21
dimunculkan yaitu drawing activities atau kegiatan menggambar karena dalam pembelajran IPS yang dilaksanakan tidak ada kegiatan menggambar.
3. Peran Keaktifan dalam Belajar
Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tanpa melakukan perbuatan maka anak tidak berpikir. Dengan berbuat menunjukkan bahwa siswa selalu melakukan
aktivitas-aktivitas dalam kegiatan belajar, karena tanpa adanya aktivitas proses belajar tidak mungkin terjadi Sardiman, 2012:97. Gestalt dalam teori belajar nya
mengatakan bahwa dalam belajar anak itu senantiasa merupakan suatu organisme yang aktif, bukan suatu bejana yang harus diisi, atau suatu otomat yang
digerakkan oleh orang lain. Hal tersebut sejalan dengan yang dikemukakan Gestalt dalam teorinya the method of problem solving bahwa belajar memerlukan
kegiatan atau aktivitas pada pihak yang sedang belajar. Hamalik 2011: 175-176 mengemukakan beberapa nilai penting yang
diperoleh siswa dengan adanya penggunaan asas aktivitas dalam pembelajaran. Nilai-nilai tersebut memberikan dampak positif terhadap siswa. Siswa mengalami
dan menemukan pengalaman mereka sendiri. Dengan siswa berbuat sendiri maka mereka akan mampu mengembangkan aspek-aspek pribadi yang ada di dalam
dirinya secara utuh. Aktivitas belajar dapat memupuk kerjasama yang baik di antara siswa. Aktivitas belajar membuat siswa bekerja sesuai dengan minat dan
kemampuan masing-masing. Kemudian aktivitas belajar juga memupuk rasa disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi lebih demokratis. Kegiatan
pembelajaran yang diselenggrakan secara realistis dan kongkret dapat memupuk pemahaman dan cara berpikir kritis serta dapat menghindarkan sifat verbalistis.
22
Serta adanya aktivitas belajar mampu membuat pengajaran yang diselenggarakan di sekolah menjadi lebih hidup sebagaimana aktivitas yang ada dalam kehidupan
masyarakat. Penggunaan asas keaktifan besar nilainya bagi pengajaran terhadap peserta didik karena.
a. Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung menemukan sendiri b. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi secara integral
c. memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan siswa d. para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri
e. memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar yang demokratis f. mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, dan antara orang tua dengan
guru g. pengajaran diselenggarakan secara realistis dan konkret.
Seorang guru dalam kegiatan pembelajaran memiliki peran yang besar dalam memberikan kesempatan belajar kepada siswa. Peran guru mengorganisasikan
kesempatan belajar bagi masing-masing siswa berarti mengubah peran guru dari bersifat dikdaktis menjadi individualis, yaitu guru menjamin bahwa siswa
mendapat pengetahuan dan keterampilan dari setiap kondisi yang ada. Hal ini pula maka kesempatan yang diberikan oleh guru akan selalu menuntut siswa untuk
aktif mencari, memperoleh, dan mengolah perolehan beajarnya. Untuk menciptakan keaktifan dalam diri siswa meka guru dapat melakukan beberapa hal.
Menurut Dimyati 2002:62 peran guru dalam menumbuhkan keaktifan belajar siswa adalah sebagai berikut.
a. menggunakan multimetode dan multimedia
23
b. memberikan tugas secara individual dan kelompok
c. memberikan kesempatan pada siswa melaksanakan eksperimen dalam
kelompok kecil beranggotaan tidak lebih dari 3 orang d.
memberikan tugas untuk membaca bahan belajar, mencatat hal-hal yang kurang jelas, serta
e. mengadakan tanya jawab dan diskusi.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa keaktifan dalam belajar merupakan salah satu asas yang penting dalam pembelajaran sebab belajar
tidak akan berjalan baik tanpa adanya aktivitas. Maka dalam penelitian ini peneliti menekankan pada aktivitas yang dilakukan siswa dalam pembelajaran IPS di kelas
V. Guru sebagai fasilitator akan memberikan dorongan dan kesempatan kepada siswa agar mampu meningkatkan keaktifannya dalam belajar.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar