Klasifikasi Keaktifan dalam Belajar

17 pelajaran. Thorndike mengemukakan keaktifan belajar siswa dalam belajar dengan hukum “law of exercise”-nya bahwa belajar memerlukan adanya latihan- latihan dan Mc Keachie menyatakan berkenaan dengan prinsip keaktifan mengemukakan bahwa individu merupakan “manusia belajar yang aktif selalu ingin tahu” Dimyati, 2009:45. Segala pengetahuan harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri dengan fasilitas yang diciptakan sendiri , baik secara rohani maupun teknik. Dari pengertian belajar dan keaktifan yang telah dijabarkan diatas dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar merupakan segala kegiatan yang bersifat fisik maupun non fisik siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar. Aktivitas siswa dalam belajar meliputi mendengar, mencatat, menyampaikan pendapat, berfikir, dan sebagainya. Keaktifan dalam belajar sangat dibutuhkan sebab tidak akan terjadi proses belajar tannpa adanya aktivitas.

2. Klasifikasi Keaktifan dalam Belajar

Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah. Dalam setiap proses pembelajaran di kelas, siswa selalu menampakkan keaktifan Dimyati, 2002:45. Keaktifan yang dimaksud sangat beraneka ragam bentuknya baik kegiatan fisik dan kegiatan psikis. Kegiatan fisik meliputi kegiatan yang dapat kita amati seperti membaca, mendengar, menulis, berlatih, dan lain sebagainya. Sedangkan kegiatan psikis yaitu kegiatan yang tidak dapat diamati seperti berpikir, memecahkan masalah, menyimpulkan hasil percobaan, dan lain sebagainya. 18 Berdasarkan pemaparan diatas maka jelas bahwa aktivitas siswa tidak terbatas pada mendengarkan dan mencatat seperti yang lazim terdapat di sekolah – sekolah tradisional. Usman 2011:22 menggolongkan aktivitas belajar siswa kedalam beberapa hal. 1 Aktivitas visual visual activities seperti membaca, menulis, melakukan eksperimen dan demonstrasi. 2 Aktivitas lisan oral activities seperti bercerita, membaca sajak, tanya jawab, diskusi, dan menyanyi. 3 Aktivitas mendengarkan listening activities seperti mendengarkan penjelasn guru, ceramah, pengarahan. 4 Aktivitas gerak motor activities seperti senam, atletik, menari, melukis. 5 Aktivitas menulis writing activities seperti mengarang, membuat makalah, dan membuat surat. Paul B. Diedrich menggolongkan jenis - jenis aktivitas siswa dalam belajar adalah sebagai berikut Sardiman, 2006: 101 : 1 Visual activities, yang termasuk didalamnya misalnya membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. 2 Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi., interupsi. 3 Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi , musik, pidato. 4 Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. 5 Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram. 6 Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak. 7 Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan. 8 Emotional activities, seperti: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup. Sedangkan Getrude M. Whipple dalam Hamalik, 2011:173 mengklasifikasikan aktivitas murid dalam kegiatan belajar menjadi tujuh kegiatan. Ketujuh kegiatan tersebut meliputi bekerja dengan alat-alat visual, ekskursi dan 19 trip, mempelajari masalah-masalah, mengapresiasi literatur, ilustrasi dan konstruksi, bekerja menyajikan informasi, dan cek dan tes. Bekerja dengan alat-alat visual dapat berupa mengumpulkan dan mempelajari suatu gambar atau ilustrasi, mengurangi pameran, mencatat pertanyaan- pertanyaan yang menarik minat sambil mengamati bahan-bahan visual, memilih alat-alat visual ketika sedang memberikan laporan bentuk lisan, menyusun pameran, dan menulis tabel. Ekskursi dan trip dapat berupa mengunjungi tempat- tempat bersejarah, menundang lembagatokoh yang dapat memberikan keterangan-keterangan dan bahan-bahan, serta menyaksikan demonstrasi proses produksi suatu barang. Mempelajari masalah-masalah dapat berupa mencari informasi dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan