Tingkat III 34

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain Penelitian merupakan semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Desain penelitian harus dapat menerjemahkan model-model ilmiah ke dalam operasional penelitian secara praktis Juliansyah Noor, 2011: 107. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode survei. Penelitian ini mendekripsikan semua gejala yang berhubungan dengan bahaya gerakan tanah di Kecamatan Salaman yang mendasarkan interpretasi pada data kuantitatif. Survei dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat bahaya, kerentanan, dan kapasitas masyarakat dalam menghadapi ancaman bahaya gerakan tanah sehingga dapat diketahui tingkat risiko bencana. Selanjutnya dilakukan penyusunan teknik mitigasi untuk mengurangi tingkat risiko bencana gerakan tanah.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Salaman yang merupakan salah satu wilayah di Kabupaten Magelang dengan tingkat gerakan tanah menengah hingga tinggi berdasarkan Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah Provinsi Jawa Tengah yang diterbitkan oleh Dinas ESDM bulan Desember 2014. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Februari 2016.