penting, mempelajari ensiklopedi dan referensi, membawa buku-buku dari rumah dan perpustakaan umum untuk melengkapi koleksi sekolah, menafsirkan peta untuk menentukan lokasi, serta membuat ranguman dan menulis laporan untuk tujuan tertentu. Mengapresiasi literature dapat berupa membaca cerita-cerita, mendengarkan bacaan untuk hiburan atau mecari informasi. Ilustrasi dan konstruksi dapat berupa membuat chart atau diagram, membuat blue print, menggambar dan membuat peta, membuat poster, membuat ilustrasi, menyusun rencana permainan, serta membuat artikel untuk pameran. Bekerja menyajikan informasi dapat berupa menyarankan cara-cara penyajian informasi menarik, menyensor bahan-bahan yang ada dalam buku, merencanakan dan melaksanakan suatu program assembly, serta menulis dan menyajikan 20 dramatisasi. Cek dan tes dapat berupa mengerjakan informal dan standardized test, menyiapkan tes-tes untuk murid lain, dan menyusun grafik perkembangan. Dari uraian klasifikasi aktivitas seperti yang diuraikan di atas maka menunjukkn bahwa aktivitas di sekolah cukup kompleks dan bervariasi. Jika berbagai macam kegiatan tersebut dapat diciptakan di sekolah maka pembelajaran di sekolah-sekolah akan lebih dinamis, tidak membosankan dan menjadi pusat aktivitas siswa. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis keaktifan menurut Paul B. Diedrich meliputi visual activities, oral activities, listening activities, writing activities, drawing activities, motor activities, mental activities, dan emotional activities. Sedangkan menurut Getrude M. Whipple mengklasifikasikan aktivitas murid dalam kegiatan belajar menjadi tujuh kegiatan yaitu bekerja dengan alat-alat visual, ekskursi dan trip, mempelajari masalah- masalah, mengapresiasi literature, ilustrasi dan konstruksi, bekerja menyajikan informasi, dan cek dan tes. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan indikator keaktifan dari Paul B. Diedrich yang terdiri dari tujuh aktivitas dalam belajar. Peneliti mengamati keaktifan siswa dari segi kegiatan visual, kegiatan berbicara, kegiatan mendengarkan, kegiatan menulis, kegiatan menggambar, kegiatan gerak, kegiatan mental, dan kegiatan emosional. Alasan pemilihan indikator ini karena dalam pelaksanaan pembelajaran IPS ketujuh aspek tersebut dapat diamati dan dapat dimunculkan dalam pembelajaran. Hanya satu indikator yang tidak dapat 21 dimunculkan yaitu drawing activities atau kegiatan menggambar karena dalam pembelajran IPS yang dilaksanakan tidak ada kegiatan menggambar.

3. Peran Keaktifan dalam Belajar

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Cooperative Learning Tipe Teams Games Tournament (TGT) Pada Siswa Kelas III SDN Kandri 02 Semarang

0 9 225

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Melalui Strategi Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Siswa Kelas IV SD Negeri Blangu 2 Gesi Srage

0 1 15

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Melalui Strategi Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Siswa Kelas IV SD Negeri Blangu 2 Gesi Srage

0 1 12

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL COOPERATIVE Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Cooperative Learning Tipe Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Kuncen Klaten Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 1 15

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV SDN 2 SUKAMAJU KECAMATAN ULU BELU KABUPATEN

0 1 201

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF PADA MATA PELAJARAN PKN MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) SISWA KELAS IV B DI SD N SENDANGSARI TAHUN AJARAN 2015/2016.

4 80 189

PenInGkATAn keAkTIFAn dAn PReSTASI BelAJAR MATeMATIkA MelAlUI MOdel COOPERATIVE LEARNING TIPe TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) PAdA SISWA kelAS V Sd n 1 BAlInGASAl kABUPATen keBUMen

0 1 6

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT KELAS IV SD NEGERI 2 PEKUNCEN

0 0 15